Keesokkan harinya mereka semua sudah bersiap untuk berangkat camping menuju kota hujan di Bogor.
Gilang dan kedua sahabatnya sudah berada di depan kosan Kenzya dan Kirana, karena janji Gilang akan menjemput kekasihnya itu.
Kenzya dan Kirana keluar dengan membawa tas besar yang berisikan baju dan cemilan lainnya .
"Busyet itu tas, mau pindahan atau kamping? Banyak amat, "ujar Bagaskara melihat Kenzya dan Kirana membawa tas besar.
"Suka-suka kita lah, Lo enggak usah bawel," sahut Kirana acuh memasuki mobil menuju kampusnya.
Kenzya mengedikkan bahunya acuh, dan menyusul Kirana, Gilang dan dua sahabatnya geleng kepala melihat tingkah Kirana.
Sesampainya di kampus, mereka sudah memarkirkan mobilnya dan bergabung bersama rekan satu jurusan masing-masing untuk menaiki bus pariwisata.
"Oke perhatian semuanya, sekarang pukul tujuh pagi, kita akan berencana untuk berkegiatan di alam liar, saya harap semua mahasiswa di sini bisa mengikuti kegiatan dengan baik, lima bus sudah disiapkan kalian bisa pilih bangku dengan teman kalian, tapi tidak dengan berbeda jurusan oke, sebelum berangkat alangkah baiknya kita berdoa terlebih dahulu, berdoa sesuai kepercayaan masing-masing dimulai. "
Mereka semua berdoa dan tidak lupa mengingat-ngingat kembali barang yang mereka bawa.
"Ran, masa enggak bisa satu bus sama beda jurusan sih, enggak asih ah, " ucap Kenzya berbisik pada Kirana.
"Kalo Lo mau satu bus sama Gilang, mending Lo pindah jurusan sana, jadi arsitek mau?" titah kirana pada Kenzya.
Kenzya menampilkan wajah cemberutnya pada Kirana "Engga mau, " sembari menggelengkan kepalanya.
"Iya udah, ikuti aturan oke. " Kirana mengelus kasar rambut Kenzya.
Semua mahasiswa baru memasuki busnya satu persatu sesuai dengan jurusan yang diambil.
Gilang menatap Kenzya dari kejauhan, mereka saling pandang dan melambaikan tangannya dengan heboh, membuat sahabatnya malu dengan tingkahnya.
Gilang memasuki bus dua dengan Reza dan Bagaskara, Kenzya menatap kepergian mereka sebelum itu dilihatnya wanita yang berada di samping toilet kemarin memasuki bus yang sama dengan Gilang.
"Jadi Lo masuk arsitek juga, pantas gue cari di jurusan management bisnis kaga ada! " Kenzya bermonolog sembari menatap nyalang wanita yang ternyata dia pun menatap Kenzya dengan ramah dan tersenyum.
Kirana mencolek lengan Kenzya "Lo liatin apaan? " Kirana mengikuti arah pandang Kenzya menatap seorang wanita seusianya.
"Bukan apa-apa udah ayok! Giliran kita yang masuk, " ujar Kenzya sembari menarik lengan Kirana memasuki bus ke empat.
Semua mahasiswa sudah memasuki busnya masing-masing, saatnya mereka untuk melakukan perjalanan, camping yang akan mereka lakukan di kota hujan adalah tiga hari lamanya.
Mereka akan berkegiatan mencari jejak , jurit malam dan bernyanyi bersama di depan api unggun dengan semua jurusan, termasuk semua panitia ospek yang mengikuti kegiatan ini.
Perjalanan yang mereka tempuh tidak membutuhkan waktu lama, mereka telah sampai di tempat tujuan .
"Bentar banget sih, enggak asik ah, " ucap Kenzya duduk berada di tengah-tengah bersama Kirana.
"Kalo mau jauh jalan kaki. " jawab seorang pria yang santai berjalan melewati Kenzya yang kaget menatapnya.
"Gilak! Sejak kapan dia masuk kesini? " tanya Kenzya pada Kirana.
"Lah, Lo enggak tahu? Kak Geovano kan, masuk jurusan sama kaya kita, dan di posisikan buat jaga bus kita, " sela Kirana sembari turun ke bawah.
Kenzya bingung dengan ucapan Kirana, Geovano? Siapa dia? Itu yang ada di benak Kenzya.
"Bentar, Geovano siapa? " tanya Kenzya lagi.
"Lah, Lo bego apa gimana sih? Ka Geovano itu Presma kita Zya, yang hukum Lo kemarin waktu ospek, dan dia juga kaka tingkat yang nunjukin jalan ke kantin. " jawab Kirana dengan memperjelas pada Kenzya yang memang terlihat bego.
Kenzya hanya ber oh ria, karena dia memang baru mengetahui nama Presma tersebut.
"Oke semua yang udah turun dari bus, untuk berkumpul di lapangan sini, saya mau menyampaikan beberapa informasi kepada kalian, " ujar Geovano pada adik tingkatnya.
Mereka semua menuruti perintah Presma untuk berkumpul.
"Oke baiklah, Assalamualaikum semua, semoga kalian hari ini masih bersemangat untuk mengikuti kegiatan yang diadakan oleh kampus kita setelah acara ospek selesai. Kalian membawa tenda yang sudah saya suruh? kalian bisa memasang tenda tersebut, dengan satu tenda lima orang, boleh bebas tapi hanya wanita saja tidak bercampur paham? Jika ada kesulitan kalian bisa meminta bantuan pada kelompok lain, atau pada panitia yang sedang berjaga, dan setelah tenda selesai kalian berkumpul kembali di sini,"
"Paham! " ucap mereka dengan serempak.
Geovano membubarkan mereka semua untuk memasang tenda terlebih dahulu, panitia ospek pun semua sama memasang tenda-tenda di sekeliling dekat dengan mahasiswa baru, supaya jika ada terjadi sesuatu mereka akan gerak cepat membantu.
"Ran, gimana ini gue enggak bisa pasang tenda, enggak tahu ah, pusing, " ucap Kenzya duduk dengan wajah di tekuk kesal.
"Yaelah, baru gini doang udah nyerah, gampang tadi kata Kak Geovano juga kita minta bantuan, " jawab Kirana memberikan ide pada Kenzya.
Kenzya bangun dengan semangat dari duduknya menghampiri Gilang di tenda yang tidak jauh dari tenda Kenzya dan Kirana.
"Pasti mau ke sayangnya, dasar bucin." Kira bermonolog sendiri sembari menggelengkan kepalanya.
Kenzya menghampiri Gilang, tapi saat ingin sampai Kenzya melihat wanita itu sedang menghampiri Gilang, tidak bisa tinggal diam, Kenzya menyerobot dan bergelayut manja dengan Gilang dihadapan wanita itu.
"Baby, bantuin aku pasang tenda dong, " ucap Kenzya manja.
Gilang menghela nafasnya "Boleh Baby, yuk! " Gilang meninggalkan sahabatnya yang sedang duduk, karena tenda mereka sudah selesai.
Wanita yang menghampiri Gilang melihat kepergian mereka berduapun mengepalkan lengannya kuat-kuat, Bagas dan Reza melihat itu mereka saling pandang dan mengedikkan bahunya acuh.
"Selesai," ucap Gilang membantu membenarkan tenda Kenzya dan Kirana dengan baik.
"Makasih Baby," Kenzya memeluk lengan Gilang dengan manja.
Kirana yang melihat memperagakan wajah mualnya dihadapan mereka berdua.
"Biasa Baby, dia jomblo jadi ada hati iri, dengki dia," ucap Kenzya dengan sombong.
Kirana menghardik Kenzya habis-habisan, dan Gilang hanya tertawa menatap kelakuan mereka.
Sudah setengah jam lamanya, mereka semua memasang tenda, dan mereka harus berkumpul kembali karena suruhan Presma.
"Oke semua udah siap?" tanya Geovano.
"Siap!" teriak mereka semua dengan semangat.
"Oke mumpung hari masih terbilang pagi, dan acara akan kita lanjutkan, setiap kelompok ditugaskan untuk mencari kayu bakar, di dekat hutan, untuk rute sudah dipasangkan tali pita berwarna merah, selain merah berarti jalan yang kalian lewati buntu, maka hati-hati dan saling bekerja sama dalam kelompok, setelah terkumpul kayu bakarnya kalian bisa simpan di tengah-tengah lingkaran yang sudah dibuat oleh tim panitia, setelah semua beres kalian akan diberikan makan siang di tempat tenda sebelah kanan saya, paham semua? " tanya Geovano dengan semangat.
"Paham! " ucap mereka dengan serempak.
Mereka meninggalkan lapangan dan berjalan mencari kayu bakar di dalam hutan dengan kelompok masing-masing, dan kebanyak memang mahasiswanya belum pernah memasuki area hutan , termasuk Kenzya dan Kirana yang terlihat was-was.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati Yang Dijaga Tuhannya
Fiksi RemajaKisah Cinta anak remaja, yang tidak sengaja bertemu dengan merebutkan sebuah botol minum, dan kesan pertama yang mereka dapat adalah kesialan. Mereka akhirnya menjalin kasih selama beberapa tahun, hingga mereka selalu mendapatkan ujian menjelang p...