Part 14 (Memasuki Hutan)

2 1 0
                                    

Kenzya dan kelompoknya sudah mendapatkan kayu bakar yang dibutuhkan,  tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak cukuplah buat mereka membawa kayu tersebut ke tenda.

"Beres, yuk!  Kita ke tenda,  kayanya segini udah cukup, " ucap Kenzya melihat kayu bakar mereka.

Mereka mengangguk setuju dengan ucapan Kenzya, Kenzya berjalan di belakang dengan sangat hati-hati, Kirana dan yang lain lebih awal berjalan di depan.

"Ran, tunggu tali sepatu gue lepas," ucap Kenzya pada Kirana. Kirana yang sudah tidak tahan ingin buang air tidak mendengar ucapan Kenzya dia berlari menjauhi mereka untuk sampai lebih dulu menuju toilet.

Setelah Kenzya selesai mengikat sepatunya, Kenzya melirik kesana kemari, dilihatnya tidak ada siapapun dihadapan Kenzya, Kenzya kelimpungan memanggil nama Kirana dan kelompoknya namun tidak ada satupun yang menyahutinya,  sampai-sampai Kenzya lemas dan dia beristirahat terlebih dahulu.

Lima belas menit diam di hutan membuat Kenzya ketakutan,  Kenzya keluar dari hutan mencari jalan keluar namun yang dia dapat bukan jalan keluar,  tapi masuk ke hutan lebih dalam, Kenzya tidak menemukan pita berwarna merah ataupun pita berwarna lain, yang dia dapat hanya pohon rindang yang tinggi, membuatnya merinding seketika.

"Anjir kesel, ditinggal, kesesat dihutan emang the best lah, hidup gue, mana enggak ada sinyal, gimana minta tolong nya ini," Kenzya terus bermonolog sampai dia mendapatkan gubuk yang cukup baik untuk dia tempati.

Di tempat perkemahan, Kirana selesai dengan urusan toiletnya mencari keberadaan Kenzya,  dia bertanya dengan kelompoknya namun yang dia dapat ketidak tahunannya,  Kirana kelimpungan panik karena Kenzya tidak ada.

"Gilang! " teriak Kirana menghampiri Gilang dan sahabatnya.

Gilang berdiri "Kenapa?  Kenzya mana? " tanya Gilang.

Kirana sangat terlihat begitu panik menatap Gilang "Kenzya hilang dihutan," ucap Kirana pada Gilang.

"Apa! Kok, bisa? Emang dia enggak bareng sama Lo?" tanya Gilang dengan nada khawatir.

Kirana menjelaskan sedetail mungkin pada Gilang, dia saja tidak tahu jika Kenzya akan hilang, karena tadi memang Kenzya berada di belakang dirinya.

"Ada apa ini?" tanya Geovano pada Kirana.

"Emm, Kenzya hilang dihutan Kak," ucap Kirana dengan menunduk.

Geovano diam berpikir sejenak untuk mencari Kenzya yang hilang,  tanpa berlama Geovano menggerakkan semua panitia laki-laki untuk memasuki hutan lebih dalam, sebagian panitia ikut bagian tim pecinta alam jadi mereka lebih berpengalaman untuk memasuki hutan.

"Saya ikut Kak, pacar saya pasti ketakutan di sana, " ucap Gilang pada Geovano.

Geovano mengangguk memperbolehkan Gilang untuk mengikuti pencarian Kenzya.

Semua mahasiswa yang lain,  tetap diam berada di lingkungan tenda,  mereka diperbolehkan untuk istirahat terlebih dahulu.

Waktu semakin sore mereka masih mencari keberadaan Kenzya di dalam hutan, masih belum ada tanda-tanda Kenzya terlihat.  Mereka terus berusaha mencari sampai dapat.

"Zya,  Zya, " teriak Gilang memanggil nama Kenzya.

"Kenzya! " teriak semua panitia ikut memanggil nama Kenzya.

Hampir magrib mereka masih mencari keberadaan Kenzya,  Geovano dan yang lain masih belum menyerah,  insting Geovano lebih tajam dibandingkan yang lainnya.

Dia menelurusi pepohonan besar masuknya ke dalam, dan dia melihat ada sebuah gubuk yang rapi, Geovano mencoba menghampiri gubuk tersebut.

"Kenzya," gumam Geovano menghampiri Kenzya yang sedang tertidur.

Kenzya merasa ada seseorang yang memanggilnya dan menggoyangkan lengan Kenzya.

Dengan mata terpejam Kenzya berucap "Setan jangan ganggu Kenzya,  Kenzya masih muda,  mending cari yang lain aja, please Kenzya mohon  Kenzya benar-benar takut sekarang,"

Kenzya mendapatkan jitakan dari Geovano, beraninya Kenzya berucap bahwa dia setan.

"Aw, sakit, kok bisa setan jitak kepala yah," ucap Kenzya terheran, dia mencoba membuka matanya perlahan, dilihatnya ternyata presma menyebalkan berada tepat di depan dirinya.

"Bagus yah,  yang lain pada nyariin,  Lo malah enak-enakan tidur di sini," ucap Geovano sembari menyilangkan lengannya di dada.

Kenzya terkekeh geli dengan kebodohannya, dia bertemu dengan Geovano di saat seperti ini.

"Hehe, kan, gue tersesat, enggak tahu jalan, dari pada masuk jurang mending tiduran di sini, lagian pasti kalian nyariin gue, buktinya Lo ada di sini," ucap Kenzya dengan sombongnya.

"Kalo enggak ada yang nemuin Lo? Lo bisa-bisa di makan sama binatang buas, mau?" jawab Geovano.

Kenzya yang polos menggelengkan kepalanya meminta maaf karena sudah membuat gaduh mereka semua.

Geovano menghela nafas dan membawa Kenzya pergi dari hutan, panitia yang lain sudah Geovano suruh kembali untuk mengumpul di tenda.

Kenzya berjalan mengikuti Geovano dari belakang, hari sudah mulai gelap mereka harus cepat-cepat sampai di tenda sebelum gelap semakin mendominasi.

"Capek!" ucap Kenzya mengeluh.

Geovano acuh dan terus berjalan tanpa henti, Kenzya kesal karena Geovano tidak menyahutinya sama sekali.

"Presma, Kenzya capek istirahat sebentar boleh?" tanya Kenzya selembut mungkin.

Geovano berhenti tanpa berbalik menatap Kenzya, Kenzya langsung duduk sembari meluruskan kakinya yang pegal, ternyata dia memasuki hutan sangat jauh.

"Lima menit, habis itu jalan lagi," ucap Geovano pada Kenzya.

"Busyet sadis amat, Abangnya, baru juga gue duduk," jawab Kenzya dengan kesal.

Geovano hanya mengedikkan bahunya acuh,  tidak lama dia berjalan menjauhi Kenzya,  Kenzya yang belum puas untuk beristirahat mengikuti langkah Geovano yang terbilang cepat.

"Masih lama enggak?  Kenzya lapar, " ucapnya mengeluh kelaparan.

Geovano jengah dengan keluhan yang keluar dari mulut Kenzya,  dia memberikan snak yang selalu dia bawa di kantung hoodinya kepada Kenzya.

"Cepet makan,  habis itu jangan pernah ngeluh lagi!  Ngerti? " ucap Geovano memperingati pada Kenzya.

Kenzya yang polos menganggukkan kepalanya mengerti dan mengambil makanan yang disodorkan Geovano.

Tepat pukul tujuh malam,  Geovano dan Kenzya sudah berhasil kembali ke arena kamping,  dilihatnya Kirana langsung memeluk Kenzya dengan erat,  Kirana menangis sesegukan selama menunggu Kenzya hingga matanya merah dan membengkak.

"Zya,  maafin gue,  beneran gue enggak sengaja,  tadi gue kebelet pengen ke toilet, " ucap Kirana masih dengan menangis.

"Iya,  iya gue maafin, udah ah,  malu diliatin banyak orang tuh, " jawab Kenzya sambil melepaskan pelukannya.

Gilang menghampiri Kenzya yang sudah kembali dengan memeluknya erat "Akhirnya kamu ketemu juga,  maafin aku yang enggak bisa jagain,  My Baby," ujar Gilang ke arah Kenzya.

Kenzya mengangguk "Iya, lagian Zya juga udah selamat, berkat Presma yang udah temui Kenzya tadi," sahutnya sambil menatap Geovano.

Geovano yang merasa ditatap pergi dari hadapan mereka semua memasuki tendanya.

Setelah itu mereka diperbolehkan untuk tidur lebih awal,  untuk masalah api unggun bisa di lanjutkan malam besok.

Hati Yang Dijaga TuhannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang