ayang, ini part tiga puluh enam

25 0 0
                                    

36. Aku sadar diri kok.

Masa lalu itu nggak bisa disebut biarlah masa lalu. Kamu nggak bakal tahu dampak apa yang terjadi dimasa sekarang akibat kesalahanmu yang belum tuntas di masa lalu. Bahkan, nyaris menyeret orang nggak bersalah akibat tindakanmu dulu.

•••

Dah lama yah nggak ketemu, kamu-kamu semua kangen nggak nih sama aku? Btw, kalo kamu semua tanya aku kangen balik apa nggak, jawabannya yah... enggak Besttai. Karena, rasa kangenku tertutup ketika gaji kedua dari hasil jerih payahku mencair. Gini amat kan, uang itu di atas segala-galanya bahkan menyaingi rasa kangen pada kamu semua aja, uang bisa membayarnya.

Ten years later.

Penasaran sama hari-hariku sebelumnya Besttai, ketika aku bertemu dengan kamu semua lagi setelah sepuluh hari?

Ngebacotnya mulai dari mana dulu nih? Tentang si Ayang yang sering banget jadi orang baperan dadakan, atau... tentang si Dimas yang hobi ngoceh saat dihadapkan dengan aku yang kadang, yah... u knowlah, kecerobohan itu nggak pernah hilang dari diriku. Bisa dibilangin, udah mendarah daging. Intinya! Topik itu semua berkaitan tentang Dimas Margantra. Iya, nggak Besttai?

Oke! Kamu semua pasti udah pada tau, kalo friendzonean itu kebanyakan mentingin ke-gengsi-an dan ke-ego-an. Betul? Kurang lebih, aku dan Dimas seperti itu. Gimana yah, kalo nyatain cinta, kedengaran lebay dan agak... konyol sih sebenarnya. Hayolah Besttai, kita ini udah sama-sama dewasa, cukup, hanya mengerti saja tindakan lawan perasaan itu bagaimana, nggak usah basa-basi ngucapin kata ‘cinta’ lewat kata-kata. Apa nggak alay namanya?

Skip! Ntar aku-nya curhat kepanjangan. Dan, tebak, aku dimana sekarang. Dan... sama siapa? Pokoknya, aku mau refreshing cuci mata dengan melihat dan membeli barang-barang yang, agak mewah.

Yups! Pilihanku dengan Zelina buat shopping-shopping  jatuh ke... Gallery Fashion. Aku jadi kangen masa-masa rantauku sejak pertama kali datang ke kota Jakarta, dan tempat Inilah yang menjadi hal pertama aku cari duit sebagai pelayan sederhanya. Kalo di inget-inget, kabar Ghea gimana yah?

“Na,” Aku memanggil Zelina. Btw, kita akur hari ini, eh... wait! Maksudnya, agak sedikit kalem dari hari-hari sebelumnya, yang biasanya Zelina ngajak-ngajak aku untuk ikutan menampung dosa dia, tapi untuk hari ini, nihil Besttai.

Zelina berdehem. Kan?

Sambil berjalan, aku menatapnya, “Ikut gue cari temen lama yuk? Dia salah satu pelayan di sini Na, ntar deh gue kenalin kalo ketemu. Dia anaknya baik lhooo.”

Zelina menatapku, “Emang lo punya temen?”

“Yah punyalah Zelina, lo kira gue manusia apaan!” mataku melotot. Urung Besttai, aku cap gelar Zelina kalem hari ini. Nyesel aku. “Ah au ah! Pokoknya lo ikut gue aja!”

Zelina nurut, aku narik tangannya. “Semoga aja sih sefrekuensi sama gue. Kalo temen lo lebih kalem Bi, gue ada rencana buat ngeresigen lo jadi temen gue, mending lo jadi babu gue aja.” Merem melek aku dengernya. Nggak pa-pa, nggak usah ditanggapi, diem aja Bi, “temen lo cantik nggak?”

Mulai!

“Pasti kalo good looking banyak gebetannya, dan gue yakin aja sih, para target-target temen lo itu semuanya beduit. Nanti, lo hasut temen lo buat bagi ke gue satu yah Bi?” Gila! Beginilah roh buaya betina menampakan dirinya. Yah ini, macam Zelina! “Kalo gue yang to the point jatuhnya sok akrab banget. Kan, baru kenalan. Yah?” Rayuan Zelina udah kek tante-tante yang belom nikah!

FriendgameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang