Yeyeyeeeee updated lagi.
Hai, kalian apa kabar?
Vote dan koment kalian jgn lupa yaa❤
Hope you like it.Happy reading!
***
Malam hari, Rey tak bisa tidur memikirkan obrolan Gavriel tadi. Ia di buat misah-misuh dengan pikirannya sendiri. Rey kemudian memilih bangun dari tidurnya lalu mengambil kameranya, gambar-gambar yang ia ambil kemarin-kemarin ternyata lumayan banyak. Namun ia tidak berhasil menyampingkan pikirannya dari kegiatan melihat semua foto-foto di kamera itu.
Ia kemudian berpindah tempat ke lantai, memilih bermain game di ponsel. Akan tetapi itu juga tidak berhasil, ia sepertinya strugle.
"Gue kenapa, sih!" Rey mengusap mukanya dengan kasar.
Ia lalu meraih kembali ponsel yang sempat ia lempar tadi, membuka aplikasi chat berwarna hijau, mencari nama seseorang yang telah ia blokir beberapa hari yang lalu. Rey menggulir setiap pesan yang di kirimkan padanya, apa ia terlalu jahat? Sungguh, ia kebingungan sekarang.
Melihat pesan terakhir yang Alena kirim itu berhasil membuatnya amburadur."Maaf." satu kata yang hanya mampu ia ucapkan dalam hati. Bajingan memang.
***
Keesokan harinya, Amanda terlihat buru-buru turun dari kamarnya dan mencari keberadaan kakaknya. Anak itu sepertinya kesiangan, entah Rey sudah berangkat duluan atau belum.
"Ma, abang mana?" tanyanya pada mamanya yang masih berada di meja makan.
"Udah ke bagasi kayaknya," jawab Naya sambil mengoleskan selai ke roti.
Amanda membulatkan matanya. Tanpa pamit, ia lalu bergegas menyusul Rey ke bagasi. Sedangkan Rey masih terlihat memeriksa kondisi kemudian memanaskan mesin mobilnya sebelum berangkat ke sekolah. Menyadari kehadiran Amanda di belakangnya, laki-laki itu berbalik sambil bersedekap dada.
"Ngapain?" tanyanya.
"Bareng, ya, bang? Boleh kan?" ucap Amanda cengengesan.
Rey mendengus kesal, sudah ia tebak. Biasanya Amanda berangkat ke sekolah bersama papanya, tumben sekali adiknya ini mau semobil.
"Manda kangen tau ke sekolah sama abang. Udah, bentar lagi mau masuk kelas, nanti terlambat." tanpa menghiraukan Rey lagi, Amanda segera naik ke mobil dan memasang seatbelt.
Selama di perjalanan, Amanda banyak berbicara namun kakaknya itu hanya merespon sesekali. Ia masih fokus menyetir di tengah banyaknya kendaraan yang berlalu lalang. Amanda sesekali menoleh ke luar jendela, pandangannya kemudian tertuju pada seseorang yang kelihatannya sedang menunggu angkot di halte. Sepertinya seseorang itu tidak asing, dari gaya rambut dan tas yang ia pakai sepertinya Amanda kenal.
"Bang, tepiin mobilnya dong," pinta Amanda pada Rey.
"Apaan lagi sih? Ntar lu telat beneran bocil,"
"Heh, gue bukan bocil ya! Udah deh nurut sama adik, tepiin dulu mobilnya, buruan"
"Di mana-mana adik yang nurut sama abangnya, kebalik itu" gerutu Rey namun ia tetap menuruti permintaan Amanda untuk menepikan mobilnya.
"Diem!" tanpa membuang waktu lagi, Amanda segera turun dari mobil dan berlari menghampiri seseorang tersebut.
Dan, ya, tebakan Amanda ternyata benar. Orang itu adalah Alena. Sedangkan Alena yang sedang sibuk menunggu angkot itu pun terkejut melihat kehadiran Amanda secara tiba-tiba. Entah bagaimana Amanda bisa mengenali dirinya.
"Hai, kak Al," sapa Amanda lalu duduk di samping Alena sambil menggoyang-goyangkan kakinya. Alena yang melihat itu pun tersenyum kecil.
"Hai, Amanda," jawab Alena, "Kok kamu bisa ke sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCRUSH! (Selesai)
Teen FictionAlena Valensia. Perempuan cantik, ceria dan sangat menyukai Mochi coklat. Fakta menariknya, Alena ternyata menyimpan perasaan suka terhadap kapten basket di sekolahnya yang di kenal ketus bin judes. Karna tak tahan dengan sifat dinginnya, Alena deng...