Part 6 (Kenzya Jadi Babu Gilang)

2 1 0
                                    

Mereka berdua dibawa ke tengah lapang,  seperti hari sebelumnya hukuman selalu menanti mereka.

"Bapak heran sama kalian,  ko bandel mulu kerjaannya,  mau jadi apa kalian?  Di belakang tindih-tindihan begitu,  mau Bapak nikahkan? " ucap Pak Selamet sembari membawa tongkat kayu dan peluit yang berada di lehernya.

"Gak mau! " ucap serempak mereka berdua.

Pak Selamet memijit pelipisnya pusing dengan tingkah laku Kenzya dan Gilang " Bisa gak sehari kalian masuk sesuai jadwal? "

Mereka berdua menggelengkan kepalanya.
"Hah!  Bapak pusing sama kalian pengen nya istigfar mulu,  dah, sana berdiri hormat sampe bel istirahat. Bapak liatin kalian dari sana! " ucapnya berlalu dari mereka berdua.

"Ini semua gara-gara Lo,  coba kalo Lo cepet turunnya kita gak akan sampe dihukum lagi. " Kenzya menyalahkan Gilang dalam hukuman ini.

"Enak aja, ini salah Lo,  coba Lo gak ikut naik tangga,  gak mungkin bakal jatuh kaya gini. " Gilang tidak mau salah didepan Kenzya,  karena memang dia tidak salah.

Mereka saling menyalahkan,  sampai Kenzya sudah muak dan menendang tulang kering kaki Gilang,  sang empu meringis kesakitan dan Kenzya menjulurkan lidahnya meledek Gilang.

Gilang tidak tinggal diam dia sudah gemas dengan tingkah laku kenzya, dia mencoba mencekik leher Kenzya sampai Kenzya meronta meminta dilepaskan.

"Gilak emang Lo!  Kalo gue mati gimana? " tanya Kenzya dengan penuh amarah.

"Gedeg gue sama Lo,  bodo amat Lo mati, gue yang paling depan bawa bunga bangkai buat ke pemakaman Lo." ucap Gilang masih dengan emosi.

"Sialan! " hardik Kenzya pada Gilang.
Di seberang sana,  Pak Selamet memperhatikan interaksi mereka berdua dengan selalu menghembuskan nafas lelahnya.

Prittttt....

Kenzya dan Gilang langsung diam dan berada di posisi masing-masing  seperti sebelumnya.

Kenan menghampiri Gilang dan Kenzya di lapangan,  dia pun sama geleng-geleng  kepala melihat tingkah mereka berdua yang selalu membuat rusuh sekolah.

"Dihukum lagi? " tanya Kenan pada Kenzya dan Gilang.

"Emm,  hehe iya My Ketos,  telat bangun. " sela Kenzya dengan menutup setengah wajahnya dengan tangan karena malu.

"Lah,  sosoan malu,  biasanya juga gak punya malu. " sindir Gilang, dan Kenzya menginjak kaki Gilang dengan keras.

Kenan menghela nafasnya sabar melihat mereka selalu bertengkar.

"Nanti istirahat kalian berdua temui gue di ruang Osis. " ucap Kenan sembari berlalu menjauh dari mereka.

"Siap My Ketos. " Jawab Kenzya dengan manja dengan menggerakan hormat pada Kenan.

Gilang mengolok-olok Kenzya tanpa Kenzya ketahui,  jika Kenzya tahu pasti mereka akan bertengkar kembali.

**
Istirahat sudah berbunyi,  Kenzya berlari ke arah ruangan Kenan,  dan Gilang hanya jalan santai.

"Assalamualaikum,  My Ketos. " salam Kenzya pada Kenan yang sedang mengerjakan laporannya.

"Wa'alaikumsalam,  sini duduk Kenzya." suruh Kenan pada Kenzya,  Kenzya dengan senang hati menghampiri Kenan.
Disusul oleh Gilang yang berada di samping Kenzya.

"Oke,  ini surat peringatan untuk kalian karena kalian selalu telat masuk,  jika besok kalian telat lagi, kalian akan mendapatkan hukuman membersihkan toilet cewek dan cowok selama satu minggu penuh. " ucap Kenan dengan tegasnya.

Hati Yang Dijaga TuhannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang