pusing mau pake adat apa?

252 50 12
                                    

hey bestie!

***


Kerusuhan di villa Cheva tampak tidak mudah untuk segera berakhir. Ricuh yang terjadi di setiap sudut membuat Cheva harus menghela napas dalam-dalam, sesekali mengucapkan istigfar.

Masalahnya bukan hanya kalangan remaja saja yang berbuat onar disini, melainkan seluruh lapisan warga rusun alchana. Mau yang sudah bekerja, mahasiswa, dan pelajar sama saja, tidak ada yang waras, kecuali mbak Alisya. Hehe namanya juga sedang berusaha.

Para asisten rumah tangga Cheva atau yang biasa dia panggil dengan maid itu terperangah begitu melihat kelakuan pemuda-pemudi yang ada disana. Pasalnya saat datang tadi mereka sempat terpesona oleh ketampanan sekumpulan laki-laki itu, tapi ternyata apa yang dilakukan sungguh mencengangkan.

Marvin hendak menyusul Yardan, Juna, Juan, Juno, Haikal, Haidar, Yoshua, Satya, Xavier, Jevan, Javier, Hugo, dan Jasson yang sedang berenang tanpa menggunakan atasan itu. — Namun, sebelum itu ia pergi menghampiri Cheva yang sibuk memperbaiki letak vas bunga milik leluhur keluarganya yang terancam punah itu.

Cheva yang menyadari gelagat aneh dari Marvin menghentikan kegiatannya sejenak. "Ada apa Vin? Butuh sesuatu?"

Marvin menggelengkan kepala. Ia menatap Cheva dengan sendu. "Maaf ya kita semua nyusahin lo, Chev. Kita udah pakai villa lo tapi kelakuan kita pada kaya orang udik. Maaf ya." mata Marvin sedikit berair, —ia tidak kuasa melihat temannya ini harus turun tangan ikut merapikan villanya sendiri.

Cheva terkekeh menatap tampang menyedihkan Marvin, satu tangannya dilayangkan untuk menepuk bahu Marvin."Hei, it's okay. Gue yang ajak kalian kesini, jadi jangan ngerasa bersalah. Ini semua emang tanggung jawab gue, selama kalian have fun, gue pasti ikut bahagia liatnya. Jadi jangan sedih gitu dong, katanya mau refreshing."

Marvin malah menangis mendengar tuturan Cheva barusan. Ia terharu bisa memiliki teman sebaik ini. Definisi orang kaya dermawan sesungguhnya."Loh Marvin gaboleh nangis dong, seharusnya Marvin berterima kasih sama Cheva dia udah baik banget sama kita. Marvin juga harus buktiin kalo Marvin itu teman yang baik untuk Cheva."

Alisya yang tidak jauh dari sana, ternyata menguping pembicaraan dua remaja ini. Menurutnya, memiliki teman yang pengertian dan dermawan itu adalah harta yang berharga, tidak dapat dibeli oleh apa pun.

Marvin mengangguk menurut. "Marvin terharu mbak Alis, Cheva baik banget."

Marvin kemudian menjatuhkan tubuhnya untuk memeluk Cheva. Bukannya merasakan kehangatan sahabat, Cheva justru merasa geli dengan situasi saat ini.

"Udah ih Vin, geli gue. Lo pergi renang sana gih, gausah bikin drama indosari disini lah." Cheva mendorong dengan pelan tubuh Marvin.

Mendengar perkataan Cheva tadi mengingatkan Marvin akan tujuan utamanya. Berenang.

Dengan gesit Marvin melepaskan kaos di tubuhnya yang berwarna navy itu, menampilkan tubuhnya yang terlihat sedikit kekurusan untuk ukuran tingginya. "Oh iya gue mau renang, makasih ya Chev buat semuanya. I love you." Marvin berlari tanpa rem, hingga sampai pada pinggiran kolam dan langsung melompat ke dalam tanpa aba-aba.

"Najis banget." Cheva sedikit mual menatap temannya yang berlebihan itu.

Alisya ikut terkekeh melihat tingkah dua pria itu. — "Cheva..." panggil Alisya dengan lembut. Ia menoleh untuk melihat ke arah Cheva.

Menyadari sedang dipanggil oleh bidadari Cheva segera mengalihkan atensinya pada Alisya. "Eh iya mbak." rasanya jantung Cheva sedang berdisko saat ini.

RUSUN ALCHANA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang