Hai, gengsss❤
Seneng banget masih bisa updated!
Siap ngasih vote ga nih? Siap donggg
Oke, jangan lupa ninggalin jejak yaaHappy reading!
***
Alena masih belum tidur setelah Mike mengantarnya kembali dari tempat yang ia kunjungi tadi. Pikirannya masih stuck pada perkataan laki-laki itu bahwa rumah tersebut akan menjadi milik mereka nanti.
Mike juga sempat memberitahu William bahwa ia telah membeli rumah di kawasan elit di ibukota ini. Rencana perjodohan yang sempat William dan Bram katakan sepertinya membuat Mike begitu antusias sehingga ia nyaris mempersiapkan semua aset yang Alena butuhkan nanti ketika resmi menjadi calon pasangannya. Namun, semua itu masih belum Alena ketahui.
"Gimana? Dia suka?" Theodore, yang tengah duduk bersama Erick dan Mike di salah satu club. Ketiga laki-laki itu sedang menikmati minuman bersoda. Mike memutuskan untuk menghubungi temannya setelah mengantar Alena pulang.
"Dia cuman iya-iya aja waktu gue nanya." Mike mengepulkan asap rokoknya ke udara. Mengingat bagaimana Alena hanya merespon seadanya saat ia menceritakan setiap sudut rumah tersebut. Terbesit dalam benaknya untuk bertanya bahwa mengala Alena begitu kaku ketika bersamanya, namun selalu urung.
"Dia belum terbiasa sama lo," ucap Theodore.
"Padahal gue udah berusaha buat dekat sama dia"
Erick menoleh, "Dari yang gue lihat, Alena bukan tipe cewek friendly yang mudah akrab ke orang lain kecuali mereka-mereka yang memang udah dia kenal baik.
"Jadi, menurut lo dia ga nyaman sama gue?"
"Bukan ga nyaman, istilah lainnya dia belum terbiasa sama lo, kayak yang Theo bilang tadi. Saran gue sih, coba deketin dia dengan cara halus. Sometime, bawain dia sesuatu yang bisa bikin dia inget terus sama lo,"
"Tapi jangan keseringan juga, nanti dia mikir kalo lo ngeliat dia sebagai cewek matre yang apa-apa harus di beliin atau di bawain sesuatu," jelas Erick.
Mike mengusap-usap dagunya yang tidak di tumbuhi jenggot. Yang di ucapkan Erick dan Theodore agaknya masuk akal juga. Terhitung sejak ia mengenal Alena, baru beberapa kali ia menyempatkan waktunya untuk menemui perempuan tersebut, pasalnya ia kadang sibuk membantu papanya mengurus perusahaan keluarga. Sepertinya, ia harus mengusahakan cara-cara lain agar Alena bisa menerima sepenuhnya semua hal yang ja lakukan untuk membuktikan keseriusannya.
"Ga usah terlalu di pikirin, cewek itu ngeliat cowok dari effortnya. Jadi, kalo lo beneran suka sama dia, kejar. Jangan biarin orang lain ambil kesempatan lo buat deketin dia. Alena itu punya definisi cantik yang ga di miliki oleh cewek-cewek lain, Mike." pungkas Erick.
Cowok yang satu ini memang paling bisa di andalkan untuk hal seperti ini tapi dia sendiri tidak punya pasangan. Ada yang mau sama dia ga?
"Lo mah kebanyakan teori, Erick, punya pacar aja kaga lo" cetus Theodore membuat Mike terkekeh pelan.
"Sok iye, lo. Meskipun gue berandalan dan sering bolos, tapi kalo masalah nyakitin hati cewek gue ga pernah berani, cuk," ujar Erick
"Mending langsung nikah!" lanjutnya lagi.
"Umur segini mikirin nikah?" beo Mike.
"Lah, lo aja udah beli rumah"
"Itu namanya investasi masa depan." Mike menandak habis isi gelasnya.
Sudah sekitar satu jam mereka berada di sini, menghabiskan waktu dengan berbagai jenis minuman dan juga rokok.
"Gue jadi kepikiran sama ucapannya Gavriel di rumah sakit, gimana kalo Alena punya orang lain?" kata Mike membuat kedua temannya itu menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCRUSH! (Selesai)
Teen FictionAlena Valensia. Perempuan cantik, ceria dan sangat menyukai Mochi coklat. Fakta menariknya, Alena ternyata menyimpan perasaan suka terhadap kapten basket di sekolahnya yang di kenal ketus bin judes. Karna tak tahan dengan sifat dinginnya, Alena deng...