Updated time!!!
Kalian apa kabar?
Jangan lupa vote dan koment yaw😍
Ga boleh jadi siders😠Happy reading!
***
Sudah dua hari Gavriel tidak masuk sekolah. Dua hari yang lalu juga, bundanmasuk rumah sakit dan itu membuat dirinya harus menemani sang ibu. Keluarganya yang lain juga sudah datang menjenguk namun dokter tidak memperbolehkan terlalu banyak yang masuk ke ruangan dengan alasan kondisi pasien harus selalu stabil, akhirnya hanya Gavriel lah yang berjaga.
Laki-laki itu kini ikut tertidur di samping kasur mamanya, dirinya terbangun kala merasakan ada yang mengusap puncak kepalanya.
"Ril... " lirih Ayumi. Ia memang memanggil Gavriel dengan sebutan 'Ril' karna muka Gavriel sangat mirip dengan ayahnya yang sudah meninggal dan kebetulan memiliki ujung nama yang sama dengan Gavriel. Hitung-hitung sebagai pengobat rindu Ayumi pada suaminya. Sementara itu, di tangannya sudah terpasang alat infus dan itu lumayan sakit jika di gerakkan. Gavriel membuka matanya perlahan lalu memperbaiki posisi duduknya.
"Kenapa, bunda? Bunda butuh sesuatu? Gavriel panggilin suster dulu ya, bun? Bentar,"
"Tidak usah, bunda gak apa-apa. Duduk dulu sini," Ayumi menahan anak laki-lakinya itu lalu membangunkan badannya agar ia bisa duduk juga. Gavriel membantu dengan meletakkan bantal di belakang punggung mamanya agar lebih nyaman.
"Kenapa gak ke sekolah, hm?" tanya Ayumi dengan nada bicara yang begitu pelan dan penuh kelembutan. Melihat Gavriel yang senantiasa berada di sisinya membuat ia merasa beruntung memiliki anak seperti putranya ini.
"Gavriel takut ninggalin bunda sendirian di sini," ucap Gavriel sambil memijit kaki mamanya.
"Kan ada kakak kamu, Ril." Ayumi kembali mengusap puncak kepala anaknya. Sifat baik Gavriel sangatlah besar, ia sampai-sampai mengorbankan semua waktu sekolahnya hanya untuk menjaga bundanya padahal sekolahnya jauh lebih penting, pikir Ayumi dalam hati.
"Dia selalu sibuk dengan kerjaannya, jenguk bunda aja baru sekali. Gavriel mana mau biarin dia jagain bunda sedangkan urusannya aja ga pernah ada habisnya," rutuk Gavriel. Ya, Gavriel adalah anak kedua dari dua bersaudara. Kakaknya laki-laki juga.
"Padahal bunda gak apa-apa kalo sendiri di sini, kamu kan harus sekolah, Ril. Kakak kamu kerja juga buat keluarga kita kan? Jadi jangan ngomong kayak gitu lain kali,"
Gavriel menganggukkan kepalanya.
Waktu kini sudah menunjukkan pukul empat sore. Gavriel berniat untuk keluar sebentar dan meminta suster untuk memantau keadaan bundanya. Laki-laki itu lalu duduk di kursi taman rumah sakit kemudian mengeluarkan handponenya. Ia menggeser beberapa foto seorang perempuan yang sudah dua hari ini tak ia lihat sama sekali saking sibuknya mengurus segala keperluan bundanya selama di rawat.
Indah. Satu kata itu menggambarkan segalanya ketika Gavriel menatap lamat-lamat wajah teduh Alena. Namun di sisi lain, ia juga teringat mengenai kabar yang beredar di dunia maya, tentang Alena yang katanya adalah calon pasangan dari Mike. Mike ternyata tidak main-main dengan ucapannya saat Gavriel mengantar Alena ke rumah sakit waktu itu. Lalu bagaimana dengan dirinya? Gavriel tidak mungkin ikut-ikutan menyatakan perasaannya sementara ia juga tahu bahwa Alena hanya menyukai Rey.
Ternyata bukan hanya masalah hati Alena yang rumit, perasaan Gavriel terhadap Alena juga tidak kalah rumit.
***
Alena mencoba berdamai sejenak dengan isi pikirannya yang tengah kalut. Ia berusaha menyingkirkan semua hal yang bersangkutan tentang rencana perjodohan antara dirinya dan Mike. Ia mungkin harus mengikuti saran dari Shenna kemarin, ia tidak perlu berlarut-larut dengan semua hal yang mungkin belum tentu terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCRUSH! (Selesai)
Teen FictionAlena Valensia. Perempuan cantik, ceria dan sangat menyukai Mochi coklat. Fakta menariknya, Alena ternyata menyimpan perasaan suka terhadap kapten basket di sekolahnya yang di kenal ketus bin judes. Karna tak tahan dengan sifat dinginnya, Alena deng...