ayang, ini part sebelas

168 89 204
                                    

11. Ayang ngambekan

Cowok ngambekan itu, gemoy. Apalagi, si ‘dianya’ ganteng.

•••

Besttai, aku mau ngedongeng nih. Boleh nggak? Bolehlah ya. Aku tau kok, malam-malam begini pasti momen enak-enaknya scroll tiktok, bales chet si doi, si target ghosting, si friendzone, sampe ke... bales chet si mantan yang ngebahas aib pas masih jadian.

Tau nggak? Apa yang lebih enak malam begini dari itu semua? Jawabannya... menunggu. Eits! Bukan menunggu si ‘dia’ untuk peka yang bawannya hari-harimu pasti terluka, bukan. Tapi! Nungguin author kesayangan update secuil part berasa dunia gabut kamu semua mempunyai makna. Dan, waktu yang terbuang nggak terlalu, sia-sia dengan... membaca. Bisa aja lho kesan yang kamu semua baca dari situs manapun bisa ngubah pandangan hidup kamu semua yang... udah terlanjur ngucap subhanallah aku-nya.

Contoh yang pernah aku lihat; kata-kata pendek aja bisa merubah pola pikir, ‘kan? Ya nggak? Katanya; ih... keknya enak banget punya suami duda dan om-om tua bangka. Hello? Yakin? Au ah, aku andil ngakak aja Besttai. Teruskan anak muda, pikiran kamu semua patut dicuci pake air surga. Tapi kamunya udah jadi target berikutnya yang nanti bakal masuk neraka. Indahnya dunia papa-papa muda yang diincerin para remaja berdosa seperti kamu semua. Becanda Besttai, hahaha!

O-K-E! Lupakan! Takut kamu semua baperan. Jadi! Kemarin tuh, ‘kan aku jalan sama Dimas yang... ingin, ditraktir sama aku yang punya uang hasil negosiasi sama istri orang. Sebenernya, agenda traktir-menaktir itu... nggak jadi, alias batal total!

Dimas mainnya ngambekan Besttai, karena anunya aku tendang jadinya dia meringis kesakitan hampir setengah hari, mungkin. Bayangin, sampe segitunya. Aku, ‘kan nggak tau kalo berdampak hebatnya, aku kira sakitnya hanya sebentar eh... tau-taunya sampe ngambekan si Ayangnya.

Pukul 23.30.

Iya, aku baru aja pulang kerja bersama... Zelina. Dia menginap dikontrakanku. Katanya; rumahnya sepi, nggak ada orang tua—maksudnya, orang tuanya end—jadi, dia sendirian Besttai. Btw, Zelina udah curhat sama aku tentang kehidupannya yang sekarang, bukan masa lalu!

Dari ceritanya; semenjak orang tuanya udah nggak ada, dia hidupnya cuma sebatang kara, bener-bener nggak ada orang sedarah yang tinggal di Jakarta. Hidupnya keras Besttai, apa-apa harus sendiri dan pastinya anaknya mandiri. Aku emang mengakui, Zelina itu anak yang ceria, tapi! Dibalik cerianya seratus delapan puluh derajat berbandik kebalik sama reality yang dijalaninya sehari-hari. Kamu semua pasti ngertikan Besttai? Nggak perlu aku jelasin terlalu panjang lebar.

Nah... karena aku orangnya friendly banget tuh, ‘kan, gimana aku ngajak Zelina pulang... sambil nginep segala? Kan, sama-sama punya teman waktu tidur dan pas buka mata nggak sendirian. Untuk hari ini aja sih sebenarnya. Dan, Zelina mau-mau aja aku ajak. Ya udah, nggak masalah.

Ini aku habis mandi, Besttai. Kasih tau aja sih, walaupun kamu semua nggak nanya, ‘kan? Mangsedih:')

“Na, itu air anget udah ada. Gue siapin satu ember dikamar mandi. Cepetan, nanti keburu dingin. Apek tau!” teriakku ke Zelina yang sibuk main hp di ranjang.

“Bentar lagi Bi. Ini gue lagi liat cogan-cogan ig. Tadi iseng-iseng ngchat eh... nggak taunya dibales. Gue lagi tuker-tuker wa. Mending lo angetin yang baru aja buat gue yah...” Zelina menatapku, “...ingat, tamu cantik kayak gue itu sebagai ratu. Jadi, posisi lo disini... yaitu, babu.”

Aku lempar beha ke muka Zelina. Enak aja! “Konsepnya nggak gitu say. Lo punya urat malu nggak sih? Banyak tingkah!” Fokusku kembali lagi ke baju-baju tidur dilemari, “angetin sendiri sonoh. Lagian, cogan ig mana ada mau sama lo, paliangan nanti lo kena ghosting.”

FriendgameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang