Part 20 (Makan Malam)

2 1 0
                                    

Gilang sudah berada di cafe Metamorfosis,  dia sudah memesan minuman dan menunggu Shopia datang,  Shopia pun muncul dengan memakai tunik dengan dipadukan jeans dan hels yang tidak terlalu tinggi.

Gilang menatap Shopia dari atas sampai bawah, satu kata yang dia ucap dalam hati yaitu memukau.

"Sorry,  gue telat,  jalanan macet," ucap Shopia dengan tidak enak hati.

"Eh,  iya enggak masalah,  ayok!  Duduk."
Dalam hati pun Gilang berkata untuk tidak memuji wanita lain selain,  Bunda dan kekasihnya Kenzya,  dia harus selalu sadar dengan statusnya sekarang.

Gilang menyuruh Shopia untuk duduk,  mereka memesan makanan dan mengobrol ringan sembari tertawa,  entah apa yang mereka tertawakan satu kata untuk Shopia yaitu nyaman berada di samping Gilang saat ini.

"Gue mau bilang makasih soal gue sakit kemarin,  dan gue yang akan traktir Lo malam ini," ucap Shopia.

"Lagian manusia memang harus saling tolong menolong kan, enggak perlu,  gue aja yang bayar, " jawab Gilang.

"Cewek Lo, kayanya enggak suka sama gue," ucap Shopia tiba-tiba.

Gilang menaikan satu alisnya bingung dengan ucapan Shopia.

"Maksudnya?"

"Eh maaf, emm maksudnya gue boleh enggak jadi temen kalian,  kayanya pertemanan kalian tulus banget, asyik lagi, gue punya temen cuma dimanfaatin doang," jawab Shopia sembari menunduk dengan raut wajah sendu.

"Ya, boleh lah, masa enggak boleh, makin banyak temen makin asyik kan, emm nanti lagi kalau Lo mau ngajak ke cafe,  Lo ajak sahabat gue yang lain,  biar mereka juga welcome sama Lo, " ucap Gilang.

Shopia tersenyum mendengar ucapan Gilang barusan dan tanpa disadari Shopia memegang lengan Gilang sembari mengucapkan terima kasih.
Gilang menatap lengannya dan menarik perlahan untuk dilepaskan dari lengan Shopia

"Eh maaf, gue refleks," jawab Kikuk Shopia.

Gilang mengangguk sembari tersenyum, dia melihat jam di pergelangan tangannya, waktu sudah menunjukan pukul sembilan, dan dia tersadar sudah mengabiskan waktu selama dua jam bersama Shopia.

Gilang berpamitan kepada Shopia untuk pulang lebih dahulu, mereka berdua pun pulang menggunakan mobilnya masing-masing.

**
Di kosan, Kirana sudah jengah dan memutar bola matanya malas melihat Kenzya berjalan kesana kemari tiada henti.

"Mau Lo apa sih? Bolak balik terus aja gitu,  pusing tau enggak?  Mending Lo duduk terus cerita ada apa? " tanya Kirana.

"Gilang di telpon enggak diangkat mulu,  apa dia tidur?  Tapi masa sih,  sekarang baru jam delapan, " sela Kenzya sembari memajukan bibirnya.

"Mungkin lagi main games sama dua sahabatnya,  atau ya,  memang tidur karena kecapean,  udahlah berpikir positif aja, " ujar Kirana.

Kenzya menatap handphone miliknya,  tidak ada balasan sama sekali dari Gilang,  perasaan tidak enak muncul di benak Kenzya,  namun dia selalu menepis pikiran itu.

Dering telepon milik Kenzya berbunyi,  Kenzya melihat Gilang lah yang menelpon dirinya,  tanpa berlama-lama Kenzya mengangkat telepon tersebut.

"Halo? " ucap Kenzya dengan nada girang.

"Halo Ayangku,  maaf yah,  baru ngabarin, " jawab Gilang di seberang sana.

"Kemana aja sih? "

"Jangan jutek gitu dong, iya maaf yah,  tadi habis dari luar ini baru balik. "

Kenzya mengeluarkan jurus beribu pertanyaan untuk Gilang, Gilang yang memang suka sekali di cereweti oleh Kenzya,  tertawa di seberang sana.  Karena dia merasa dia sangat diperhatikan oleh Kenzya.

Dua jam sudah mereka mengobrol,  Gilang mencoba untuk jujur pada Kenzya,  karena dia sudah bertemu dengan Shopia.  Dia harus menerima konsekuensi dari perbuatannya jika Kenzya marah.

"Ngapain aja kamu di sana? " tanya Kenzya jutek.

"Cuma makan habis itu pulang, dia cuma mau ngucapin terima kasih aja, " ucap Gilang.

Kenzya menghela nafasnya "Iya,  jangan kaya gitu lagi yah,  kejujuran adalah poin utama dari sebuah hubungan,  kalau kamu sekali enggak jujur,  nanti pasti bakal ada lagi kebohongan yang akan kamu ciptakan sendiri,  dan Zya enggak suka itu. "

"Tenang Ayang,  Gilang bucin banget sama Zya,  jangan Khawatir ini yang terakhir,  lagian dia minta jadi temen kita,  ya aku jawab boleh aja. "

"Hah! Kamu kok,  main bilang iya aja sih! Enggak,  Zya enggak mau,  lagian itu cewek kelihatan enggak baik. " keukeuh Kenzya menolak ucapan Gilang.

"Heh,  enggak boleh menilai orang dari covernya, dia keliatan lugu dan baik kok,  coba aja kalian berteman dulu yah. " bujuk Gilang.

"Terserah. " Kenzya mematikan sambungan teleponnya dengan Gilang,  mood Kenzya saat ini benar-benar buruk.

Kirana yang sudah menyelesaikan tugasnya menatap ke arah Kenzya yang sedang menatap langit kamar.

"Ngapain lo ngelamun,  manyun lagi, bukannya barusan udah di telepon Ayang? " ucap Kirana.

Kenzya memejamkan matanya dengan lengan miliknya,  dia tidak mau menjawab pertanyaan Kirana terlebih dahulu. Dia akan mencoba untuk tidur dan melupakan kejadian malam ini.

**
Kirana sudah menyelesaikan mandi dan sarapannya,  tidak dengan Kenzya yang masih berbaring di ranjang.  Kirana sudah kesal sedari tadi kepada Kenzya yang tidak sama sekali bergerak untuk ke kamar mandi.

"Bangun,  nanti kita kesiangan!  Buruan ah,  elah. " Kirana menarik paksa Kenzya dengan sekuat tenaga,  dan perlahan Kenzya bangun dengan ditarik Kirana sampai kamar mandi.

Lima belas menit kemudian Kenzya baru menyelesaikan kegiatannya,  dan keluar dengan wajah lesu tanpa adanya semangat seperti biasa.

"Kenapa sih? Dari semalam Lo kaya gini,  cerita lah,"

"Gilang kemarin ketemuan sama Shopia di cafe,  terus mereka ngobrol dan dia bilang mau jadi temen kita, gue harus gimana Ran? Ah,  gue enggak mau hubungan gue ada penghalang kaya gini, firasat gue sih,  yang bilang, " ucap Kenzya dengan merengek.

"Hah!  Masa iya? Kok,  bisa-bisanya pacar Lo enggak ajak Lo juga sih, terus itu apa?  Temenan?  Wey,  sejak kapan Gilang mau menerima teman baru? Ini mah Lo kudu hati-hati," jawab Kirana sembari berjalan ke arah gerbang kampus.

Kenzya menghela nafas beratnya "Maka dari itu,  gue harus gimana? "

"Pokonya Lo harus hati-hati,  kita lihat aja apa yang akan dia lakuin,  kalau niatnya memang ingin berteman its oke kita terima,  kalau sebaliknya mending kita harus berbuat sesuatu. " tegas Kirana pada Kenzya.

Kenzya mengangguk dengan ucapan Kirana,  yang ada benarnya,  dia harus lihat sejauh mana Shopia akan berbuat,  dan semoga ini hanya firasat  saja.

Kenzya berpapasan dengan Geovano di koridor,  di lihatnya Geovano sedang kesusahan membawa buku-buku tebal yang berjumlah lima buah.
Tiba-tiba terlintas di benak Kenzya untuk membantu Geovano.

Hati Yang Dijaga TuhannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang