Hai hai haiiiiii...
Hayoloh, mau ngasih vote dulu ga nih?
Oke, makasihhh🤣❤
Agak lama ya updatednya wkwkHappy reading!
***
Isu tentang William yang membatalkan perjodohan dan kontrak kerja sama kini telah Mike ketahui dari penjelasan papanya. Amarahnya meluap-luap seketika, ternyata ucapan William hari itu bukanlah main-main.
"Kenapa papa ga hubungin Mike buat datang kemarin?!" erang Mike pada papanya. Mike meninju tembok hingga membuat tulang jarinya sedikit lecet.
Bram mencoba menenangkan amarah Mike. "Jangan emosi dulu bisa tidak? Papa juga lagi pusing mikirin semuanya."
Nafas Mike tersengal-sengal, berusaha untuk tetap menahan dirinya agar tidak mengamuk dan mengacak-acak ruangan papanya karna tidak terima dengan semua keputusan. Ini tidak bisa di biarkan, mau bagaimanapun caranya, Alena harus tetap ia dapatkan.
Keesokan harinya setelah pulang sekolah, Mike terburu-buru menuju parkiran dan langsung memakai helmnya. Tak memperdulikan Erick, Theodore dan pelatih basket yang sedang menunggunya untuk latihan basket.
"Latihan aja kalau mau, gue ada urusan yang lebih penting." teriak Mike pada Erick yang sempat bertanya kepadanya tadi.
Theodore berdecak pelan mendengarnya, "Dia pasti mau nyamperin si Alena lagi,"
"Ya sudah, kalian tetap latihan, panggil teman-teman yang lain." final sang pelatih. Hari ini memang ada jadwal latihan basket, akan tetapi Mike sama sekali tak mau mengalah. Yang di pikirannya hanyalah Alena dan itu membuat Erick dan Theodore merasa jengah karna Mike lebih mementingkan perempuan tersebut.
***
Sementara itu, Mike mengendarai motornya dengan ugal-ugalan di jalan. Salip-menyalip pun tak terhindari. Sesekali, cowok itu mengumpat dalam hati mengingat dirinya yang hanya bisa menemui Alena di sekolahnya. Alena tidak pernah mau saat Mike mengajaknya untuk sekedar bertemu setelah kejadian tempo hari di mana Mike hampir menampar pipinya.
Deru nafas Mike semakin memburu kala melihat Alena dan Rey sedang berjalan beriringan keluar dari gerbang sekolah.
"Kurang ajar!"
Tanpa berpikir panjang lagi, Mike segera turun dari motor, meletakkan helmnya ke sembarang tempat.
"Harus berapa kali gue bilang, jangan pernah dekat sama cowok lain selain sama gue?!" gertakan dan cengkraman Mike secara tiba-tiba pada bahu Alena membuat gadis itu sangat terkejut dan takut dalam waktu yang bersamaan, begitu juga dengan Rey.
Rey yang berdiri persisi di samping Alena pun lantas menyingkirkan pegangan Mike pada Alena. Alena meringis setelahnya.
"Ga usah main kasar sama cewek, banci lo?" ketus Rey dengan suara dingin.
"Ini urusan gue sama Alena, lo jangan sok ikut campur!" sentak Mike. Ia kembali menatap Alena seperti hewan buas yang siap menerkam mangsanya. "Pokoknya lo pulang harus sama gue, kemana-mana sama gue juga, gue gak mau tau!"
Alena merapatkan badannya ke sisi Rey, mencoba mencari perlindungan. Mengingat Mike yang akhir-akhir ini selalu menggertak dirinya.
"Sini lo, ikut gue sekarang!" Mike kembali mencengkram, kali ini ini lengan Alena yang jadi sasarannya.
Lidah Alena keluh, tak tau harus menjawab bagaimana. Ia hanya menggelengkan kepalanya, sesekali melirik ke arah Rey untuk meminta bantuan agar Mike menghentikan aksi gilanya.
"ALENA, LO DENGER GUE GA SIH?" nada suara Mike terdengar memaksa. Ia terus mendesak Alena agar mau ikut dengannya. Jika bukan dengan cara yang seperti ini, Alena sudah pasti tidak akan mau ikut, pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCRUSH! (Selesai)
أدب المراهقينAlena Valensia. Perempuan cantik, ceria dan sangat menyukai Mochi coklat. Fakta menariknya, Alena ternyata menyimpan perasaan suka terhadap kapten basket di sekolahnya yang di kenal ketus bin judes. Karna tak tahan dengan sifat dinginnya, Alena deng...