Double update nih ^^
Happy reading ❤️
.
.
.
.
.Saat makan malam, El tampak bahagia seolah dia tidak pernah makan makanan enak. Jade dan Olivia makan satu meja dengan Nick, Chloe dan El. Tatapan mata mereka tertuju pada El yang cara makannya seperti anak kecil berusia tujuh tahun.
"Berapa lama kamu tinggal di hutan sampai selahap itu makan?" Jade bertanya tanpa sopan santun.
El menatap Jade dan menghentikan aktivitas makannya untuk sesaat. Dia tersenyum pada Jade dan tidak mempedulikan pertanyaan Jade dan tatapan semua orang yang sedang makan dengannya.
"El, habiskan makananmu. Tidak usah meladeni pertanyaan konyol Jade. Bodyguard kakakmu itu memang agak sinting." Nick berkata seperti kakak yang selalu mendukung El.
"Terima kasih, kakak iparku." El kembali melahap makanan dengan cepat.
Miris. Apa yang terjadi dengannya? Apakah minimarketnya bangkrut? Chloe perlu mencari tahu yang sebenarnya terjadi dengan bisnis adiknya itu.
Nick bersikap seolah tadi pagi dia tidak mengkhawatirkan Chloe. Suaminya tampak cuek dan fokusnya saat ini hanya pada El. Bahkan Nick tidak membahas soal tadi pagi dengan Chloe.
"Nick, kamu dapat salam dari Steven." Chloe memulai perbincangan.
Dahi Nick mengernyit heran. "Steven?"
"Tadi pagi aku tidak sengaja mampir ke kafe miliknya."
Nick jadi teringat perkataan Steven yang memuji istrinya saat mereka berada di bar dengan Noah.
Mood Nick mulai buruk. "Kok bisa kamu mampir di kafe milik Steven?" Nick menatap curiga istrinya seakan Chloe patut dicurigainya.
"Aku... butuh kopi dan kebetulan aku melewati kafe milik Steven. Aku tidak tahu kalau itu kafe milik temanmu."
"Kamu yakin hanya itu?" Pertanyaan Nick penuh kecurigaan.
Chloe menatapnya tersinggung. "Maksudmu apa? Kamu mencurigai aku berkencan dengan Steven?" Nada suara Chloe mulai meninggi.
Selera makan El mendadak menurun.
Nick menatap orang-orang di meja. Dia tersenyum kecil pada Chloe. "Tentu saja tidak, Sayang, maksudku—" Jeda sejenak. "Kamu dan Steven pasti membicarakan banyak hal yang lucu. Ya, seperti itu."
"Aku tidak patut dicurigai seperti itu." Chloe meninggalkan meja dengan wajah kesal.
Untung di rumahnya ada banyak orang apalagi ada El sehingga Nick masih bisa mengontrol emosinya. Kalau saja Chloe tidak mengancamnya dan tidak ada siapa-siapa di rumahnya kecuali Olivia, Nick pasti sudah menarik tangan Chloe, menatapnya tajam dan menjatuhkan wanita dingin itu di atas ranjangnya dengan cara yang berbeda saat dia menjatuhkan wanita lainnya.
"Sepertinya harimau betina mulai mengamuk." Ujar El mengingat betapa galaknya Chloe. Meskipun seperti kakak yang tak berperikeadikan, Chloe tetap saja tidak akan rela kalau ada yang menyakiti adiknya.
***
Pukul sembilan malam adalah jam favorit Chloe untuk menghabiskan waktu di atas rooftop sembari membaca buku dan ditemani teh hangat atau kopi hangat. Chloe sedang membaca buku tentang sepasang kekasih yang memiliki bahasa cinta yang berbeda sehingga menciptakan konflik di antara keduanya.
Nick yang menunggu waktu untuk bisa berduaan dengan Chloe muncul di atas rooftop.
"Kenapa kamu bersikap dingin padaku di saat ada adikmu di sini?" Nick duduk di sebelah Chloe. Dia menatap Chloe dengan agak kesal tapi Chloe lebih kesal lagi karena dicurigai seolah dia wanita murahan yang bisa berkencan dengan siapa pun termasuk sahabat suaminya.
"Kamu yang memulainya, Nick."
"Memulai bagaimana?"
"Apa kamu tidak sadar pertanyaanmu itu menyudutkanku. Aku dan Steven bertemu sebentar dan kami mengobrol sebatas basa-basi saja. Aku tidak patut dicurigai yang tidak-tidak. Memangnya, aku ini kamu?"
Nick tidak membalas perkataan Chloe. Dia hanya menatap istrinya. Semua yang dilakukannya serba salah. Mengkhawatirkan Chloe salah, menanyainya tentang Steven salah sepertinya apa pun yang Nick lakukan selalu salah di mata Chloe.
"Kamu tidak berhak cemburu, Nick." Chloe berkata dengan nada suara anggun sekaligus dingin.
Kedua daun bibir Nick terbuka. Dia menyangkal kata 'cemburu' yang keluar dari kedua daun bibir Chloe. "Apa kamu bilang? Aku cemburu? Apa tidak salah?"
Mata Chloe menyipit. "Terserah. Kamu cemburu atau tidak. Aku hanya ingin bilang kalau kamu tidak berhak cemburu padaku."
Nick memainkan lidahnya di dalam mulut seolah menahan kekesalannya pada Chloe.
"Ingat ya, Chloe, aku yang menyelamatkan keluargamu. Aku bukan hanya menyelamatkan kehidupanmu tapi juga hidup ayah dan adikmu." Nick berkata dengan memberi penekanan pada setiap patah kata.
"Aku tidak minta kamu menyelamatkan kehidupanku. Aku baik-baik saja meskipun hidupku mungkin akan berbeda nanti. Lagian, kamu datang menyelamatkanku karena kakekmu menyuruhmu kan. Apa kamu pikir aku tidak tahu apa-apa, Nick?"
"Chloe! Bisakah kita hidup tanpa saling membenci? Aku lelah berdebat denganmu dan yang kita bahas hanya masa lalu dan kebencian."
Apakah Nick tidak menyadari kalau Chloe juga sebenarnya sudah teramat lelah?
"Bisakah kita mulai dari awal lagi sebagai pria dan wanita yang dewasa?" Pinta Nick.
"Aku yang mengatur skenario dan bagaimana dirimu harus bersikap. Aku punya kunci rahasiamu, Nick." Sebelah sudut bibir Chloe tertarik ke atas.
"Chloe..."
"Setelah kamu meniduri Garnetta, kamu meminta agar aku dan kamu bisa memulai dari awal lagi?" Chloe berkata dengan nada suara dingin.
"Kamu cemburu?" Nick bertanya dengan tatapan nakalnya. Dia menyeringai.
"Aku tidak cemburu padamu dan Garnetta. Terserah saja kalian mau melakukan apa, aku memang mengizinkannya bukan. Hanya saja, aku memegang kendali kehidupanmu, Nick. Aku bisa membuat namamu dicoreng kakekmu dari daftar pertama pewaris bisnisnya." Alis Chloe melengkung ke atas.
***
Chloe vs Nick siapa yang menang?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect CEO (21+)
Romance*** Di saat semua wanita memuja Nicholas Dean Willis hanya Chloe yang berani menyebutnya 'sampah'dan itu membuat Nick tertantang untuk membuat Chloe bertekuk lutut padanya. mampukah Nick membuat Chloe bertekuk lutut ataukah yang terjadi malah sebal...