Sudah satu bulan mereka berpacaran, masih dengan hubungan yang baik-baik saja. Kali ini mereka akan mengikuti seleksi masuk universitas negeri yang berada di Jakarta, mereka berlima ingin satu kampus bersama.
Hanya saja jurusan mereka yang berbeda, tapi tidak dengan Kenzya dan Kirana mereka berdua tidak bisa dipisahkan."Udah siap Nona cantik? " tanya Gilang yang sudah berada di depan rumah Kenzya.
Kenzya mengangguk semangat sembari berucap "Hmm, siap yuk! Lets'go! "
Mereka berdua bergegas memasuki mobil Gilang, sahabatnya sudah dalam perjalanan bersama Kirana yang entah sejak kapan dia sudah berangkat lebih dulu.
Menuju kampus negeri Dwisakti yang berada di Jakarta, mereka membutuhkan waktu kurang lebih empat jam lamanya.
Mereka semua mencoba untuk ngekost jika keterima, orang tua Kenzya awalnya tidak menyetujui karena memang dia gadis satu-satunya yang mereka punya.
Namun, Kirana meyakinkan bahwa dia akan menjaga Kenzya nantinya.Akhirnya, mereka berhasil membujuk orang tua Kenzya.
Sampailah mereka di parkiran Universitas Dwisakti, sudah ada Reza, Bagaskara dan Kirana.
Mereka memasuki gedung yang berbeda untuk mengikuti seleksi.
Gilang, Reza dan Bagaskara sedang berjalan di koridor menuju gedung jurusan mereka.
Mereka saling mengobrol sampai akhirnya Gilang tidak sengaja menabrak gadis berambut panjang, tinggi, tidak terlalu cantik namun manis dengan mempunyai dua lesung pipi, sepertinya dia sedang terburu-buru, sampai berkas yang dia pegang berhamburan.
Gilang berjongkok mengambil berkas-berkas tersebut "Sorry, gue gak sengaja, " sembari memberikan berkas yang sudah dia kumpulkan.
Gadis yang tidak tahu namanya itu, menatap Gilang tanpa berkedip, sampai Gilang dan sahabatnya heran.
Gilang melambaikan lengannya dihadapan gadis itu "Hello, denger gak? "
Gadis itu tersadar "Eh, emm, gue juga minta maaf, soalnya buru-buru." ucapnya sembari membenarkan rambutnya ke belakang telinganya.
Gilang, Reza dan Bagaskara berjalan mendahului gadis itu.
Gadis itu menatap kepergian Gilang, sembari tersenyum dan diapun berlalu menjauh dari tempatnya.
**
"Woah, pusing bestie butuh Ayang," ucap Kenzya pada Kirana yang sedang membereskan buku tulisnya.
Kirana memutar bola matanya malas "Dih, sombong banget yang punya Ayang. "
Mereka berjalan keluar kelas, Gilang memberitahukan Kenzya untuk berkumpul di kantin.
Kenzya dan Kirana berjalan sembari melihat-lihat area kampus yang akan mereka tempati.
"Ran, kantin mana sih, perasaan gak nemu-nemu," celingukan mencari kesana kemari.
"Mana gue tahu, coba tanya kaka yang ada di sono, " tunjuknya dengan dagu, ke arah pria yang sedang membaca terlihat seperti buku paket.
Mereka menghampiri pria tersebut dengan rasa canggung.
"Emm, Kak, permisi saya mau tanya kantin di mana yah?" tanya Kenzya dengan sangat lembut.
Pria tersebut menatap Kenzya terlebih dahulu "Lurus dari sini, belok kanan." ucapnya final dan melanjutkan kegiatannya kembali.
Kenzya dan Kirana saling menatap dan tak lupa mengucapkan terima kasih.
Kenzya mengikuti intruksi pria tersebut, sampai lah mereka di kantin, dan bertemu dengan Gilang dan lainnya.
Gilang menyuruh Kenzya duduk di sampingnya "Hy baby, " ucap manja Gilang pada Kenzya.
Reza, Bagaskara dan Kirana yang melihat Gilang berucap manis membuat perut mereka mual.
"Syirik aja kalian. " Gilang menimpuk mereka dengan kulit kacang.
Kegiatan mereka hari ini mencari kosan untuk mereka tempati selama kuliah, Kirana dengan kenzya dan Gilang bersama yang lain.
Kenzya dan Kirana telah menemukan kosan yang nyaman, bersih dan tentunya tidak terlalu jauh dengan kampus mereka.
Satu ruangan dengan dua tempat tidur itulah yang mereka incar, karena mereka berdua tidak ingin berpisah ruangan.Selanjutnya Gilang dan yang lainnya pergi menuju Apartemen yang akan mereka tempati. Mengapa tidak kosan seperti Kenzya dan Kirana? Karena jawabannya adalah Bagaskara mempunyai apartemen di daerah jakarta dan itu adalah aset untuknya dimasa depan.
Mereka semua akhirnya beristirahat karena waktu memang sudah menunjukan pukul sepuluh malam, seharian ini mereka sudah berpergian jauh kesana kemari.
**
"Zya bangun, oy! " teriak Kirana tepat di samping telinga Kenzya.
Kenzya merasa terganggu dan menarik selimutnya sampai menutupi tubuhnya.
"Kebo, buruan bangun, gue punya kabar gembira. " Kirana jengah dan menarik selimut Kenzya sampai sang empu bangun dari tidurnya dengan muka kesal.
Kirana yang acuh memberikan handphone miliknya untuk Kenzya baca.
"Wah! Serius kita lulus? " Kenzya berdiri dan melompat-lompat seperti anak kecil yang senang mendapatkan permen.
Kirana pun mengangguk bahagia, karena mereka telah mendapatkan kata lulus untuk memasuki universitas impian mereka.
Kenzya menghubungi sang kekasih untuk memberitahukan bahwa dia diterima di kampus Dwisakti.
"Hallo, " ucap Gilang di seberang sana.
"Hallo, Lang, gue sama Kirana di terima di kampus Dwisakti, coba kamu sekarang masuk ke website cek deh, punya kalian." tutur Kenzya dan Gilang menuruti ucapan kekasihnya itu.
Bagaskara dan Reza buru-buru mengecek dan saat mereka buka, nama mereka terpampang jelas diterima.
Mereka semua bersorak gembira, dan mereka berencana untuk bertemu, untuk membahas ospek yang akan mereka laksanakan dua hari lagi.
Gilang menjemput sang kekasih, dan Reza , Bagaskara menjemput Kirana.
"Aku seneng banget bisa satu kampus sama kamu, meskipun beda jurusan." ucap nya dengan lesu.
Membuat Gilang gemas menatap wajah Kenzya yang sudah cemberut."Gak masalah yang penting satu kampus, satu hati, dan kita pasti sering ketemu. " jawabnya menenangkan Kenzya.
Kenzya mengangguk mengiyakan ucapan Gilang sembari tersenyum.
Sampailah mereka di cafe, duduk bersama seperti biasanya, canda tawa menghiasi meja mereka.
"Hey, kaya pernah liat." ucap seorang gadis yang ternyata sudah bertemu dengan Gilang dan sahabatnya.
Gilang yang masih loading, disenggol oleh Reza, Reza pun berbisik di telinga Gilang " Gadis kemarin yang Lo tabrak. "
Gilang baru paham dan menganggukkan kepalanya mengerti.
"Iyah kemarin gue gak sengaja nabrak Lo. " ucap Gilang dengan wajah datarnya.
Gadis itu mengangguk " Oh iya gue inget, emm gue pamit yah, duluan." ucapnya menjauh dari meja Gilang.
"Dih, gak jelas banget, siapa sih, dia?" tanya Kirana yang kepo.
Gilang dan yang lainnya mencoba memberikan penjelasan dengan sejelas mungkin supaya tidak ada kesalahpahaman antara Gilang dan Kenzya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati Yang Dijaga Tuhannya
Teen FictionKisah Cinta anak remaja, yang tidak sengaja bertemu dengan merebutkan sebuah botol minum, dan kesan pertama yang mereka dapat adalah kesialan. Mereka akhirnya menjalin kasih selama beberapa tahun, hingga mereka selalu mendapatkan ujian menjelang p...