Yeyyy aku update lagi nih❤
Yang nungguin update mana?
Jangan lupa pencet bintangnya yaaa.Happy reading!
***
Naya dan Davis sedari tadi sudah menunggu kedua anak-anaknya, gelisah tergambar jelas di muka Naya. Sudah satu jam lebih sejak Rey pamit untuk menjemput Amanda namun mereka belum juga datang.
"Anak-anak kok belum pulang sih, pa?" Naya mondar-mandir di depan pintu, sesekali melirik jam dindingnya.
Davis berusaha menenangkan istrinya, ia pun sudah merasa khawatir. Entah kemana kakak beradik itu di tengah malam seperti ini.
"Mungkin kejebak macet, tenang dulu ma, bentar lagi mereka dateng kok."
"Awas aja kalo Rey bawa adeknya keluyuran sampe tengah malem kayak gini, hish!"
Davis menghampiri Naya, mengusap punggungnya dan mencoba menyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja, istrinya itu sangat suka mengkhawatirkan sesuatu secara berlebihan.
Selang beberapa menit, terdengar suara klakson mobil dari depan rumah. Naya dan Davis dengan segera membuka pintu dan benar saja, Rey dan Amanda akhirnya sampai juga di rumah.
Amanda langsung turun dan memeluk mamanya, dia masih terisak-isak kecil.
"Mamaaa... Manda takut banget,"
Naya semakin khawatir dengan anak perempuannya ini.
"Kamu kenapa, sayang? Abang, adek kamu kenapa?" ucap Naya beralih menatap Rey meminta penjelasan.
"Hampir di culik sama orang," kata Rey menghela napas pelan, hal itu jelas membuat papa dan mamanya kaget bukan main.
"Kita omongin di dalem, ayo masuk. Udara malam gak enak buat badan." Davis ikut merangkul istri dan anak-anaknya.
Setelah itu, Naya segera mengambil air putih lalu memberikannya kepada Amanda. Ia membelai lembut rambut Amanda dengan sayang, menenangkan.
"Gimana ceritanya adek kamu hampir di culik, mana udah acak-acakan kayak gini rambutnya astaga," ucap Naya.
Rey pun menjelaskan kejadian yang sebenarnya, Rey tahu karna Amanda sempat menceritakan semuanya saat sudah berada di mobil tadi, dirinya juga salah kenapa menjemput adeknya dengan mobil. Harusnya ia menggunakan motor agar lebih cepat sampai dan tidak terlibat macet di jalan.
"Jadi, siapa yang nolongin kalian?" tanya Davis, syukur karna anaknya selamat tanpa luka sedikitpun.
"Temen Rey, dia kebetulan makan malam di restoran yang sama tempat Manda kerja kelompok, tapi Rey belum sempat bilang terima kasih dia udah pergi duluan."
Davis lalu mengangguk, sedangkan Naya di sampingnya sedari tadi sibuk memeluk Amanda, berusaha untuk terus menenangkan.
"Lain kali Manda kerja kelompok di rumah aja, ya, dunia luar memang kadang terlalu bahaya untuk anak seusia kamu. Mengerti, nak?"
"Iya, ma. Maafin Manda udah bikin papa mama khawatir."
"Iya sayang, gak apa-apa."
Sedangkan Rey, cowok itu sibuk menggeser layar handponenya. Ia bingung harus menghubungi Alena atau tidak, bagaimana pun ia harus mengatakan sesuatu untuk gadis itu karna telah menolongnya. Kalau bukan karna Alena, ia sudah tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan Amanda saat ini.
Dan untuk yang pertama kali ia akhirnya mengetik pesan kepada Alena dan segera mengirimkannya.
Rey Mahardika:
Makasih, udah nolongin Amanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCRUSH! (Selesai)
JugendliteraturAlena Valensia. Perempuan cantik, ceria dan sangat menyukai Mochi coklat. Fakta menariknya, Alena ternyata menyimpan perasaan suka terhadap kapten basket di sekolahnya yang di kenal ketus bin judes. Karna tak tahan dengan sifat dinginnya, Alena deng...