29. A LITTLE HAPPINES

1.4K 75 6
                                    


Haiiiiiii😍
Jangan jadi siders ya gengsss.
Oke, untuk yang penasaran sama isi chat Alena dan Rey bisa liat di postingan ig ku (awaaayyxx. wattpad) wkwk.

Happy reading!

***

"Dih, gila tuh cowok. Bisa-bisanya dia ngatain gue berisik."

Shenna mendengus saat selesai membaca pesan Rey yang Alena tunjukkan padanya. Sedangkan Alena terkekeh pelan mendengar ocehan Shenna. Alena memang memberitahu sahabatnya itu bahwa ia di ajak untuk menemani Rey bermain basket, tentunya bukan di lapangan sekolah.

"Terus, lo beneran mau?" tanya Shenna memastikan. "Jangan sampai Rey nyuruh lo pulang lagi pas udah di sana, lo kan tau sendiri kelakuan cowok jutek yang satu itu" cibirnya lagi.

"Gak tau, soalnya dia juga minta di tungguin." ucap Alena.

Shenna menggeser bangkunya lebih dekat kemudian memegang kedua pundak Alena sambil menatapnya lamat-lamat. "Inget, ya, Al. Lo nih pernah nangis-nangis gara-gara Rey, lo juga selalu di tinggalin bahkan di cuekin mulu sama dia, terus sekarang lo mau nemenin dia lagi? Mending ga usah,"

"Loh, kenapa?"

Shenna memutar bola matanya malas. "Tau ah, ga ngerti-ngerti."

"Dia udah minta maaf ke gue. Dan kayaknya ga terlalu buruk kalo gue ngasih dia kesempatan buat memperbaiki semuanya,"

"Apa yang mau dia perbaiki? Setelah Rey bikin lo patah hati bahkan sebelum kalian memiliki hubungan, lo masih bisa ngomong kayak gitu? Mikir, Al, mikir!" Shenna mengguncang kedua lengan Alena agar Alena mengerti maksud dari semua yang ia katakan tadi.

Sedangkan yang Alena lakukan hanyalah bungkam, sama sekali tak bergeming meski Shenna sudah sekuat tenaga untuk mencoba mengembalikan logika dirinya ketika mencintai seseorang.

"Hati lo terbuat dari apa, ha? Dari baja? Ya tuhan, Alena, tolong deh jangan bego, astaga." Shenna berucap prustasi sambil memijit keningnya sendiri. Tidak habis pikir dengan Alena yang memberikan jawaban konyol seperti tadi. Memangnya apa yang akan Alena dapatkan jika memberikan Rey kesempatan lagi untuk memperbaiki hubungan?

"Gue bakal jagain Alena dari segala kemungkinan yang akan membuat dia merasa tidak nyaman dan lo bisa pegang kata-kata gue."

Suara berat dari arah belakang membuat Shenna dan Alena menoleh. Betapa terkejutnya saat keduanya mendapati Rey yang tengah berdiri sambil menatap Shenna dan Alena secara bergantian. "Kenapa?"

"R-rey... sejak kapan lo di situ?" ucap Alena terbata-bata, masih sedikit syok dengan apa yang ia dengar dari mulut seorang Rey Mahardika.

"Sejak sepuluh menit yang lalu. Sejak Shenna marah-marah," ujar Rey sambil melirik Shenna yang sudah dongkol di tempatnya. Bagaimana tidak, Rey tiba-tiba mengagetkan mereka dengan nada bicara khasnya, ketus dan jutek everytime.
Meski begitu, Alena sudah tak karuan di buatnya.

"Ayo, Al," Shenna cepat-cepat mengajak Alena untuk pergi segera.

"Nggak! Alena sama gue, jangan ajak dia kemana-mana" Rey seketika menggandeng tangan Alena lebih dulu agar si Shenna itu tidak membawa kabur Alena dari dirinya.

"Hish, sebel banget gue sama nih makhluk. Udah datangnya tiba-tiba, seenaknya lagi," gerutu Shenna pada Rey.

"Udah, udah. Mending balik kelas masing-masing, gue pusing dengerin kalian berdua nyerocos mulu."

"Nggak mau," kata Rey.

"Terserah." final Shenna. Gadis itu kemudian berjalan meninggalkan Alena dan Rey. Berlama-lama mengobrol dengan Rey bisa membuat Shenna naik darah. Cowok yang satu itu memang suka sekali menguji kesabarannya. Apalagi perihal Alena. Menyebalkan.

UNCRUSH! (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang