Saat sampai di depan perkumpulan mahasiswa baru, Kenzya menarik nafasnya dalam-dalam.
"Gilak serem banget itu pocong, heh, kampret ngapain Lo ninggalin gue? Kalian juga, mana baju gue ditarik pocong tadi, " ucap kenzya.
Mereka hanya terkekeh melihat Kenzya yang sudah pucat pasi karena ditinggalkan, dan mereka pun tidak lupa meminta maaf kepada Kenzya.
"Emang bener Lo ditarik pocong?" tanya Kirana tidak percaya.
"Aslinya, waktu kalian lari gue ditahan ditarik jaket gue, terus gue mohon-mohon sama itu pocong buat lepasin gue, eh, akhirnya pocongnya baik hati mau lepasin, " sela Kenzya sembari duduk di depan api unggun yang sudah disiapkan oleh senior mereka.
Geovano tidak sengaja melewati kelompok Kenzya dan mendengar ucapan Kenzya barusan, dia masih berpikir bahwa yang melepaskan jaketnya memang pocong itu sendiri, Geovano hanya geleng-gelengkan kepala dan berlalu menjauh.
"Yah, enggak asyik, kenapa dilepasin sih? " tanya Kirana.
Kenzya tanpa sadar memukul bahu Kirana dengan keras membuat sang empu meringis karena tepukan Kenzya tidak main-main.
Waktu sudah menunjukan pukul tiga pagi, semua kelompok sudah memenuhi kegiatan tersebut, mereka semua diberikan waktu tidur sampai pukul lima pagi dan lanjut sholat subuh berjamaah, setelah itu mereka akan olahraga, dan siangnya mereka akan pulang ke rumah masing-masing.
Semua kegiatan sudah mereka lakukan tanpa terkecuali, dan acara ospek tiga hari bermalam di Bogor begitu lancar tanpa ada kendala sedikitpun.
Semua mahasiswa menikmati acara tersebut, dan setelah itu mereka sudah mempunyai jadwal kelasnya masing-masing.Untuk mereka, akan diliburkan selama dua hari dan setelahnya kegiatan jadwal kampus kembali normal seperti biasa.
Kenzya dan Kiran sudah bersiap untuk memasuki bus mereka, sebelum itu Gilang menghampiri Kenzya terlebih dahulu.
"Hati-hati, nanti di bus istirahat yah," ucap Gilang memgelus kembut kepala Kenzya.
Kenzya mengangguk dan tersenyum dengan tingkah Gilang, yang membuat siapa saja iri dengannya, dan perlakuan tersebut tidak luput dari pandangan Shopia, dia tersenyum manis melihat Kenzya dan Gilang.
Kalian pasti tahu senyuman apa yang Shopia berikan."Nasib jomblo ya, begini, tiap hari liatnya yang so sweet mulu, " sindir Kirana pada Gilang dan Kenzya.
"Makanya cari pacar, " ucap Kenzya.
"Sorry gue carinya calon suami bukan pacar, wlee.. " jawab Kirana dengan enteng.
Kenzya hanya memutar bola matanya dengan malas saat Kirana berbicara seperti itu. Gilang hanya mendengar perdebatan mereka sembari mengusap lembut lengan Kenzya, setelah itu mereka semua di arahkan untuk memasuki busnya masing-masing.
Di perjalanan rata-rata semua mahasiswa tertidur di bus, dikarenakan mereka sudah berjuang ikut acara ini mengakibatkan mereka kelelahan dan tertidur, tidak seperti awal mereka selalu ricuh dan bernyanyi namun kali ini hanya ada keheningan menyelimuti bus tersebut.
Tidak membutuhkan waktu lama mereka sudah sampai di area kampus, karena kendaraan mereka kebanyakan berada di area kampus.
"Zya bangun, udah sampai. "
Kenzya menggeliat "hemm, ayok turun. "
Kirana mengikuti langkah Kenzya dari belakang disusul oleh anak-anak lainnya.
Sebelum mereka pulang, mereka dikumpulkan dahulu di lapangan karena ada pesan untuk mahasiswa dari Presma.Setelah semua pesan selesai disampaikan satu persatu mereka pergi dari area kampus, Kenzya dan Kirana menunggu Gilang dan yang lainnya di parkiran, lima menit menunggu akhirnya Gilang terlihat, namun siapa sangka Shopia berada di tengah-tengah Gilang, Bagaskara dan Reza, mereka berjalan bersama menghampiri Kenzya dan Kirana dengan raut wajah tanda tanya.
"Sayang, maaf nunggu lama, tadi bantu Shopia dulu, " ucap Gilang sembari menggandeng lengan Kenzya.
Kenzya hanya beroh ria sembari menatap Shopia dalam-dalam, sang empu yang ditatap tersenyum sangat manis siapa saja yang melihat pasti selalu mengira bahwa Shopia anak yang lembut dan baik hati.
"Ayok! " ucap Kenzya mengajak mereka untuk masuk.
Saat Kenzya akan membuka pintu mobil Gilang, Gilang menahannya.
Kenzya menatap Gilang dengan mengerutkan keningnya."Shopia mau bareng sama kita, " jawab Gilang dengan terbata.
"Terus? " ujar Kenzya.
"Emm, Shopia rumahnya deket apartemen aku, dia juga lagi enggak enak badan kalau duduk di belakang, dia mabok, kamu enggak apa-apa kan duduk di belakang dulu, kosan kamu kan, deket, " sahut Gilang masih dengan memegang lengan Kenzya.
Kirana, Bagaskara dan Reza terkejut dengan ucapan Gilang barusan, mereka saling menatap dan mengedikkan bahunya tidak mengerti.
"Emm, maaf ya, Kenzya aku ngerepotin Gilang, kalau enggak boleh, enggak masalah aku bisa pulang sendiri, " ucap Shopia dengan raut wajah lemas.
Kenzya dan Gilang diam menatap kepergian Shopia, namun baru beberapa langkah Shopia hampir terjatuh ke tanah karena pusing yang dia rasa.
"Lo baik-baik aja kan? " tanya Gilang sembari memegang bahu Shopia.
"Kepala gue pusing. " sembari memegang kepalanya.
"Ayang, boleh yah, kasian dia. "
Kenzya mengepalkan tangannya kuat-kuat menahan amarah melihat Gilang khawatir dengan Shopia.
"Udah enggak usah Lang, gue bisa sendiri kok, " ujar Shopia.
"Enggak bisa, nanti di jalan kalau Lo kenapa-napa gimana, sorry nih, bukan maksud apa-apa, " ucap Gilang.
Kenzya sudah muak dengan percakapan mereka berdua, dia membuka pintu mobil Gilang di belakang dan masuk lalu membanting pintu mobilnya dengan keras, membuat mereka terkejut. Reza, Bagaskara dan Kirana langsung masuk ke dalam mobil mengikuti Kenzya dan meninggalkan Gilang dan Shopia.
"Yuk! Gue pegangin sampai mobil, " ucap Gilang menuntun Shopia.
Mereka berdua menyusul dan masuk ke dalam mobil, Gilang menatap Kenzya dari kaca spion mobilnya, dilihat Kenzya menutup matanya dengan tangan, sepertinya dia tertidur itu yang ada di benak Gilang, namun siapa sangka Kenzya bukan tertidur dia menahan sakit luar biasa, baru kali ini Gilang terlihat khawatir kepada gadis yang baru dia kenal.
Di perjalanan, Gilang mengantarkan Kenzya dan Kirana terlebih dahulu. Kenzya keluar dari mobil tanpa sepatah katapun, dan menutup pintunya dengan keras, Gilang sadar dia telah membuat Kenzya marah kepadanya. Namun dia juga merasa tidak bersalah karena Gilang hanya berniat membantu Shopia tidak lebih apalagi mempunyai perasaan suka.
"Zya. " panggil Kirana saat Kenzya sedang membuka sepatunya.
"Ran, gue mandi duluan yah, capek habis itu gue mau tidur, " jawab Kenzya sembari membawa handuknya.
Di dalam kamar mandi Kenzya menatap dirinya di pantulan kaca, raut kesal, sedih, kecewa tercampur aduk, namun dia tidak bisa berbuat apapun, yang dia lakukan hanya memendamnya dan berpikir bagaimana caranya supaya Shopia tidak mendekati Gilang terus-terusan.
**
Di perjalanan Gilang, Shopia sudah sampai di kosan dekat dengan apartemen Gilang, dia turun dan tidak lupa mengucapkan terima kasih sembari tersenyum hangat ke arah Gilang.
Gilang yang notabenanya cowok baik pada siapapun membalas senyuman Shopia, dan disalah artikan oleh Shopia sendiri."Makasih, maaf ngerepotin banget, nanti gue balas kebaikan Lo," ucap Shopai.
"Enggak masalah, yaudah gue pamit," jawab Gilang.
Sebelum Gilang pamit, Shopia memanggil namanya dan Shopia mencoba meminta nomor Gilang alasannya dia akan membalas budi, dan gampang untuk menghubunginya.
Gilang tidak curiga dia memberikan nomornya pada Shopia dengan senang hati memberikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati Yang Dijaga Tuhannya
Teen FictionKisah Cinta anak remaja, yang tidak sengaja bertemu dengan merebutkan sebuah botol minum, dan kesan pertama yang mereka dapat adalah kesialan. Mereka akhirnya menjalin kasih selama beberapa tahun, hingga mereka selalu mendapatkan ujian menjelang p...