Jihan yang baru saja pulang dari taman setelah bertemu sungchan melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah, saat baru masuk Jihan dibuat kaget dengan suara seseorang dengan nada dingin nya.
"Dari mana."
Jihan pun menolehkan kepalanya menatap kearah ruang tamu dimana ada jihoon yang sedang menatapnya dengan wajah datarnya, tentu saja jihan terkejut karena tiba-tiba sudah ada jihoon di rumah nya, bukankah dia bilang akan menjemput nya siang tapi sekarang baru jam sepuluh lewat lima belas menit.
"Aku sedang bertanya, kamu dari mana?!." Tanya jihoon sekali lagi.
Jihan berjalan mendekat ke arah jihoon yang sedang menatapnya dengan satu alis terangkat satu ke atas.
"Aku habis keluar ketemu sungchan, tapi dengar dulu." Ucap Jihan yang langsung waspada karena wajah jihoon seperti akan segera murka.
"Aku ketemu sungchan cuman mau balikin handuk dia yang beberapa hari lalu dikasih pinjam ke aku saat kamu ngerjain aku di perpustakaan, aku jujur kok aku tidak ngapa-ngapain cuman ketemu dia terus kembalikan handuk miliknya setelah itu pulang." Ucap Jihan dengan wajah seriusnya.
"Kenapa tidak memberitahukan aku terlebih dahulu?! Kenapa main pergi begitu aja?!." Tanya jihoon yang masih mempertahankan wajah datarnya.
"Itu karena handphone aku tertinggal di kamar saat aku terburu-buru tadi pagi, maaf jihoon." Ucap Jihan menundukkan kepalanya karena merasa bersalah, tidak seharusnya ia seenaknya main keluar dari rumah.
Jihoon mengusap wajah nya kemudian menatap wajah Jihan yang berdiri sambil menundukkan kepalanya, jihoon pun beranjak berdiri lalu berjalan mendekati Jihan.
"Aku maafin, tapi lain kali kamu harus memberitahukan aku lebih dulu, aku tidak mau terjadi sesuatu sama kamu, mengerti." Ucap jihoon lembut sambil mengelus rambut Jihan.
Jihan menatap tidak percaya dengan apa yang dia lihat sekarang, jihoon yang dulunya sangat menyebalkan kini berubah menjadi pria lembut, benar-benar pria idaman semua wanita.
Jihan menganggukkan kepalanya,"Aku mengerti, Maaf sekali lagi karena sudah membuat kamu marah."
"Tidak apa-apa, lupakan saja, lagi pula kamu pergi cuman mau mengembalikan handuk milik pria itu aja kan."
"Iyah." Ucap Jihan mengangguk, dalam batin nya ia membuang nafas leganya karena tidak menerima tawaran sungchan untuk pergi makan siang bersamanya, kalo ia menerimanya sudah tidak terbayangkan bagaimana wajah marah jihoon.
Flashback On
"Aku sebenarnya mau mengajak kamu makan siang bersama, apa kamu mau makan siang bersamaku?!."
"Makan siang?!." Tanya Jihan.
"Iyah makan siang, tenang saja aku yang traktir." Ucap sungchan.
"Em maaf sebelumnya bukan maksudnya aku tidak mau makan siang bersamamu, tapi hari ini aku ada urusan penting jadi tidak bisa lama-lama, maaf ya sungchan."
"Oh, tidak apa-apa masih bisa lain hari, ngomong-ngomong apa kamu ingin aku hantar pulang?! Kebetulan aku bawa motor."
"Ah tidak usah tidak apa-apa, aku naik taksi saja."
"Yakin?! Aku mau kok nganterin kamu pulang."
"Yakin sungchan, sudah tidak apa-apa aku bisa naik taksi." Ucap Jihan, lalu melirik kearah jam tangan nya,"Sungchan, aku pulang dulu ya takut telat karena ada acara."
"Oh yasudah, hati-hati di jalan, terimakasih untuk waktunya."
Jihan menganggukkan kepalanya sambil tersenyum,"Sampai jumpa lagi sungchan."
YOU ARE READING
[✓] Mate: My Your Life || Park Jihoon
Fanfiction"Park jihoon, jodoh aku?! Gak, ini pasti mimpi buruk." "Biasa aja kali, gak pernah ya dapat jodoh ganteng kaya park jihoon." Kisah seorang gadis bernama Park Jihan yang berkuliah di Fakultas Seoul National University harus bertemu dengan bad boy d...