36. MORNING WITH PAK KETUA

1.1K 49 5
                                    


Haiii, halo semuanya.
Eitss... sebelum baca klik bintang dulu.
Siapa yang masih kesel sama Rey? Hayolohhh
Drop koment kalian donggg😍

Happy reading!

***

Pagi-pagi, sekitar jam 06.35 waktu setempat, Rey sudah bersiap-siap. Laki-laki itu turun dari kamarnya, menyapa mamanya, lalu tanpa berniat untuk sarapan pagi, ia langsung ke garasi dan menghidupkan mesin motornya.

"Abanggg, tungguin Manda!" teriakan itu selalu saja merusak mood Rey bahkan di pagi buta seperti ini. Adiknya terlalu cerewet dan menjadi sumber penghancur mood Rey.

"Abang, kita berangkat bareng lagi, oke? Manda gak mau sama papa soalnya papa mau singgah ke kantor dulu, gak apa-apa kan?" ucap Amanda sambil mengedipkan matanya dua kali, tak lupa juga tangannya yang disatukan di depan dada.

Rey menatap adiknya dari bawah ke atas. "Gak mau!"

Seketika, ekspresi wajah Amanda menjadi datar.

"Kenapa, sih? Selalu aja kayak gitu," rengek Amanda.

"Mau jemput temen, gue ga mau boncengan bertiga"

"Manda mau kok!" sanggah Amanda dengan cepat.

Rey mendengus sebal, Amanda ada-ada saja. Sejak  kapan motor sport miliknya harus di naiki tiga orang? Ini tidak bisa di biarkan, Amanda harus berangkat sekolah dengan kendaraan lain saja.

Akhirnya karna tak mau berlama-lama, Rey segera menjalankan motornya dan membuat Amanda mencak-mencak.

"ABAANNGGGG, MANDA MAU IKUTT!!!" teriak Amanda dengan nada yang hampir memekakkan telinga.

"PESEN GOJEK AJAA." balas Rey sambil mengangkat jempolnya ke udara. Amanda sungguh di buat kesal setengah mati dengan abangnya itu. Remaja berseragam pramuka itu pun mau tak mau memesan ojek online di handponenya.

***

Rey sudah sampai di halaman rumah Alena. Ia pun berinisiatif untuk mengirimkan Alena pesan whatsapp.

Rey Mahardika:
Selamat pagi, mochi ku. Ayo turun, aku udah di  depan rumah, kita berangkat bareng, ya?

Dan untuk yang pertama kalinya, Rey mendadak tak karuan karna pesan yang ia ketik sendiri untuk Alena. Semenyenangkan ini dekat dengan perempuan tersebut. Rey lalu memasukkan handponenya ke saku sambil menunggu Alena lekas turun dan menemuinya.

Tak lama kemudian, pintu rumah terbuka menampilkan Alena dan papanya. Ya, William selama beberapa hari ini berada di rumah dan tidak ke kantor lagi. Gaji karyawan juga telah ia transfer semua dan hanya menyisakan beberapa berkas yang akan ia kemas kapan hari.

Rey yang memarkirkan motornya tepat di bagian teras rumah, lantas turun dan menyapa William.

"Halo, om," sapa Rey.

William menoleh ke Alena seolah bertanya. Alena hanya tersenyum kecil.

"Dia temen Alena pa, namanya Rey," ucap Alena.

"Bentar lagi jadi cowoknya kok om," kata Rey santai hingga membuat Alena menyenggolnya.

"Gak usah di dengerin pa, dia kalau ngomong kadang suka ceplas-ceplos."

William memandangi kedua anak remaja di depannya itu. Kata-kata Rey tadi membuatnya deja vu saat ia juga sedang melakukan pendekatan dengan Yura saat masih duduk di bangku sma dulu.

UNCRUSH! (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang