Part 11 (Awal Ospek)

3 1 0
                                    

Dua hari sudah berlalu,  mereka sudah menyiapkan peralatan ospeknya. 
Mereka harus berkumpul sebelum jam enam,  dan itu membuat Kenzya ketar-ketir karena memang dia sangat susah sekali untuk bangun lebih awal.

"Zya buruan bangun,  gue udah mandi,  bentar lagi kita berangkat. " Kirana terus membangunkan Kenzya yang masih terlelap dalam tidurnya.

Kirana sudah siap dengan pakaian yang serba putih, hitam dengan membawa topi petani,  memang sedikit jadul ospek yang akan mereka lakukan.

"Kalo Lo gak bangun!  Gue tinggal,  oke gue tunggu lima menit lagi,  gak bangun kelar hidup Lo. " ucap tegas Kirana pada Kenzya yang masih duduk namun matanya tetap terpejam .

Lima menit berlalu,  Kirana memang benar-benar  meninggalkan Kenzya,  dan menuliskan sepucuk surat untuk Kenzya.
Kirana sudah biasa seperti ini selama kenal dengan Kenzya.

Kring,  Kring,  Kring alarm masih terus berbunyi waktu menunjukan pukul enam lewat,  Kenzya bangun dari duduknya membuka mata lebar-lebar mematikan alarmnya dan betapa terkejutnya dia.

"Sialan!  Pasti gue kena hukum,  dan pasti ini si Ran gak nungguin gue,  oke fix malesin sumpah, aaaaa." Kenzya merengek di atas tempat tidur membayangkan dia akan dihukum.

Lima belas menit sudah berlalu Kenzya keluar dar kamarnya setelah membaca surat dari Kirana yang bertuliskan "Selamat awal ospek dihukum anak manis."

"Kan, emang laknat itu bocah, asli mau marah gak bisa, tapi gue gedeg sama dia, tapi gue Sayang juga sama dia, anjir dilema gue harus gimana sama tingkah si Kirana." Sepanjang jalan tiada hentinya Kenzya menggerutu kesal dengan pagi ini.

Sampailah dia di depan gerbang kampus BimaSakti, sudah ada Kaka panitia yang menjaga di luar.

"Telat kamu!" ucap tegas kaka senior yang belum tahu namanya itu.

"Perasaan gue baru mau mangap udah di tanya duluan,  asem banget emang. " gumamnya dalam hati.

"Jawab dong! Punya mulut gak? " tanyanya lagi.

"Maaf Kak, iya saya telat." ucap Kenzya menunduk.

Senior tersebut menatap Kenzya dari atas sampai bawah, dan memutari Kenzya melihat barang bawaan Kenzya yang kumplit atau tidak.

"Masuk," titahnya, saat Kenzya akan berjalan dia ditahan oleh senior tadi.

"Jalan bebek dan bernyanyi potong bebek angsa dengan keras, sampai depan perkumpulan maba di sana," ujarnya kembali kepada Kenzya yang sudah melongo dibuatnya.

Tidak ada pilihan lain, Kenzya harus menuruti perintah senior tersebut.

Kenzya bernyanyi dengan keras, sampai semua mahasiswa baru menengok dan menatap ke arah Kenzya.
Sampailah Kenzya masih dengan posisi jongkok, di depan semua mahasiswa baru dan Presiden mahasiswa yang sedang membuka sambutan.

"Kenapa?" ucap Presiden Mahasiswa bertanya kepada panitia yang menghukum Kenzya.

"Biasa telat." jawabnya.

Presiden mahasiswa tersebut menyuruh Kenzya untuk bangun dari jongkoknya, dan diapun menuruti ucapannya.

"Kenalin nama kamu yang keras, dan sebutin kesalahan kamu." titah Presma tersebut.

Kenzya mengangguk mengerti " Nama saya Kenzya Naura, kesalahan saya telat." ucapnya dengan lantang.

Dibarisan paling tengah sudah ada Gilang bersama sahabatnya menatap Kenzya dengan raut wajah kasihan.

"Ayang gue, kenapa bisa telat. Padahal udah dari subuh gue bangunin tuh, Ayang," ucap Gilang dengan raut wajah dibuat sedih.

"Ayang Lo pasti ngebo, Kirana aja udah dari pagi ada disini," tunjuk Reza pada Kirana yang ada di posisi jauh dari mereka.

"Sekarang nama Lo,  Tukiyem di area kampus,  bukan Kenzya, " ujar Presma tersebut dengan wajah datarnya.

Kenzya terkejut dan tak sengaja berucap " Hah!  Gak salah?  Nama gue diganti jadi Tukiyem? " jawabnya dengan lantang semua mahasiswa tertawa kecuali Gilang dan sahabatnya dan Kirana,  mereka menepuk jidatnya serempak.

Presma mengedikkan bahunya acuh,  dan inilah perintah dari atasan kepada bawahannya tidak ada bantahan atau tolakan sama sekali.

"Kalo gak mau gak masalah,  tolong antar Kenzya ke gerbang utama. " titahnya kepada panitia ospek.

"Lah,  kenapa jadi disuruh ke gerbang utama?" tanya Kenzya dengan bingung.

"Ya pulang, mau apa lagi disini? Kamu tidak mau menuruti ucapan saya, tidak menghormati saya disini sebagai Presma, dan saya tidak mau ada bantahan, jadi silahkan pulang." ucapnya tegas menunjuk gerbang utama kampus tersebut.

Kenzya mengerti sekarang, dan dia meminta maaf kepada Presma tersebut, dia akan menuruti ucapannya. Menjadi Tukiyem bukan Kenzya.

Akhirnya kata maaf dia terima,  namun Kenzya tidak diperbolehkan untuk ke tempatnya yang berada di lapangan bersama mahasiwa lain,  Kenzya berdiri di depan bersama Presma yang sedang memberikan arahan kepada seluruh mahasiswa baru.

"Sialan pegel banget,  mana ngomongnya lama lagi,  kasih arahan atau pidato sih, " gerutunya dalam hati sembari mengelap keringetnya yang berjatuhan.

"Lang,  Ayang Lo kasihan noh,  pegel kayanya dia. " ucap Bagaskara dan dibenarkan oleh Reza.

Tanpa basa basi,  Gilang berdiri membuat semua atensinya beralih ke arah Gilang.

"Itu bocah ngapain berdiri woy, " ucap Kenzya dalam hati sembari menatap Gilang.

"Kenapa kamu berdiri? " tanya Presma pada Gilang yang tiba-tiba berdiri.

Gilang diam terlebih dahulu sebelum dia berucap " Saya mau gantiin pacar saya di depan. " ucap tegas Gilang.

Presma menatap Gilang tanpa memberikan senyuman,  hanya wajah datar yang dia berikan.

Presma menggerakkan tangannya mempersilahkan Gilang untuk maju "Silahkan, jika kamu mau menggantikan dia di depan,"

Kenzya menepuk jidatnya, dan sorakan terdengar dari semua mahasiswa baru, dan para senior.

"Ayang, kamu duduk biar aku yang gantiin." ucap Gilang yang masih bisa di dengar oleh semua.

"Cieee..." ucap serempak semuanya.

"Lang, apa-apaan sih, malu tahu gak!" jawabnya berbisik di telinga Gilang.

Gilang hanya mendorong tubuh Kenzya untuk duduk, dan akhirnya Kenzya mengalah menghampiri Kirana yang sudah melambaikan tangannya.

"Oke sekarang kamu berdiri disini,  dan kalian semua kita akan melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda. " ucap Presma tegas pada semua maba yang ada.

"Zya,  makanya jangan kebo jadi kena hukum kan, " ucap Kirana menggeplak bahu Kenzya.

"Alah berisik Lo,  ini juga semua salah Lo,  coba Lo banguninnya pakai ekstra apa gitu supaya bangun,  bukannya ninggalin. " jawabnya tidak mau kalah.

Kirana hanya memutar bola matanya malas berbicara dengan Kenzya tidak akan ada habisnya.

**
Semua mahasiswa baru,  istirahat terlebih dahulu sebelum mereka meminta tanda tangan ke semua senior atau panitia ospek.

"Gilak!  Capek gue." Gilang mengeluh karena menggantikan Kenzya di depan.

"Ayang,  maaf jadi kamu yang di hukum. " ucap Kenzya sembari mengelap keringat di pelipisnya.

Gilang memegang lengan Kenzya dan mengelusnya " gak masalah,  malah aku yang berdosa liat pacar aku di depan,  sedangkan aku duduk liatin."

Reza,  Bagaskara dan Kirana memeragakan perut mual mendengar percakapan dua sejoli ini.

"Gue boleh gabung? " ucap seseorang yang datang membawa nampan berisikan makanannya.

Gilang dan kawanannya saling menatap satu persatu,  namun tidak ada jawaban dari mereka.

"Bangku kantin yang lain udah penuh,  gue cuma mau ikut makan doang, hanis itu gue pergi kok, " ucapnya lagi supaya dia bisa diijinkan makan bersama Gilang.

"Duduk aja," Gilang memperbolehkan gadis tersebut untuk duduk,  karena memang kantin sangat penuh.

Kenzya menatap tidak suka ke arah gadis yang selalu tersenyum pada Gilang,  gadis inilah yang menyapa Gilang saat berada di cafe.

Hati Yang Dijaga TuhannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang