3. MOCHI ADDICTED

1.3K 108 3
                                    


Halo gengssss❤
Ada yang nungguin update gak nih?
Pencet bintangnya jangan lupa yaa hehehe makasih, mwahh.

Happy reading!

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari tadi, namun Alena masih berdiri di samping lapangan basket dan duduk memperhatikan cowok yang sedang memantul-mantulkan bola sendirian.

Shenna sudah pulang dari tadi, ia juga sempat mengajak Alena pulang akan tetapi cewek itu menolak. Alasannya karna Alena mau menemani Rey latihan basket.

Bukan menemani sebenarnya tapi lebih ke nunggu diam-diam, siapa tau pas Rey pulang Alena bisa ikut juga.

Oke, lagian juga berharap ga ada salahnya kan?

Karna tak mau pindah dari tempatnya, Alena memilih berjongkok sambil bertopang dagu. Matanya tak pernah lepas dari laki-laki di depannya itu, hal sekecil ini saja begitu membuatnya merasa cukup bahagia. Menunggu Rey sedang latihan adalah kebiasaan Alena, tentunya sedikit bersembunyi takut-takut dia kepergok dan mendapat tatapan sinis dari Rey.

"Kok bisa ya, gue suka sama orang kayak dia? Padahal dia ga pernah nyapa gue, ga pernah chat sama gue, lirik gue aja kaga pernah. Gue waras kan?" monolog Alena pada dirinya sendiri.

Rey sepertinya sudah mau pulang, Alena terburu-buru berdiri dan menghampiri cowok itu. Rey melirik Alena sebentar kemudian berpaling mengambil helm tanpa menghiraukan Alena di sampingnya.

"Mau pulang ya, Rey?" tanya Alena.

Sedangkan yang di tanya hanya diam.

Alena mengeluarkan tumbler hitam dari tasnya dan menawarkan Rey untuk minum. Selalu begitu. Memberikan Rey perhatian-perhatian kecil juga merupakan suatu keharusan bagi Alena, contohnya memberi air untuk minum.

"Siapa tau lo haus, nih," Alena mengulurkan tumblernya.

"Minggir, gue mau balik." tanpa basa-basi lagi Rey menyalakan mesin motornya dan berlalu meninggalkan Alena sendrian.

"REY!! GUE MAU IKUTT!!" teriakan Alena sia-sia, motor Rey melaju begitu cepat.

"Kok di tinggal mulu, sih. Terus gue balik naik apaan dong? Masa iya jalan kaki, bisa remuk badan gue."

Alena menghela napas gusar, confes kepada cowok memang membutuhkan mental yang cukup besar, terlebih jika cowok itu terlalu cuek seperti Rey.

Dengan langkah sedikit lesu, Alena memutuskan untuk segera pulang juga. Mamanya pasti sudah menunggunya di rumah terlebih jam sudah menunjukkan pukul 14.43. Sebentar lagi mau masuk waktu Ashar.

***

0852xxxxxxxx
Lapangan basket, kalo lo berani one by one.

Rey menatap layar handponenya lama, pesan seperti ini baru pertama kali ia dapatkan.

"Kurang kerjaan." Rey menghempas handponenya ke kasur kemudian beralih mengambil gitar.

Baru saja jarinya menyentuh senar gitarnya, pintu kamar tiba-tiba di buka oleh Amanda. Tanpa aba-aba ia langsung berbaring di kasur kakaknya itu.

"Keluar, kasur gue bisa kotor." ucap Rey begitu saja.

"Pelit banget jadi cowok. Numpang rebahan doang masa ga boleh sih," cibir Amanda lalu mengambil satu bungkus mochi yang sengaja ia bawa dari kulkas. Melihat itu Rey seketika memicingkan matanya.

"Itu pasti mochi gue, lo ambil diem-diem kan? " tanya Rey.

"Ih apaan, orang gue yang di kasih sama mama tadi."

UNCRUSH! (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang