ayang, ini part tiga puluh

89 6 0
                                    

30. Gebetan Mantan

Konsep hubungannya kek gimana? Sekedar komitmen aja atau... sebatas, ‘maaf, kita cuma temen doang, nggak lebih!’. Intinya, kalo mau ngelarang ini-itu-anu, emangnya, kamu siapa? Bininya?

•••

Hallo! Walcome to my story Besttai<3

U-wwu.

Gimana kabar kamu semua hari ini? Pasti tambah susah yah dari hari-hari sebelumnya? Oh jelas, yah, ‘kan? Nggak pa-pa, jalani aja alurnya sampe kamu semua bener-bener lelah, ntar aku bilangin sama malaikat maut biar jemput kamu semua secepatnya.

Aku tuh, baik banget yah orangnya ditambah lagi, sikap lemah lembut ku ini mudah banget kasihan pada kamu-kamu semua. Makannya, aku berdoa semoga, populasi manusia yang nggak guna cepat-cepat musnah. Dari pada di bumi dapet capek-nya aja, mendingan istirahat diakhir yang selamanya. Hitung-hitung duluan tebus dosa ke neraka biar, nantinya duluan ditarik ke surga. Aku bener, ‘kan?

Dahlah capek aku ngomong unfaedah kek gini, malahan nanti buat kamu semua sakit hati. Tenang aja kok, aku sadar diri.

Mwehehehe.

Five day’s later.

Kamu pasti penasaran sama hari-hari sebelumnya yang udah aku lewati dengan kebahagiaan hakiki. Contohnya aja sekarang ini.

“Mas?” mataku menatap redup wajah Dimas yang fokus ke layar laptop. Btw, aku baru bangun Besttai. “Ayang?”

“Heem.”

Aku cekikikan. Insiden keceplosan kemarin-kemarin ternyata keluar dari pikiran buruk ku dan malah sebaliknya berbeda banget dengan ekspetasi ku. Aku kira, Dimas bakalan menjadi asing dalam kehidupanku, eh nggak taunya Besttai, kita berdua sama-sama nggak tahu diri, nggak tahu malu, nggak tahu etika, nggak tau sopan santun, pokoknya makin ngelunjak makin gila makin... bahagia, tentunya.

Ehehehem, jadi malu.

Btw, Dimas nginap dikontrakkan ku semalam, gara-gara aku yang ngotot minta ditemenin ngedrakoran. Jadilah, dia mengorbankan diri sampe nggak kerja—maksudnya, kerja lewat online gitu. Oh... aku baru ingat, pekerjaannya kan, dihandle sama sekertaris baru.

Tiba-tiba mood ku... argh! Besttai, kamu semua pasti tau, apa mauku. Kan?

“Dimas.”

“Ih apaa?”

“Loh nggak kabar-kabar-an sama sekertaris baru loh? Kalo loh nggak masuk ngantor hari ini ho?” Sudah aku bilang, aku suka banget nyari gara-gara. Dimas menatapku dengan kebingungan. Alah, sok-sokan nggak pekaan, padahal... “Nanti sekertaris baru loh datang ke sini. Padahal caper dengan alasan, pak, minta tanda tangan dong. Cui, mo muntah, huek!”

Dimas ketawa pelan, “Serah lo Bi.”

Kok gitu sih!?

“Ck! Au ah!” Bad mood aku sekarang! Dengan greget, aku menarik selimut sampe menutupi seluruh tubuhku. Aku marah!

“Bangun Bi, cuci muka, gosok gigi, terus mandi, masa mau tidur lagi?” Anjay. Ini Dimas sengaja buat aku cekikikan atau gimana? Kata-katanya keren. “Bangun! Sarapan udah gue siapin dimeja makan, lo makan gih.” Perhatiannya itu lhooo, jadi... aku urungkan niat marah-marahnya Besttai.

FriendgameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang