Part 8 (Kembali Ceria)

3 1 0
                                    

Suara burung terdengar sangat merdu,  membuat Kenzya bangun dari tidurnya dengan disinari oleh cahya matahari yang masuk ke dalam jendela kamarnya.

Sebelum ke kamar mandi Kenzya menggeliat,  dilihatnya dia sudah baik-baik saja,  dia tidak mau menjadi trauma maka dari itu dia akan mencoba melupakan kejadian semalam.

Lima belas menit berlalu,  Kenzya keluar dari kamarnya untuk sarapan,  dilihatnya kedua orang tuanya sedang sarapan.

"Sayang udah bangun,  kamu mau sekolah? " tanya sang Mama membawa Kenzya ke arah tempat duduknya yang berada di samping sang Papa.

"Kamu udah baikan? " tanya sang Papa menatap anak gadisnya.

Mama Miska memberitahukan kejadian semalam pada suaminya,  suaminya terkejut dan ingin menghampiri Kenzya malam itu,  namun dilihatnya kamar Kenzya sudah terkunci.

"Tenang Pah,  Mah,  Zya udah baikan kok,  Zya gak mau berlarut mengingat kejadian itu." jawabnya dengan tak lupa tersenyum,  sembari memakan nasi goreng buatan sang Mama.

Mereka menghela nafas bersyukur karena Kenzya tidak mengalami trauma.
Mereka mengelus lembut rambut Kenzya dengan hangat.

"Assalamualaikum, Zya woy bangun ayok!  Sekolah, " teriaknya duduk di ruang TV sembari mengambil cemilan dan memakannya.

"Wa'alaikumsalam,  Ran,  Zya lagi sarapan kamu mau ikut makan? " tanya Mama Miska pada Kirana.

Mereka sudah tau watak kirana, dan sebaliknya orang tua kirana sudah tau dengan kelakuan Kenzya.

"Gak Tan,  Ran udah makan,  emang Zya udah bangun? Tumben. " herannya bertanya kepada Mama Miska.

Mama Miska membawa Kirana ke meja makan yang sudah ada Kenzya sedang sarapan.

"Woy, tumben udah bangun." Kirana menepuk bahu Kenzya hingga tersedak.

Mamah dan Papa Kenzya terkaget melihat Kenzya tersedak.

"Ran, bisa pelan gak kalo nepuk orang itu liat Zya jadi keselek. " ucap Papa Rendi.

Kirana hanya terkekeh dan meminta maaf kepada Kenzya. Mereka memaklumi itu.

"Sialan!  Kebiasaan banget sih, " hardik Kenzya pada Kirana.  Sang empu yang dihardiknya pun acuh.

Mereka berdua berpamitan kepada kedua orang tua Kenzya,  Miska dan Rendi menggelengkan kepalanya melihat pertikaian dua gadis yang sudah bersahabat dari orok itu.

Mereka sampai di gerbang sekolah,  Kenzya tidak telat karena dia bangun lebih pagi dari sebelumnya.

Kirana memarkirkan sepeda motornya di parkiran sekolah seperti biasa.
Dan kali ini pun, Gilang dan kawan sudah berada di parkiran mereka menatap Kenzya.

"Lo udah baikan?" tanya Gilang menghampiri Kenzya.

"Hmm, thanks yah. " jawab Kenzya dengan tersenyum.

Kirana bingung dengan pembicaraan mereka,  baikan?  Apa maksud dari Gilang.

"Maksudnya apa?  Zya Lo kenapa? " tanya Kirana yang penasaran.

Kenzya membawa Kirana masuk ke dalam kelas,  untuk menceritakan semua kejadian yang menimpanya malam itu.

Kirana kaget dengan apa yang terjadi pada Kenzya, dan dia menyalahkan Kenzya mengapa tidak mengajaknya untuk keluar bareng.

"Lo kenapa gak ngajak gue Maemunah? Biasanya Lo rusuh masuk rumah gue cuma buat ngajak beli martabak."

"Sorry, gue kan, niat nya mau jalan malam sendiri, dari awal gerbang masih rame kok, tapi tahu-tahu banyak yang nongkrong."

Hati Yang Dijaga TuhannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang