Part 15 (Air Panas)

12 1 0
                                    

Pagi yang sejuk dengan begitu banyak embun membasahi semua tenda mereka,   berbekal baju hangat untuk mereka karena cuaca Bogor begitu dingin,  dilanjut dengan beraktifitas seperti sebelumnya.

Insiden Kenzya yang berada di tengah hutan tidak membuatnya jera,  dia masih terus semangat untuk mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh kampusnya.

"Hoamm,  dingin sekali every body," Kenzya bermonolog sembari duduk di dalam tenda.

Kenzya membangunkan Kirana yang masih tertidur pulas, dilihatnya masih pukul enam pagi, tidak biasanya Kirana menjadi susah untuk dibangunkan.

Kenzya berinisiatif untuk pergi keluar tenda mencari udara segar, saat keluar tenda pun, rata-rata mahasiswa masih berada di dalam, mungkin karena memang cuaca yang dingin membuat mereka betah untuk menarik selimut kembali.

"Laper nih,  cari makan kemana yah?  Mana enggak ada warung, aha! " Kenzya berucap sembari memikirkan sesuatu,  sepertinya dia memiliki makanan untuk dimakan.

Sesudah mengambil sesuatu yang menurutnya bisa membuat perut kenyang,  dia mencari dapur untuk mencari air panas.

Sampai di depan dapur dia celingukkan mencari air panas.

"Kok,  enggak ada, " ucap Kenzya.

"Cari apa? " tanya Geovano yang tiba-tiba  sudah berada di belakang Kenzya.

Kenzya terkaget dengan suara tersebut "Eh ayam! Huh,  cari ayam,  eh ayam,  maksudnya cari air panas,  enggak nemu, " sela Kenzya.

Geovano mengangguk mengerti tanpa berucap apapun,  dia langsung kembali ke luar setelah mengambil sebuah gelas besar.

Kenzya menatap kepergian Geovano dengan tidak percayanya " Cuma nanya gitu doang? Enggak bantuin? Terus langsung pergi,  hebat sekali Presma menyebalkan itu, " Kenzya bermonolog sambil menendang angin.

Kenzya akhirnya menyerah, dia keluar dari tenda dapur menuju tenda miliknya bersama Kirana.

"Permisi, " panggil seorang wanita sepertinya kaka panitia ospek.

"Eh,  iya Kak kenapa? " tanya Kenzya dengan ramah.

"Nih,  dari Geovano," ucap Kaka tersebut sembari memberikan gelas berisikan air panas sepertinya baru matang.

Kenzya bingung dengan ucapan Kaka tersebut namun dia terima dan tidak lupa mengucapkan terima kasih.

"Hah, Geovano? Siapa? Bodo amatlah, enggak kenal gue, yang penting air panasnya dapet," ucap Kenzya dengan tersenyum.

Tidak jauh dari tendanya ada seseorang yang melihatnya sedang tersenyum karena mendapatkan segelas air panas.

"Baby,  kamu udah bangun?  Tumben banget, " Gilang meledek kekasihnya itu yang sedang menuangkan air panas ke dalam pop mie.

"Sutt,  berisik,  di sini dingin jadi tidurnya enggak nyenyak, " jawab Kenzya sembari mengaduk pop mie miliknya itu.

Gilang mengangguk mengerti "Nanti kita ke bukit sana yuk! " ajak Gilang pada Kenzya.

Kenzya melihat arah tunjuk Gilang,  dan dia mengangguk senang dengan ajakan Gilang.

Meskipun mereka berbeda jurusan,  namun tidak membuat mereka renggang untuk saling bertemu.

**
Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam, di tengah-tengah mereka berkumpul sudah disiapkan api unggun, dan mereka membuat dua saf lingkaran yang besar.

"Wah keren ya,  Ran, " ucap Kenzya takjub dengan perkumpulan mahasiswa jika sudah disatukan bersama.

Kirana mengangguk kepalanya mengiyakan ucapan Kenzya barusan.

Hati Yang Dijaga TuhannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang