Jihan sedang duduk di dekat pepohonan besar yang berada di kampus, di sana memang sangat nyaman untuk mahasiswa maupun mahasiswi yang ingin menyendiri atau ingin merasakan ketenangan.
Jihan memejamkan matanya kala angin menerpa wajahnya, alunan musik yang ia dengar melalui earphone miliknya sangat pas untuk suasana sendiri di taman kampus.
"Jihan, sedang apa dia sendirian di sana." Jihoon yang tak sengaja melewati taman kampus melihat Jihan berada di kursi taman.
"Apa aku minta maaf saja soal kejadian tadi pagi, tapi untuk apa juga, pasti dia tidak perduli dengan kejadian itu." Ucap jihoon yang dilanda rasa bingung.
"Sudahlah, aku samperin saja dulu, lagi juga mama memintaku untuk mengajak Jihan ke rumah pulang dari kampus jadi sekalian saja aku bilang ke Jihan."
Jihoon berjalan mendekati Jihan, saat ia berada di depan Jihan, ia lagi-lagi dibuat terdiam melihat Jihan yang memejamkan matanya dengan earphone di telinganya bahkan angin menyapu lembut rambut Jihan yang membuat leher putih Jihan terlihat.
"Cantik." Ucap jihoon tanpa sadar, Jihan membuka matanya dan saat itu juga tatapan mata mereka bertemu.
"Jihoon, sedang apa kamu di sini?!." Tanya Jihan.
"A-aku tidak sengaja saja lewat sini, kenapa?! tidak boleh?!." Tanya jihoon dengan wajah menyebalkan nya.
"Seterah kamu saja, aku sedang Malas berdebat." Ucap Jihan dengan nada malas nya.
Jihoon berjalan lalu menjatuhkan tubuhnya di kursi sebelah Jihan, ia memiringkan kepalanya melihat Jihan yang sibuk dengan handphonenya, tangan jihoon terulur mengambil satu earphone di telinga Jihan yang membuat Jihan terkejut dan menatap ke arah jihoon.
"Maaf soal tadi pagi." Ucap jihoon.
Jihan mengangkat satu alisnya ke atas setelah mendengar permintaan maaf dari jihoon.
"Kau bilang apa tadi?!." Tanya Jihan.
"Aku bilang, aku minta maaf soal tadi pagi saat kamu melihat aku bersama Yujin di koridor." Ucap jihoon.
Jihan menahan ketawanya mendengar ucapan jihoon, apa tadi? Seorang Park jihoon baru saja mengatakan maaf kepada dirinya, apakah jihoon sedang dalam keadaan sehat hari ini? Apa dia habis kepentok sesuatu yang membuat otaknya menjadi rada normal sekarang.
"Jihan, aku sedang berbicara dengan mu." Ketus jihoon yang kesal karena Jihan hanya menatapnya tanpa merespon ucapannya.
"Pftt hahaha." Pecah sudah ketawa Jihan saat ini, jihoon mengerutkan keningnya melihat jihan tertawa puas, dibenaknya jihoon bertanya-tanya apa yang salah dari ucapannya sampai Jihan tertawa geli seperti ini.
"Park Jihan, apa kamu butuh ambulance untuk ke rumah sakit jiwa?!." Tanya Jihoon.
"Yaa! Kau pikir aku orang gila ha! Sembarangan saja." Sarkas Jihan.
"Habisnya kamu aneh, tiba-tiba tertawa seperti itu, padahal aku lagi serius."
Jihan yang masih belum puas tertawa itu akhirnya mencoba untuk serius saat melihat wajah kesal jihoon.
"Yaa! Apa kau tidak sadar, park Jihoon?!."
Jihoon mengangkat satu alisnya keatas,"Tidak sadar soal apa?!."
"Kau baru saja minta maaf kepada ku?! Sungguh, park Jihoon yang selalu bilang kalo dirinya tidak akan pernah minta maaf duluan kini secara terang-terangan minta maaf kepada ku haha, kau sehat kan?! Apa jangan-jangan kamu yang membutuhkan ambulance sekarang."
Jihoon yang baru saja sadar dengan ucapannya mendadak menelan saliva nya kasar, ia menampar pelan bibirnya karena baru saja ia mengatakan kata maaf kepada Jihan, benar-benar memalukan baginya.
YOU ARE READING
[✓] Mate: My Your Life || Park Jihoon
Fanfiction"Park jihoon, jodoh aku?! Gak, ini pasti mimpi buruk." "Biasa aja kali, gak pernah ya dapat jodoh ganteng kaya park jihoon." Kisah seorang gadis bernama Park Jihan yang berkuliah di Fakultas Seoul National University harus bertemu dengan bad boy d...