Trying to fast update.
Kalian apa kabar?
Semoga sehat-sehat semua yaaa❤
So, what about Gavriel? Here we go!Happy reading!
***
"Ril, kamu masuk sekolah kan hari ini?"
Suara Ayumi membuat Gavriel membalikkan badannya seraya membenarkan dasinya.
Ya, Ayumi sudah keluar dari rumah sakit sejak lima hari yang lalu. Badannya kini terasa sedikit pulih. Soal biaya administrasi sudah di lunasi semua oleh Reinhard, saat di tanya darimana uang tersebut, Reinhard hanya menjawab seadanya. Mengatakan bahwa itu semua adalah hasil dari tabungan lain yang sengaja ia simpan selama ini. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah, Reinhard menjual barang-barang mewah yang ia punya. Mulai dari koleksi jam seharga puluhan juta, handpone keluaran terbaru yang baru saja ia beli beberapa bulan yang lalu.
Alasan yang ia sebutkan itu hanya alibi untuk membuat bundanya tetap merasa baik-baik saja dan tidak terlalu risau tentang keuangan keluarganya.
"Iya, bun." jawab Gavriel kemudian mendekat ke arah Ayumi dan memberikan kecupan di pipi Bundanya. "Sehat-sehat terus, ya, bunda. Rumah jadi sepi kalau bunda ga ada."
"Bunda udah sehat, kok, Ril." balas Ayumi lembut.
"Ayo, nak, kita sarapan dulu di bawah, kakak kamu udah nungguin."
Setelah selesai dengan urusan dasinya, Gavriel dan bundanya pun turun untuk mengisi perut mereka. Pagi ini memang Ayumi sengaja menyiapkan sarapan kesukaan Reinhard dan Gavriel. Begitu lama di rumah sakit membuatnya rindu memasak makanan untuk anak-anaknya itu.
Di sela waktu makan, Ayumi sempat menoleh ke arah Handpone Gavriel yang berbunyi diikuti layarnya yang menyala. Netranya menangkap foto seorang perempuan yang Gavriel jadikan sebagai wallpaper. Seketika, senyuman kecil terulas di wajahnya. Kalau sudah seperti ini, tebakannya tidak akan pernah meleset.
"Ril, kamu punya pacar? Kok ga kenalin ke bunda?"
Gavriel terbatuk mendengar pertanyaan tersebut. Sedangkan Reinhard malah menyambar handpone adiknya dan benar saja, tergambar jelas foto perempuan dengan wajah yang tidak asing di penglihatannya.
"Nggak, bun," Gavriel lalu mengambil kembali benda pipih itu dari tangan kakaknya. "Jangan coba-coba buka galerinya, kak!"
Reinhard memicingkan matanya, "Foto ceweknya kayak pernah ketemu tapi di mana, ya?"
Foto di wallpaper yang terpampang di bagian layar kunci itu memang sengaja Gavriel buramkan agar teman-teman atau pun orang lain yang tidak sengaja melihat tidak langsung mengenalinya. Gadis yang rambutnya terurai, sedang memegang bola basket. Ya, siapa lagi kalau bukan Alena?
Dan apakah tebakan kalian benar?
Gavirel bukan sekali dua kali mengambil foto Alena secara diam-diam, dia bahkan membuatkan satu album khusus di galeri handponenya. Sebagian besar dari semua foto-foto tersebut adalah saat Alena sedang berada di lapangan basket, memegang bola. Ada juga saat Alena sedang memakan dessert coklat.
"Ril, kok bengong?" tanya Ayumi.
Gavriel kemudian kembali pada titik sadarnya.
"Nggak apa-apa, bun. Gavriel berangkat sekarang aja ya, udah mau telat,"
"Sarapannya belum habis, Ril"
"Nanti makan di kantin sekolah aja." Gavriel lalu mengambil tas dan segera berangkat ke sekolah.
Di penghujung pintu, "Gav, jangan lupa kenalin ke kakak sama bunda ya." Reinhard meneriaki adiknya, Gavriel hanya berbalik dan memutar bola matanya jengah. Sedangkan sang bunda hanya terkekeh mendengar interaksi kedua anak laki-lakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCRUSH! (Selesai)
Teen FictionAlena Valensia. Perempuan cantik, ceria dan sangat menyukai Mochi coklat. Fakta menariknya, Alena ternyata menyimpan perasaan suka terhadap kapten basket di sekolahnya yang di kenal ketus bin judes. Karna tak tahan dengan sifat dinginnya, Alena deng...