"Park Jihan, cepat bangun! Mau sampai kapan kamu tidur terus, ini sudah jam tujuh pagi, jihan!."
Mama yang pagi-pagi sudah teriak-teriak di depan kamar Jihan itu harus mengelus dada karena menghadapi anak semata wayangnya ini.
Pintu kamar Jihan terbuka memperlihatkan gadis itu yang masih menguap dengan rambut acak-acakan, mama Jihan menggeleng tidak percaya melihat anaknya ini.
"Hoamm, Jihan ngantuk ma lima menit lagi ya."
"Tidak ada penambahan waktu, cepat siap-siap atau kamu terlambat masuk kampus hari ini, mau sampai kapan kamu membuat mama harus di tegur dosen kamu karena ulah kamu yang selalu datang terlambat, jihan!."
Jihan tak mendengarkan melainkan memejamkan matanya bersandar di pintu kamarnya, ia sesekali mengangguk pelan yang membuat mama nya kehabisan akal sehat untuk menghadapi anak satu-satunya ini.
"Kamu dengerin mama gak si Han!." Sarkas Mama.
"Dengar kok ma, aku dengar mama marahin aku kan tadi, ini masih pagi gak baik ngomel-ngomel, mending mama tunggu di meja makan ya aku mau mandi." Ucap Jihan.
"Mama udah gak ngerti lagi gimana caranya ngasih tau kamu Han." Ucap mama membuang nafas panjang nya sebelum Kembali berbicara,"Mama tunggu di meja makan, dalam sepuluh menit kamu gak turun liat saja nanti."
"Iyah Iyah Mama sayang, ini aku mau mandi kok, mama pergi turun duluan saja ya." Ucap Jihan membalikkan tubuh mama nya pelan untuk pergi dari kamar.
Saat mama nya sudah pergi dari kamarnya, Jihan masuk ke kamar dan mengambil handuk miliknya yang digantung di dekat lemari, ia pun langsung pergi ke kamar mandi untuk segera bersiap-siap pergi ke kampus.
Di meja makan sudah ada papa yang sedang menikmati kopi kesukaannya, papa yang melihat mama datang dengan wajah kesalnya sudah menebak jika wajah mama begitu pasti karena ulah anak perempuan nya yang tak lain adalah park Jihan.
"Kenapa?! Jihan susah dibangunin." Tanya papa.
"Ya kamu bisa lihat sendiri deh gimana anak kamu itu, mama capek banget setiap hari ada aja kelakuannya."
Papa tersenyum manis mengelus rambut istrinya itu guna memenangkan istrinya.
"Sayang, kamu tenang saja setelah ini papa yakin Jihan gak akan pernah bisa sebebas ini, kamu harus ingat kalo keluarga kita sudah mengadakan pertemuan untuk membahas mengenai perjodohan Jihan dengan keluarga Park."
"Iyah mama tau, tapi apa papa yakin Jihan mau menerima perjodohan ini?!."
"Mau menolak bagaimanapun, perjodohan ini sudah ada dari dulu, contohnya seperti kamu saja dulu dijodohkan sama papa selalu menolak keras tapi akhirnya Nerima juga kan."
"Ih apaan si kok jadi bahas kejadian dulu, itu udah masa lalu ya pa jangan dibahas lagi." Ucap mama terkekeh kecil mengingat dulu ia juga pernah menolak keras tapi akhirnya menerima perjodohan ini sampai sekarang.
"Oh ya, jadi kapan kita akan bertemu dengan keluarga Park?!." Tanya mama.
"Besok malam, kebetulan papa semalam abis teleponan untuk membahas mengenai perjodohan ini dan mereka bilang besok malam akan datang ke rumah kita."
"Jihan gak setuju!." Mama dan papa yang mendengar suara putrinya itu menoleh ke samping dimana Jihan berdiri.
"Jihan, duduk sini papa mau bicara sama kamu."
Jihan berjalan mendekati meja makan lalu duduk di kursi yang berhadapan dengan papa nya.
"Pa, Jihan gak mau di jodohin, aku masih mau kuliah pa."
YOU ARE READING
[✓] Mate: My Your Life || Park Jihoon
Fanfiction"Park jihoon, jodoh aku?! Gak, ini pasti mimpi buruk." "Biasa aja kali, gak pernah ya dapat jodoh ganteng kaya park jihoon." Kisah seorang gadis bernama Park Jihan yang berkuliah di Fakultas Seoul National University harus bertemu dengan bad boy d...