Sebelum berangkat seperti biasanya Kenzya dan Kirana beraktifitas menyiapkan semua peralatan kampusnya, dilihatnya jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, dan lima belas menit lagi Kenzya akan dijemput oleh Gilang.
"Zya kayanya gue mau beli motor atau mobil aja deh, " ucap Kirana tiba-tiba.
Kenzya menengok ke arah Kirana. "Lah, emang kenapa? Bosen naik angkutan umum? " jawab Kenzya.
"Kayanya sih, gitu, biar bebas aja, padahal gue enggak miskin-miskin amat, kok, baru kepikiran sekarang." Kirana heran dengan dirinya sendiri.
"Iya juga yah, yaudah mending motor aja, kalau mobil macet liat aja di Jakarta padat banget, jadikan kalau Ayang gue enggak jemput gue bisa nebeng sama Lo," ujar Kenzya sembari menaik turunkan alisnya.
"Ah, Lo mah gitu, tapi oke deh, nanti sore anterin gue beli motornya," ucap Kirana, dan dibalas oleh Kenzya dengan dua jempolnya.
Bunyi klakson mobil sudah terdengar di depan gerbang, Kenzya dan Kirana secepat mungkin keluar dari kosan menuju mobil Gilang.
Saat Kenzya akan membuka pintu mobil depan dengan penuh semangat, ternyata ada Shopia yang sudah menduduki tempat Kenzya terlebih dahulu.
"Eh, hai." sapa Shopia pada Kenzya diam dengan penuh tanda tanya.
Kirana pun, melihat dan terkejut dengan kehadiran Shopia.
Reza dan Bagaskara menepuk jidatnya karena kelakuan Gilang yang akan membuat Kenzya marah dan sakit hati."Maksudnya apa ini?" tanya Kenzya pada Gilang yang sudah keluar dari mobilnya.
"Tenang dulu, tadi kita ketemu Shopia di jalan, mobil dia mogok, terus aku ajakin aja sekalian takutnya telat," ucap gilang.
"Memang taksi enggak ada yang lewat?" jawab Kenzya.
"Daerah situ emang jarang banget taksi, maaf yah Ayang, yuk! Berangkat, keburu telat loh," ujar Gilang sembari melirik jam tangannya.
"Terus aku duduk di mana? " tanya Kenzya lagi.
"Kamu bisa duduk di belakang sama yang lain dulu, Shopia kalau di belakang dia mabok, " sela Gilang.
"Wih, hebat kamu! kayanya udah tahu banget tentang dia, " tunjuk Kenzya pada Shopia yang masih berada di dalam mobil.
Gilang kelimpungan karena Kenzya sudah berada di mode marahnya.
"Bukan gitu Sayang, emm.. Enggak masalah yah, aku minta maaf banget, kalau dia di tinggal di sini enggak enak juga, kan, aku yang ngajakin dia, " ucap Gilang memegang lengan Kenzya."Kamu aja pergi, Zya bisa pergi sendiri. " Kenzya menarik lengan Kirana menjauh dari mobil Gilang.
Gilang memanggil nama Kenzya dengan keras, namun nihil Kenzya sudah memasuki taksi yang lewat bersama Kirana.
Gilang pun memutuskan untuk pergi dari kosan Kenzya menuju kampus, Gilang harus bertemu dengan Kenzya secepat mungkin.
"Sabar, " ucap Kirana mengelus lembut lengan Kenzya yang sudah dingin dan sedang menahan amarah.
"Lang, maaf gara-gara aku kamu jadi berantem sama Kenzya, " ucap Shopia dengan sendu.
Reza dan Bagaskara muak dengan akting Shopia.
"Ku kira cupu ternyata suhu, " ucap Reza pada Bagaskara. Dan diangguki Bagaskara sendiri."Enggak apa-apa, kan, gue yang ajak Lo buat bareng, biar Kenzya gue yang urus. " Gilang terus menyetir tanpa menatap Shopia sedikitpun. Karena, pikirannya sekarang adalah Kenzya.
Kenzya dan Kirana sudah memasuki gerbang kampus, dan tidak lama Gilang pun masuk dan memarkirkan mobilnya, dia cepat-cepat turun sampai lupa bahwa di dalam mobil masih ada dua sahabatnya dan juga Shopia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati Yang Dijaga Tuhannya
Teen FictionKisah Cinta anak remaja, yang tidak sengaja bertemu dengan merebutkan sebuah botol minum, dan kesan pertama yang mereka dapat adalah kesialan. Mereka akhirnya menjalin kasih selama beberapa tahun, hingga mereka selalu mendapatkan ujian menjelang p...