ayang, ini part dua-nya double

147 59 263
                                    

22. Becanda aja terus!

Giliran cinta, ditingalin. Eh... giliran nggak cinta lagi, malah dicariin. Waras?

•••

Two day later.

Tau nggak? Apa yang terjadi setelah dua hari itu kepada diriku?

Oh iya, pasti kamu semua nggak tau, ‘kan. Secara... kamu semua orangnya nolep, ngumpet dikamar terus tiap harinya, nggak bakal keluar kecuali, makan sama mandi doang. Aku bener?

Tosan online dulu yuk? Hayuuuk.

Plusnya lagi yang sama-sama pengangguran setelah hengkang dari dunia pendidikan. Tosan! Aku tuh kasihan yah Besttai, sama orang-orang yang pemalas ditambah lagi cuma jadi beban keluarga doang. Mana nih yang katanya mau sukses, tapi... kerjaannya rebahan mulu sambil scrol tiktok, sosmed, youtube atau... hal sejenisnya. Btw, kapan nih nyusul teman yang udah ngerangkai masa depan jadi orang terkenal? Lewat jalur usaha dan fasilitas yang ada. Masa, temen udah lari jauuuh banget, kamu-kamu yang ngerasa tersindir, masih merangkak? Mana nggak kelihatan lagi, wujudnya pas noleh kebelakang. Huhuhu, miris.

Definisi orang menceramahi tanpa sadar diri itu... aku Besttai. Jadi, maklumin. Next ah!

Kita cus balik ke topik utama! Jadi gini, aku mau cerita tentang dua hari kebelakang. Kamu semua pasti tau, ‘kan kalo... kakiku yang mulus nan anggun ini bengkak, sampe-sampe Dimas yang lihatnya, dan berulang-ulang kali pula, dia mengklaim kakiku ini seperti... kena penyakit kaki gajah Besttai. Hoho, emang separah itu sih.

Tapi, karena aku orangnya cepet banget sensian dan nggak nanggung-nanggung kelewatan emosian, Dimas yang nyuruh aku tiduran sampe berlebihan membuat aku kesel sehingga nekat lari dari perawatan intensif yang Dimas berikan. Hayolah, ini aku bukan kena virus mau mati, sehingga dijaganya dengan segenap hati, eits! Kenapa jadi segenap hati sih? Duh, lupa aku mau ngomong apa, ‘kan? Yang pastinya, perawatan dan penyembuhan antimaenstream Dimas berlebihan!

Karena aku bosen dikontarakan mulu, dan allhamdulillah banget kondisiku kembali normal walaupun nggak sepenuhnya. Aku mengajukan permohonan dong, kepada kanjeng Ayang buat mengizinkan aku masuk ngantor demi kewajiban alias, pekerjaan. Idih, sok puitis banget aku.

Skip!

Coba tebak aku di mana sekarang?

“Terluka, dan menangis, tapi ku teriiima! Semua, keputusan, yang telah kau buat, satuuu! Yang harus kau tahuuuuu... ku menantiii kau tuk kembaliiii!” Aku nyengir melihat Dimas, “ke inalilahi.” Mampus!

“Idih idih, bocil prik, gak lucu!” Dimas menyambar bagaikan kena setrum. Kamu tau, aku sedikit kaget sih mendengar Dimas bicara pake nada tiktok, yang... ‘idih idih najis’ itu. Dimas menatapku, “baru aja sedikit pulih, udah berulah lagi. Gue puter balik nih Bi, lo nggak usah kerja hari ini, mending lo tiduran aja dirumah. Daripada nanti lo kenapa-napa, apalagi... ”

“Ngomeeeel teruuus... sampeee mampuuus!” Heran aku, nggak dirumah, nggak dijalan, nggak dihotel, pokoknya dimana-mana, ngomeeel mulu! Banyak banget stok katanya. Aku melirik Dimas sinis, “lo kalo mau nyuruh gue rebahan mulu, tiduran mulu, mending nyuruh gue mati aja sekalian Mas.”

FriendgameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang