Part 19 (Coklat)

6 1 0
                                    

Saat kejadian dua hari yang lalu Gilang berusaha untuk menghubungi Kenzya namun tidak ada tanda apapun dari Kenzya.

Jadwal kuliah yang berbeda dengan Kenzya membuat Gilang kelimpungan, menghampiri Kenzya ke kosan namun dia tidak pernah mau menemui Gilang sama sekali, hanya Kirana yang menjadi perantara hubungan mereka.

Saat ini, Kenzya sedang berada di kantin membeli makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan perutnya.

"Jahat, Lo ninggalin gue di toilet sendiri," Kirana memukul bahu Kenzya.

"Laper gue,  nungguin lo boker lama, " ucap Kenzya sembari melahap makanan yang dia pesan.

Kirana lalu duduk berhadapan, sembari mengambil kentang goreng milik Kenzya.

"Zya,  Gilang nyariin Lo mulu,  Lo enggak kasihan sama dia?" ucap Kirana.

Kenzya mengedikkan bahunya acuh "Dia aja enggak kasihan sama gue,"

"Maafin aja,  lagian kan,  dia kemarin cuma mau nolongin cewek itu doang,  kayanya kemarin dia beneran sakit deh," jawab Kirana santai.

Saat Kenzya akan membuka suara,  Gilang berlari ke arahnya menghampiri Kenzya yang sudah merubah mimik wajahnya dengan datar.

"Ayang!" panggil Gilang dengan berteriak manja ke arah Kenzya.

Gilang duduk di samping sembari memeluk lengan Kenzya,  di susul oleh Reza dan Bagaskara yang sudah geleng-geleng kepala dengan tingkah Gilang.

"Apa sih,  lepas! " ujar Kenzya dengan juteknya.

"Ayang kok,  jutek,  Gilang kangen!  Ditemui susah banget,  di telepon malah dirijek mulu, masih marah? " sahut Gilang dengan  menatap Kenzya dari samping.

Kenzya hanya mengedikkan bahunya acuh tanpa menatap Gilang,  dia masih dengan melahap makanannya yang tersisa sedikit.

"Iya sorry banget masalah itu,  Gilang kan,  cuma nolongin,  maafin yah,  nanti Gilang ajak Ayang ke mana pun Ayang mau,  yah,  yah," Gilang masih merayu Kenzya dengan memberikan pupy eyes manjanya. Membuat Kirana,  Reza dan Bagaskara terlihat ingin muntah dan muak jika Gilang sudah berbicara dengan suara manjanya.

Kenzya tidak merespon ucapan Gilang sama sekali,  membuat Gilang kelimpungan terus merayu membuat Kenzya jengah. Di dalam lubuk hati Kenzya pun,  dia tidak bisa kesal terlalu lama membuat nya ingin memeluk Gilang yang menggemaskan.  Namun,  dia masih tetap mempertahankan harga dirinya.

Gilang tidak kehabisan akal,  dia memberikan sesuatu yang akan membuat Kenzya luluh,  yaitu buket coklat yang lumayan besar.

Kenzya melirik Gilang dan menatap kembali buket di tangan Gilang,  tanpa mereka sadari Shopia melihat kejadian tersebut membuatnya kepanasan.

"Ambil aja sih,  gengsi banget," ujar Kirana.

Diangguki pula oleh kedua sahabat Gilang,  yang sudah muak melihat drama percintaan Gilang dan Kenzya.

Kenzya mengambil buket tersebut sembari memanyunkan bibirnya,  membuat Gilang gemas melihatnya.

**

"Gue tunggu di parkiran yah, " ucap Kirana.

Kenzya mengangguk dan berlalu menjauh menuju toilet, tak lama Kenzya bertemu dengan Shopia yang saat itu juga dia sudah keluar dari balik toilet.

Kenzya membenarkan riasannya,  Kenzya memang sangat cantik, tapi dia bukan wanita yang pintar dandan dan feminim,  dia terlihat sedikit tomboy dan apadanya.
Berbeda dengan Shopia yang terlihat sangat feminim, dan pintar sekali berdandan, cantiknya tidak kalah jauh dengan Kenzya.

Hati Yang Dijaga TuhannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang