ayang, ini part tiga puluh satu

71 6 0
                                    

31. Lovin’ you

Masalah cinta emang kadang nggak ada habisnya sebelum mengklaim, saya terima nikahnya dan bilang, saya janji akan menegakkan rumah tangga yang sakinah mawaddah warahma.

•••

Say cis now Besttai? Ciiis.

Ada crush lagi makan cireng. Ada mantan lagi bawa gebetan baru well. Liat kanan bikin hati makjreng. Eh liat kiri serasa ngakak well.

Iya ngakak, ternyata gebetannya masih dibawah standar aku well. Hahaha, becanda!

Di skip aja Besttai, nggak penting bahas mantan. Kita ke intinya aja sekarang. Aku ada pertanyaan buat kalian semua.

Jadi, tugas kamu semua adalah memilih satu jawaban dari dua opsi. Oh ayolah, aku lagi dilanda over mikir sampe otakku ini nggak sanggup lagi memberikan solusi. Makannya, karena aku baik hati, aku kasih kerjaan untuk para Besttai yang lagi rebahan dikamar sendiri. Betul?

50% nggak salah-salah banget.

Pertanyaannya...

Solusi apa untuk mengenyahkan wujud setan muka sok polos seperti Airis ini? Sewa genderuwo untuk pura-pura jadi cowok good looking dimatanya biar lebih satu frekuensi sama dia yang notabenenya kaum setan juga dan bilang pada genderuwo itu, bawa speak kuntilanak ini pergi bersamanya secepatnya. Airis kan kuntilanak nggak cocok berkomunikasi dengan manusia apalagi sama sosok Dimas Margantara.

Atau, dengan cara kirim si antek babinya Dirga ini lewat cod ke jalur undangan ke neraka dan titip pesan kepada malaikat penjaga di sana kemudian bilang; cucu hawa yang satu ini mau tebus dosa duluan biar masuk surga agak cepetan? Dia, ‘kan berdosa banget, kalo lama-lama di bumi yang ada dosa dia numpuk namanya.

Hu! Jiwa psikopat diriku ini seakan-akan ingin menunjukkan wujudnya detik ini juga. Hem, mendidih kepalaku.

“Gimana Pak?”

“Tolong ambilkan saya berkas catatan investasi keuangan Gemma Vers tahun kemarin. Ini sepertinya ada yang salah.”

“Baik Pak.”

Aku tersenyum miring saat Airis menatapku sekilas. Dikira kenapa, dia hebat gitu bisa deketin Dimas dengan cara jabatan sekretaris yang dia punya? Alah, belagu!

Aku melipatkan tangan secara kesal, ini kapan selesainya sih? Udah aku tungguin meeting si Dimas ini, rela-rela kejebak suasana horor beberapa jam lalu sama si wujud rayuan setan depan aku ini pula, dan sekarang?

Sabar.

“Ini Pak. Ada yang bisa saya kerjakan, Pak Dimas?”

“Ck!” Aku berdecak, sengaja.

Kamu semua ingin tau posisiku sekarang berada dimana? Yang pastinya di ruangan direktur keuangan yang serba klasik dan... sedikit unik. Bisa dikatakan ruangan Dimas tertata langkah dari kebanyakan ruangan, tak terkecuali ruangan CEO. Dari ruangan Dimas, aku bisa menatap leluasa langit yang indah dan kota Jakarta dari arah bawah yang amat memanjakan mata.

Btw, aku duduk di samping Dimas, Besttai.

Kayaknya nggak eits banget gitu kalo suasananya diam-diam kayak gini. Yah, ‘kan Besttai? Ayok Bi, berulahlah sepuas hati demi kesenangan tersendiri. Anjay!

“Ada kuyang makan orang, ada pocong lagi kayang. Modus ingin membantu ucap seseorang, jangan sampe hells gue melayang. Anjir, pantun gue calm banget.” Gini, kalo orang ngelunjak, harus dikasih paham Besttai, “sok-sokan mau ngebakar, eh, nggak taunya langsung mingkem, gue semprot. Apa perlu gue ludahin sekalian, cuiiih! Canda.”

FriendgameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang