Yuhuuu ketemu lagi sama manusia fiksi😗
Kalian apa kabar, nih?
Siap vote? Harus siap dong.
Gimana perasaan kalian baca part kemarin? Suka ga? Semoga part ini kalian suka juga😍Happy reading!
***
"Ini urusan gue sama Alena, lo ga usah ikut campur."
Mike. Cowok ini selalu saja muncul di waktu-waktu yang tidak tepat dan menganggu sekali. Alena kembali di hadapkan pada dua laki-laki yang sama-sama memiliki ego yang tinggi, yang satu tidak suka di bantah, yang satunya lagi tidak mau mengalah. Entahlah, semesta selalu menempatkan Alena pada pilihan. Ah iya, lalu bagaimana dengan Gavriel?
"Bentar, kok lo bisa tau gue sama Rey di sini? Lo ngikutin kita?" tanya Alena. Pasalnya saat pergi bersama Rey tadi, Alena yakin tidak ada orang selain mereka berdua.
"Lo gak perlu tau itu, yang jelas pulang sama gue sekarang. Papa lo udah nungguin di rumah." Mike dengan tatapan nyalangnya itu tetap saja mendesak Alena untuk ikut bersamanya.
"Jangan suka maksa jadi orang, singkirin tangan lo!" Rey menentang tangan Mike. Tidak mau Alena di sentuh oleh orang lain.
Suasananya berubah menjadi tegang. Alena terjebak di tengah-tengah. Kalau tau endingnya akan seperti ini, lebih baik ia pulang dengan Shenna saja. Dan karna tidak ingin ada adegan pukul memukul, Alena pun mengiyakan ajakan Mike. Soal Rey bisa ia selesaikan besok-besok di sekolah.
"Gak apa-apa, kan, Rey?" kata Alena memastikan meski sebenarnya ia ragu. Dari ekspresi wajah Rey yang sudah kelihatan jengkel, Alena bisa paham bahwa Rey benar-benar tidak menyukai kehadiran Mike ini secara tiba-tiba dan mengajaknya pulang.
"Terserah lo, urusan pulang aja ribet." final Rey.
Ia kemudian beranjak lebih dulu dan meninggalkan Alena dan Mike. Emosi Rey di uji habis-habisan karna Mike yang seenaknya menghancurkan moment yang sudah Rey rencanakan dari jauh-jauh hari. Moment yang harusnya ia nikmati bersama Alena berakhir menjengkelkan gara-gara Mike.
Alena mendengus. "Gue heran, kenapa lo selalu muncul di saat yang ga tepat? Ganggu banget tau ga,"
"I don't care. Yang Gue pikirin cuman lo, dan lo harus mau sama gue!"
"Stress."
"Gue stress gara-gara lo."
Mike lalu menarik lagi tangan Alena agar segera menuju ke mobilnya. Sedangkan Alena yang sudah merasa risih berusaha melepaskan tangannya namun tenaganya tak cukup kuat untuk melakukan itu.
Setelah sampai di mobil, Alena tidak mau masuk dan itu membuat Mike geram bukan main. "Berhenti bikin gue emosi, masuk sekarang!"
"Gue ga minta lo buat jemput gue, salah sendiri" ucap Alena ketus seraya bersedekap dada. "Lagian gue udah pernah bilang kalau gue ga suka dengan cara lo yang selalu egois kayak gini."
Bodoamat dengan perasaan Mike. Alena juga sudah kepalang emosi karna waktunya bersama Rey jadi berantakan karna ulah manusia yang satu ini.
"Masuk sekarang!" Mike tiba-tiba membuka pintu dan memaksa Alena masuk dan duduk di kursi paling depan.
"Ga kasar, bisa?" Alena meringis memegangi lengannya yang di dorong agak kuat oleh Mike. Sumpah, rasanya Alena mau kabur dan lari saja. Berada di dekat Mike seperti sedang berjalan di atas bara api. Itu benar-benar membuat Alena merasa tidak nyaman.
Selama lima belas menit perjalanan, Alena sama sekali tak melirik Mike di sampingnya yang sejak tadi mengajaknya berbicara, berusaha memperbaiki mood Alena setelah adegan saling marah-marah tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCRUSH! (Selesai)
Teen FictionAlena Valensia. Perempuan cantik, ceria dan sangat menyukai Mochi coklat. Fakta menariknya, Alena ternyata menyimpan perasaan suka terhadap kapten basket di sekolahnya yang di kenal ketus bin judes. Karna tak tahan dengan sifat dinginnya, Alena deng...