25. DI HUKUM LAGI, DIA LAGI.

2.6K 93 1
                                    


Haloo, its updated time!!!
Hayo udah pada nungguin ga?
Jangan jadi siders lagi, oke mentemeennn?
Jangan lupa tambahin ke perpus kalian yaa😍

Happy reading!

***

Sesuai janjinya kemarin, Rey akan menjemput Alena. Ia membuang jauh-jauh rasa gengsinya untuk menghubungi Alena, pesannya kemudian terkirim akan tetapi Alena belum mengaktifkan koneksi.

Sejak kedatangan Alena ke rumahnya, Rey baru menyadari bahwa Alena memiliki sisi kepribadian yang tidak ia temukan pada perempuan lain. Dari cara Alena merespon ucapan mamanya, cara Alena memperlakukan orang-orang di sekitarnya dengan begitu baik. Dan tanpa sadar, Rey hanyut dalam kesempurnaan seorang Alena. Meski Alena sudah terkesan ikut jutek pada Rey, Rey merasa bahwa hak tersebut bukanlah suatu masalah besar.

Nyaris terlambat, andai dari dulu ia bisa melihat Alena bukan hanya dari satu sisi, mungkin keadaannya akan jadi lebih mudah tanpa ia harus menyakiti Alena berkali-kali karna mendekatinya. Jika Alena mau egois, ia tak akan menghiraukan Rey lagi, namun Alena sendiri berbohong kalau ia bisa melupakan Rey begitu saja setelah ungkapan-ungkapan kekecewaan itu terlontar dari mulut Alena

Dan benar kata orang, penyesalan memang selalu datang di akhir.

"Dia pasti udah nungguin gue." gumam Rey.

Tanpa membuang waktu lagi, ia segera menjalankan motornya dan membelah jalanan di tengah ramainya kendaraan lain yang sibuk berlalu lalang.

Belum beberapa menit berkendara, tiba-tiba handpone di sakunya bergetar tanda ada sebuah notifikasi. Mungkin balasan dari Alena, pikirnya. Rey lalu menepikan motornya dan mengecek notifikasi tersebut.

Gavriel Vittorio Baskara
Asma nya bunda kmbuh, cpet ke sni tmenin gua!

Rey melihat lama pesan yang baru saja Gavriel kirimkan padanya, pantas saja akhir-akhir ini Gavriel jarang masuk kelas dan ikut latihan basket. Tanpa berpikir lama, Rey segera memutar arah menuju rumah sakit tempat bunda Gavriel di rawat. Melupakan Alena yang benar-benar menunggunya untuk di jemput.

Sedangkan Gavriel sudah tidak tenang, ia juga belum tidur semalaman. Ia senantiasa duduk di samping kasur bundanya. Tatapannya berubah menjadi sedih kala melihat infus yang terpasang pada bagian hidung dan mulut sang bunda. Gavriel berusaha menyalurkan kekuatan dengan menggenggam tangan bundanya yang terasa lebih dingin.

Saat itu juga, Rey baru saja tiba.

Rey kemudian mengetuk pintu dengan pelan agar Ayumi tidak terganggu dengan kehadirannya. "Gimana keadaan tante Ayumi?"

"Bunda belum siuman, tapi nafasnya udah teratur."

Rey akhirnya memilih duduk di samping Gavriel, ia menatap seluruh ruangan bernuansa putih itu. Dalam pikirannya, ia merasa kasian pada Gavriel yang akhir-akhir nampak tidak bersemangat. Ayumi adalah satu-satunya perempuan yang amat sangat Gavriel sayangi, ia tidak mau kehilangan itu kembali terjadi untuk yang kedua kalinya setelah mendiang papanya dahulu.

Pintu kembali terbuka menampilkan Reinhard yang begitu rapi dengan setelan kemeja hitamnya, laki-laki tersebut baru sempat mengunjungi adik dan bundanya di karenakan pekerjaan kantornya yang selalu ia utamakan. Gavriel yang melihat kedatangan Reinhard pun langsung berdiri.

"Darimana aja? Bunda lagi drop dan kakak baru ke sini?" sungut Gavriel, suaranya sengaja ia pelankan agar Ayumi tidak terganggu. Sejak tadi malam memang Gavriel terus menghubungi Reinhard saat kondisi Ayumi yang sempat memburuk. Akan tetapi, Reinhard sama sekali tak membalas pesan Gavriel bahkan spam telepon dari adiknya tidak ia hiraukan. Reinhard terlalu sibuk dengan kerjaannya, terlalu memprioritaskan urusan pribadi hingga melupakan Ayumi yang membutuhkan dirinya, juga Gavriel.

UNCRUSH! (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang