26. UCAPAN MAAF

2.6K 111 8
                                    


Haii, ketemu lagi sama akuuuu😚
Jangan lupa tambahin ke perpus yaaww
Vote dan koment jugaaaakkkk
Hehewh

Happy reading!

***

"Gue mau kalian berdua ikutin Alena kemana pun dia pergi."

Mike sedang berada di ruang khusus untuk ia dan kedua temannya, Erick dan Theodore. Di antara jari tengah dan jari telunjuknya, terselip satu batang rokok yang sudah hampir habis.

"Kalau perlu, fotoin terus kirim ke gue. Gue ga suka liat dia dekat dengan cowok lain, termasuk Rey dan Gavriel." titahnya lagi.

Erick dan Theodore sama sekali tak bergeming di tempatnya, mereka tidak tau harus menuruti perintah Mike apa tidak usah. Pasalnya, mereka tidak pernah mau mengurusi hal serumit ini. Namun yang menjadi masalah juga adalah Mike, laki-laki itu sejak mengenal dan menyukai Alena, ia mendadak berubah menjadi orang yang begitu over. Tidak mau melihat Alena dekat dengan siapapun, selalu ingin mengetahui apa saja yang di lakukan Alena bahkan sampai-sampai menyuruh Erick dan Theodore untuk memantau gadis tersebut.

"Mike, lo gak bisa sesarkas ini ke cewek" pungkas Erick. "Biarin dia dengan dunianya sendiri, selama kalian belum ada ikatan apa-apa, lo ga berhak buat tau semua sisi kehidupan Alena"

"Lagian dengan lo nyuruh kita buat mantau dia, bisa-bisa Alena kehilangan privasi gara-gara rasa ingin tau lo." tambah Theodore meyakinkan.

"Gue cuma mau tau keadaan dia, apa itu salah?" Mike menekankan suaranya.

"Ga salah, cuman cara lo kurang sopan dikit. Logika, bro, ga semua cewek bisa tahan dengan sifat posesif yang berlebihan, lagian juga kenapa bukan lo yang nyamperin dia? Kenapa harus nyuruh kita? Yang suka sama Alena itu lo kan?" ujar Erick.

Karna tidak tahan dengan mendengarnya, Mike langsung menghantam muka Erick dengan satu tinjuan yang lumayan keras hingga membuat tubuh Erick terhuyung ke belakang, sedikit lagi kepalanya hampir terbentur ke sudut meja. Theodore pun kaget melihat pergerakan tiba-tiba dari temannya tersebut.

"Gila lo, temen sendiri di gebukin!" Theodore seketika membantu Erick untuk berdiri. Darah pun mulai menetes dari batang hidung Erick dan membuatnya meringis.

"Gue ga suka di bantah, turutin apa yang gue mau atau kalo ngga kalian berdua gue abisin sekarang." tegas Mike. Daridulu, di antara mereka bertiga, Mike lah yang paling keras. Tercermin dari namanya, laki-laki tersebut selalu ingin di patuhi dan tidak menerima sesi bantah membantah dari siapapun itu. Hal itu membuat Erick dan Theodore sedikit kewalahan menghadapi Mike.

"Terserah lo, gue gak mau ribet. Udah gede kan? Kejar apa yang lo mau sendiri, jangan kebanyakan nyuruh-nyuruh."

Erick berjalan sambil memegangi pipinya, ia memilih pergi dari ruangan itu tanpa menghiraukan Mike.

"Gue cabut. Sorry, tapi kali ini gue lebih setuju sama Erick." Theodore juga memilih ikut pulang.
Mike menatap kepergian temannya tanpa ada rasa bersalah. Ia sudah tidak memperdulikannya lagi.

Mike akhirnya memutuskan untuk menemui Alena. Lagi. Ia benar-benar tidak rela jika Alena akan menolaknya, Mike pun menyambar kunci motornya dan segera melesat ke jalanan.

***

Sementara itu, di tempat lain, ada Rey yang masih menunggu seseorang namun bukan penghuni kelasnya. Rey berdiri tepat di depan kelas XII mipa 3, sudah sangat jelas jika Rey sedang menanti Alena keluar kelas. Rey memberanikan dirinya untuk melakukan itu sebagai ganti karna ia terlambat menjemput Alena ke sekolah.

Shenna yang lebih dulu melihat kehadiran Rey lantas menyenggol lengan Alena di sampingnya. "Al, tuh cowok ngapain?"

Alena membeo, "Ha? Siapa?"

UNCRUSH! (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang