Kirana berteriak terus memanggil Kenzya yang sedang berjalan menghampiri Geovano di depan ruang BEM. Namun, Kenzya acuh dengan teriakan tersebut.
"Mau gue bantu? " ucap Kenzya tiba-tiba membuat Geovano terkejut dibuatnya.
"Astagfirulloh, " jawab Geovano sembari mengelus dadanya.
Kenzya hanya terkekeh, "Maaf deh, kaget yah. "
Geovano cuek dengan ucapan Kenzya, dia berusaha untuk membantu membawakan buku yang ada di tangan Geovano.
"Enggak usah, gue bisa, " jawab Geovano.
Kenzya acuh dengan jawaban Geovano, dia langsung mengambil buku di tangannya secepat kilat dan berjalan mendahului Geovano yang terdiam.
Kirana menatap Kenzya dari kejauhan, terheran karena tindakannya, Kirana mengerutkan kening, dan berkata dengan kebingungannya sejak kapan? Kenzya dekat dengan Geovano yang terbilang cuek dan dingin terhadap siapapun.
"Emang Lo tahu gue mau kemana? " ucap Geovano.
Kenzya berhenti dengan tiba-tiba membuat Geovano tidak sengaja mendorong Kenzya ke depan membuatnya terjatuh.
"Awww.... " ringisan terdengar dari mulut Kenzya.
Geovano menatap Kenzya yang terjatuh, sembari menghela nafasnya. "Bangun." sembari memberikan tangannya pada Kenzya dan diterima baik olehnya.
" Lo mau kemana sih, sebenarnya? " ucap Kenzya.
"Ruang Dosen," jawab Geovano dengan cuek.
Kenzya mengangguk mengerti, dan berjalan mendahului Geovano yang masih terdiam dan menggelengkan kepalanya terheran dengan tingkah Kenzya.
Tidak lama sampailah mereka di ruangan Dosen, dan mereka meletakkan buku tersebut di meja dengan nama Pak Prabu.
"Beres. " Kenzya keluar dari ruangan tersebut di susul Geovano.
Tanpa mengucapkan kata terima kasih terlebih dahulu Geovano meninggalkan Kenzya di luar depan ruang Dosen.
"Sialan! Dia enggak bilang makasih sama gue? " monolog Kenzya sembari menghardik dan berlari menyusul Geovano.
"Lo enggak bilang makasih sama gue? " ucap Kenzya.
Geovano melirik Kenzya dari samping. "Gue enggak minta buat dibantu," jawab Geovano acuh.
"Seenggaknya hargain kek, gue kan, baik mau bantuin Lo. " Kenzya menyeimbangi langkahnya dengan langkah Geovano yang terbilang cepat.
"Mau berapa? Nanti gue transfer, " ucap Geovano.
Kenzya memanyunkan bibirnya mendengar ucapan Geovano terbilang menyebalkan "Harga diri gue enggak bisa dibeli. "
"Enggak usah manyun, mau gue cium? " ujar Geovano berhenti tepat di depan Kenzya, Kenzya refleks dan mundur dengan tiba-tiba.
Dari arah belakang Gilang memanggil Kenzya dengan keras, membuat Kenzya gelapakan dibuatnya. Gilang menghampiri mereka berdua, dan Geovano merubah posisi menjadi tegak kembali.
"Eh, Ayang. " Kenzya menghampiri Gilang.
"Kamu lagi ngapain di sini? Sama dia? " tanya Gilang dan menunjuk Geovano dengan dagunya.
Geovano yang tidak mau ikut campur berlalu menjauh dari hadapan mereka berdua.
Kenzya menatap kepergian Geovano dan menggandeng lengan Gilang untuk pergi menuju kelas Kenzya.
"Cuma bantuin dia bawa buku ke ruang Dosen. "Kenzya menjelaskan sedetail mungkin pada Gilang.
Gilang mengangguk mengerti, dan dia sangat percaya pada ucapan Kenzya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati Yang Dijaga Tuhannya
Teen FictionKisah Cinta anak remaja, yang tidak sengaja bertemu dengan merebutkan sebuah botol minum, dan kesan pertama yang mereka dapat adalah kesialan. Mereka akhirnya menjalin kasih selama beberapa tahun, hingga mereka selalu mendapatkan ujian menjelang p...