Chapter 8.

1.3K 90 3
                                    

Jihan berada di mobil jihoon saat ini, sesuai keinginan mama jihoon yang minta Jihan untuk datang ke rumah nya, Jihan di mobil sedari tadi hanya diam dengan menatap keluar jendela dan sesekali melirik kearah jihoon yang serius mengendarai mobil.

"Jihoon." Panggil jihan.

"Hm?!."

"Boleh aku bertanya sesuatu?!."

"Bicara saja." Ucap jihoon tanpa mengalihkan pandangan nya ke jalan.

"Apa alasan kamu menerima perjodohan kita?! Kalo memang kamu tidak suka seharusnya kamu menolaknya kan."

"Tidak ada alasannya, aku menerimanya karena mama dan papa saja, lagi juga saat aku tau kalo kamu yang dijodohin sama aku, ya aku pikir itu tidak masalah juga untukku, kamu sendiri kenapa mau menerima perjodohan ini?! Bukannya kamu sangat tidak menyukai sikap ku."

"Awalnya memang Iyah, apalagi aku sangat kesal jika diganggu oleh mu, tapi aku pikir-pikir tidak ada salahnya aku menerima kenyataan kalo aku dijodohin oleh pria menyebalkan seperti kamu."

Jihoon tersenyum simpul lalu menepikan mobilnya di pinggir jalan.

"Kok berhenti?!." Tanya Jihan.

Jihoon menolehkan wajahnya kearah jihan.

"Sebenarnya aku tidak memiliki niat untuk selalu mengganggumu, tapi entah kenapa, mengganggu kamu adalah hobi baru ku." Ucap jihoon.

"Ih menyebalkan sekali!!." Jihan menghajar tubuhnya jihoon yang membuat jihoon tertawa dengan sesekali meringis karena pukulan Jihan begitu sakit.

"Yaa! Hentikan, tubuhku bisa sakit karena pukulan mu park jihan."

Bukannya berhenti Jihan malahan semakin mengeraskan pukulan nya ke tubuh jihoon, sontak jihoon langsung menghentikan pukulan itu dengan menggenggam tangan Jihan dan menatap nya datar.

Jihan yang ditatap datar oleh Jihan terdiam merasakan hal aneh dalam hatinya, tatapan mata jihoon benar-benar membuat jantung Jihan mendadak berdetak kencang.

"Astaga, ada apa dengan jantungku." Batin Jihan.

"Anak bandel." Ucap jihon menyentil dahi Jihan dengan terkekeh kecil.

"Aish, sakit tau gak!." Ketus Jihan.

Jihoon tertawa kecil lalu tangannya terulur mengelus dahi Jihan lembut, lagi-lagi perlakuan manis dari jihoon membuat Jantung Jihan tidak sehat.

"Maaf jika aku menyakitimu, Jihan."

Jihan terkejut mendengarnya, lagi-lagi jihoon meminta maaf padanya, sebenarnya setan apa yang merasuki tubuh jihoon saat ini.

"Yaa! Jihoonie, kau sedang demam ya?! Perasaan dari tadi kau selalu minta maaf kepada ku."

"Sembarangan kalo ngomong, aku hanya ingin melakukan hal yang lebih baik saja, apalagi kan selama ini aku selalu membuat kamu kesal jadi tidak ada salahnya aku mengubah sikap buruk ku menjadi lebih baik, salah satunya ya harus minta maaf jika aku salah." Ucap jihoon.

Jihan tersenyum, rasanya ia sangat suka dengan perlakuan lembut jihoon sekarang ini.

"Haha baiklah, aku suka dengan cara pemikiran kamu, tapi tetap saja jangan sampai menghilangkan jati diri kamu sendiri." Ucap Jihan.

"Aku bisa menangani nya soal itu." Ucap jihoon, lalu memberikan jari kelingkingnya kearah Jihan,"Mari saling mengenal lebih jauh lagi, salah satu nya menjadi teman baik, kita baikan?!."

"Kita baikan." Ucap Jihan menautkan jari kelingkingnya di jari kelingking jihoon, ya ini lah awal untuk mereka kembali memulai dari nol yaitu menjadi teman.

[✓] Mate: My Your Life || Park JihoonWhere stories live. Discover now