Chapter 9.

1.2K 84 0
                                    

05.00 A.M

Pagi-pagi buta Jihan terbangun dari tidurnya, ia mencoba untuk mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu, saat merasa lebih segar Jihan mencium aroma parfum yang sangat familiar di hidungnya saat matanya terbuka lebar ia melihat ke sekeliling, gelap hanya lampu tidur yang menyalah, namun, saat pandangannya jatuh kepada seorang pria yang tertidur di sofa Jihan langsung berpindah posisi menjadi duduk di kasur dengan mata memandang kearah sofa.

"Astaga, aku pasti ketiduran tadi malam, kasihan jihoon jadi tidur di sofa gara-gara aku."

Jihan lantas beranjak dari kasur dan berjalan menuju sofa dengan membawa selimut tebal, saat berada di dekat jihoon, ia bisa melihat wajah tenang jihoon saat tertidur pulas, wajah tampannya sama sekali tidak berkurang bahkan saat ia tertidur.

Jihan langsung meletakkan selimut itu untuk menutupi seluruh tubuh jihoon dari dingin nya AC, setelah memakaikan selimut itu jihan duduk dengan bersimpuh menatap wajah jihoon yang tertidur pulas, sebuah senyum tercipta di bibir Jihan.

"Maafkan aku sudah merepotkan kamu, jihoon." Bisik Jihan, kemudian Jihan pun beranjak berdiri dan berjalan menuju pintu kamar jihoon untuk keluar.

Saat pintu itu tertutup kembali dengan jihan yang sudah keluar dari kamarnya, tak di sangka jihoon membuka matanya dengan menatap kearah pintu sebuah senyum tipis tercipta diwajahnya, tanpa sepengetahuan Jihan sebenarnya jihoon sudah terbangun saat Jihan memakaikan selimut ke tubuhnya, namun, karena tidak ingin merusak suasana jihoon berpura-pura masih tertidur dengan nyenyak.

"Kali ini aku berterimakasih kepada mu peri tidur." Ucap Jihoon lalu kembali menutup mata nya untuk melanjutkan tidurnya.

Jihan yang pergi ke kamarnya untuk mandi kemudian bersiap-siap dengan memakai kaos putih dengan celana Levis hitam itu keluar dari kamarnya dan turun ke bawah untuk membuatkan sarapan pagi.

"Pagi bibi." Sapa Jihan saat melihat pembantu di rumah jihoon.

"Pagi juga non Jihan, sudah cantik aja pagi-pagi." Ucap bibi Choi.

"Haha bibi bisa saja deh, oh ya apa mama dan papa belum bangun?!."

"Belum sepertinya non, memangnya kenapa?!."

"Aku mau bikin sarapan pagi untuk mereka bi."

"Tidak perlu non, biar bibi saja yang membuatnya nanti non kelelahan."

"Aku udah biasa masak di rumah kok bi jadi tidak akan kelelahan, bibi percaya saja sama aku ya."

"Tapi bibi bantuin ya non."

"Jangan bi, pekerjaan bibi pasti Masih banyak, jadi tidak apa-apa aku bisa masak sendiri."

"Beneran non, tidak mau bibi bantu saja?!."

Jihan menggelengkan kepalanya,"Bener bi, sudah tidak apa-apa biar aku saja yang masak."

"Yasudah kalo gitu bibi mau bersihkan halaman depan dulu ya non."

"Iyah bi." Ucap Jihan tersenyum simpul.

Jihan mulai beralih pada lemari es di belakangnya dia berencana untuk membuat sarapan yang mudah saja yaitu nasi goreng kimchi yang sering mama nya buat untuk sarapan dirinya ke kampus.

Jihan mulai bertempur dengan bahan-bahan dan alat memasak lainnya, ia begitu terlihat sangat jago dalam hal memasak, jihoon yang baru saja selesai mandi dan mencium aroma masakan lezat dari dapur itu pun turun untuk melihat siapa yang masak pagi-pagi.

Saat ia melihat punggung Jihan karena Jihan sedang masak langsung mendekati Jihan.

"Jadi kamu yang masak pagi-pagi buta?!."

[✓] Mate: My Your Life || Park JihoonWhere stories live. Discover now