Haii semuanya❤
Aku updated lagi nih yeeyyy
Janji vote dulu? Janji? Hehe makasih🦋Happy reading!
***
Setelah pulang dari rumah sakit kemarin, William benar-benar harus istirahat agar ia bisa cepat kembali pulih. Sementara itu, Alena sudah siap dengan seragam pramuka, ia menyempatkan dirinya untuk menemui sang papa di kamar. Gadis itu kemudian membuka pintu dan di suguhkan oleh pemandangan yang sangat romantis. Ya, mamanya sedang menyuapi bubur untuk sarapan papanya.
Rasanya , moment seperti ini tidak akan pernah bisa terbayarkan oleh apapun.
"Papa, mama, selamat pagi." Alena berlari-lari kecil ke tepi ranjang dan memberikan pelukan pada papa dan mamanya.
William dan Yura pun lantas tersenyum hangat dan membalas pelukan putrinya.
"Pagi juga, sayang. Anak papa cantik banget hari ini," ujar William sambil mengusap puncak kepala Alena.
"Iya dong, siapa dulu yang bikin" kekeh Alena dan langsung di hadiahi jitakan oleh mamanya.
"Nih anak kalo ngomong suka ceplas-ceplos, heran." ujar Yura. William tertawa sampai pundaknya ikut terguncang. Kelakuan dua perempuan kesayangannya ini selalu menggemaskan.
"Hari ini, kamu pulang cepet kan, Al?" tanya Yura. Wanita paruh baya itu masih setia menyuapi suaminya.
"Iya, tapi Alena mau belajar main basket dulu, boleh kan?"
"Loh?" beo William, "Sejak kapan kamu suka basket?"
Alena meletakkan jarinya di dagu, "Mmm... sejak tadi"
"Nanti kamu kecapean, lagian jam pulang sekolah lagi panas-panasnya. Mending kamu cepet balik terus bantuin mama bikin kue."
"Bentaran doang ma, ya? Masa ga boleh, sih." Alena menggembungkan pipi lucu membuat papanya seketika mencubit pipinya.
"Boleh, sayang. Kamu dapat izin dari papa kok, seneng kan?"
Mendengar itu, Alena seketika bersorak dan berhambur ke pelukan papanya. "Yeeyy!! Papa Best banget pokoknya."
"Al, jangan kencang-kencang meluknya, kasian papa masih sakit." tegur Yura yang hanya di balas cengiran oleh Alena.
"Udah mau jam tujuh, kenapa belum berangkat?" ucap Yura. Bubur di mangkoknya baru saja habis, ia beralih mengambil air dan obat untuk suaminya minum.
"Bentar. Pa, Alena bawa ini, boleh? Boleh ya, pa?" ia menunjukkan black card dari dompet papanya. William seketika mengambil kartu beserta dompet tersebut dari tangan Alena.
"Kalo yang ini ga boleh, anak sekolah ga boleh bawa duit banyak-banyak, segini cukup." William lalu menyodorkan satu lembar uang lima ribu, Alena jelas melongo.
"Anak sd aja jajannya sepuluh ribu, pa" rengek Alena namun ia tetap mengambil uang kertas itu.
"Dulu masih mending di kasih dua puluh ribu, sekarang turun jadi lima ribu, apa papa udah medit ya?"
"Inget, harus hemat." ujar William.
"Udah, udah. Berangkat sekarang, nanti kamu telat." final Yura.
Alena mendengus. "Yaudah, Alena berangkat dulu." ia lalu pamit dan menyalami kedua orangtuanya. Gadis itu tetap happy kiyowo meski hanya mengantongi uang lima ribu untuk asupan perutnya nanti. Gak apa-apa, sumpah!
***
"Gav, pinjemin gue bola basket lo dong," pinta Alena. Gadis itu sengaja ke kelas Gavriel untuk meminjam bola basket untuk ia gunakan latihan di lapangan nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCRUSH! (Selesai)
Teen FictionAlena Valensia. Perempuan cantik, ceria dan sangat menyukai Mochi coklat. Fakta menariknya, Alena ternyata menyimpan perasaan suka terhadap kapten basket di sekolahnya yang di kenal ketus bin judes. Karna tak tahan dengan sifat dinginnya, Alena deng...