Yeyeyeeee updated😍
Sebelum baca jgn lupa bintangnya.
Harus ninggalin jejak pokonya.
Oke?Happy reading!
***
William masih berusaha untuk menjelaskan semuanya pada Alena, namun anaknya itu belum mau mengerti dan salah paham. Mau tidak mau ia harus menemui Bram untuk membicarakan perjodohan antara Mike dan Alena. Sebenarnya William sangat malas bertemu dengan Bram jika hanya mengurusi masalah semacam ini. Namun atas nama kebahagiaan putrinya, William akan mengusahakan segala yang terbaik.
Lama menunggu, akhirnya Bram datang dan mengajak William ke ruangannya. Mereka berdua memilih mengobrol di ruangan privat yang hanya bisa di akses oleh Bram dan beberapa pegawai tertentu saja.
"Sudah seminggu lebih tidak bertemu, apa kabar?" Bram melonggarkan dasinya lalu menyimpan tasnya di atas nakas.
"Kabar baik," jawab William.
"Jadi, ada hal penting apa ke sini?"
William tak langsung menjawab, laki-laki paruh baya itu sedikit kesulitan harus menyampaikan dengan cara apa terkait masalah perjodohan anaknya. Di satu sisi, Alena jelas tidak mau. Di sisi lain, ia juga merasa tidak enak mengingat Bram lah yang menolong dirinya saat masalah keuangan perusahaannya hampir mengalami kerugian besar.
"Soal perjodohan anak-anak, apa itu sudah mutlak?" ucap William hati-hati.
Bram menyatukan kedua alisnya, jadi ini alasan yang membuat William tiba-tiba datang dan menemuinya. "Saya rasa itu sudah mutlak, bukankah Mike sudah membicarakannya malam itu? Tidak ada lagi yang perlu di ragukan, mereka berdua hanya perlu waktu untuk lebih mengenal satu sama lain," jelas Bram.
"Ini terlalu buru-buru, biarkan Alena menyelesaikan sekolahnya begitu juga dengan Mike. Takutnya mereka belum matang dengan persoalan hubungan yang serius ini,"
Bram terdiam, ia sudah menebak jika William akan menentang keputusan Mike waktu itu. Terdengar dari cara William berbicara, ia jelas tidak menerima perjodohan ini begitu pun dengan Alena. Sayangnya, Bram sudah memikirkan resiko jika Alena benar-benar menolak dan perusahaan William kini berada dalam jangkauannya. Ia bisa saja menarik dana dan membatalkan semua kontrak kerjasama antara dirinya dan William.
"Saya mengerti, tapi bukankah itu akan membuat dua keluarga kita akan semakin dekat? Lagipula, sebentar lagi mereka akan lulus, kita bisa mengadakan acara pertunangannya dulu," terang Bram. Ia lalu mengambil anggur merah dan menuangkannya pada gelas kecil.
Sedangkan William hanya menghela nafas pelan, sangat susah membuat rekan bisnisnya ini mengerti.
"Kalau begitu, biarkan mereka berdua yang memutuskan saja. Kita tidak bisa memaksa salah satu dari mereka, urusan seperti ini saya rasa Alena dan Mike yang paling berhak memilih dengan siapa mereka nantinya."
Bram terdiam sejenak.
Ia terlalu menyayangi Mike, hingga apa yang anaknya mau selalu ia turuti, tak terkecuali masalah hati Mike.
"Saya hanya mau yang terbaik untuk Mike, dan rasanya Alena adalah perempuan yang tepat, saya harap mereka berdua bisa sama-sama bagaimanapun caranya."
Setiap orang tua tentu seperti Bram yang selalu menginginkan segala yang terbaik untuk anak. Namun, kita juga tidak boleh terlalu menuntut hal yang orang lain tidak bisa lakukan untuk kita, terkesan sangat memaksa dan egois. Meski, manusia memang egois untuk kepentingan mereka masing-masing.
***
Cuaca mendung nampaknya sedang mendominasi langit, seorang perempuan yang mengenakan bando berwarna merah muda itu terlihat tengah menunggu seseorang. Ia membawa satu bingkisan kecil yang nantinya akan ia berikan pada seseorang yang sedang ia tunggu tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCRUSH! (Selesai)
Teen FictionAlena Valensia. Perempuan cantik, ceria dan sangat menyukai Mochi coklat. Fakta menariknya, Alena ternyata menyimpan perasaan suka terhadap kapten basket di sekolahnya yang di kenal ketus bin judes. Karna tak tahan dengan sifat dinginnya, Alena deng...