2. ALENA BUCIN

2.1K 114 1
                                    


Aku update lagi nih yuhuuu!!
Jangan lupa pencet bintangnya oke? Aaa makasih❤

Rey itu tipikal cowok yang agak jutek, gatau deh nih Alena bakal tahan apa engga.

Happy reading!

***

"ALENAAA, BANGUN!!!" teriakan dari luar kamar tak kunjung membuat gadis yang masih betah menutup matanya itu untuk bangun. Alarm di sampingnya pun berbunyi sia-sia.

Akhirnya Yura--sang mama, memutuskan untuk masuk saja ke kamar anaknya yang kebetulan tidak dikunci. Satu kata yang menggambarkan keadaan kamar tersebut, berantakan!

"Ini kamar atau kapal pecah? Astaga Alena, kamu benar-benar jorok, astagfirullah!" Yura hanya bisa mengusap dadanya pelan.

"Bangun, Al. Kamu sekolah hari ini," ia lantas menggoyang-goyangkan lengan Alena namun tak ada respon. Ia beralih menarik selimut anaknya, lalu membuka gorden jendela. Alhasil cahaya matahari pun masuk.

"Engghh ..." Alena seketika menggeliat dan mengusap mukanya.

"Mama ngapain? Ini masih malam loh ma," ucap Alena kembali menarik selimut dan menutupi seluruh badannya. Belum sadar sepenuhnya.

"Cepetan bangun kalau kamu ga mau ketinggalan sama papa kamu,"

"Hari minggu ma, Alena ga sekolah." Alena masih setia dengan selimutnya dan sama sekali tidak berniat untuk beranjak dari kasurnya.

"Hari minggu matamu!! Ini hari kamis, udah setengah tujuh juga. Dan kamu masih belum siap-siap ke sekolah, nanti kalau terlambat tanggung sendiri." Yura akhirnya keluar begitu saja dari kamar Alena, tak peduli lagi. Alena memang sangat susah di bangunkan, repot banget setiap pagi.

Sedangkan Alena yang baru mencerna baik-baik kata-kata mamanya itu pun kaget bukan main.

"Hari kamis? Setengah tujuh?" Alena mengerjapkan matanya dua kali, "AARGGHHH MAMPUS!!! MAMA KENAPA GA NGOMONG DARI TADI? ALENA TERLAMBATT MAA!!"

"Tidur terus!" balas Yura yang sudah berada di dekat tangga.

Alena buru-buru bangun, segera mengambil handuk, tak peduli lagi mandi berapa lama yang penting basah. Seragam sekolahnya belum ia siapkan, buku pelajaran masih berserakan di meja, kaos kaki hanya tinggal sebelah.

"Kaos kaki gue kok hilang sih? Pasti di bawa lari tikus nih, wah kurang ajar. Awas lo ya, gue tangkap abis itu kasih ke kucing."

"Buruan, Al. Papa udah mau berangkat sekarang," panggil Yura lagi dari bawah.

"IYA MAAA" dengan tergesa-gesa, Alena segera memasukkan buku dan meletakkan tasnya di punggung.

"Bodoamat lah, kaos kaki beli di koperasi aja."

Akhirnya Alena berangkat ke sekolah tidak memakai kaos kaki.

***

Jalanan sudah mulai di padati kendaraan, lumayan macet namun papa Alena memilih jalan pintas agar bisa menghindari kendaraan lain.

"Kaos kaki kamu mana, Al?" tanya William pada anaknya.

"Gatau pa, kayaknya hilang deh di kamar Alena,"

"Loh? Emangnya kamu ga siapin semua keperluan sekolah kamu?" pertanyaan itu hanya di balas Alena dengan cengiran khasnya. Sedangkan William hanya geleng-geleng kepala.

"Mm, pa?"

"Ambil aja di dompet papa, tapi jangan banyak-banyak. Kamu kalau jajan suka nggak tau diri," William sudah paham dengan ucapan Alena itu.

UNCRUSH! (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang