Chapter 15.

1.2K 81 0
                                    

Setelah acara pernikahan selesai, Kedua pengantin ini baru saja sampai di rumah mewah yang diberikan papa Hyungsik sebagai hadiah pernikahan jihoon dan Jihan, saat mereka masuk kedalam rumah mewah itu, Jihan tak henti-hentinya berdecak kagum melihat seberapa besar dan mewah nya rumah ini.

"Ayok naik ke atas." Ucap jihoon, mereka berdua menaiki tangga menuju lantai dua dimana di sana letak kamar mereka berada.

Jihoon membuka pintu kamar milik mereka berdua yang cukup besar bahkan ada televisi yang besar di dalam kamar mereka.

"Aku atau kamu duluan yang mau mandi?!." Tanya jihoon.

"Aku dulu ya udah gerah soalnya."

Jihoon menganggukkan kepalanya,"Ya sudah sana." 

Jihan mengambil handuk dan baju tidur milik nya dan membawanya masuk ke dalam kamar mandi, sedangkan jihoon pria itu melepas Jaz hitam nya dan juga sepatu yang ia pakai, jihoon berjalan Duduk di tepi kasur sambil memainkan ponselnya.

"Sepertinya tidak seharusnya aku meminta hak aku dengan nya, lagi juga aku mana mungkin mau meminta hal seperti itu sedangkan kami berdua belum memiliki perasaan suka saat ini." Ucap jihoon, ia pun menghela nafas lelahnya,"Huh.. lebih baik aku tidak menyentuhnya sebelum dia sendiri yang bersedia untuk melakukannya."

Tak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka, Jihan keluar dengan piyama tidurnya dan handuk yang dililitkan di kepalanya.

"Sana mandi." Ucap Jihan.

"Iyah." Jihoon pun beranjak bangun lalu mengambil handuk dan pergi masuk ke dalam kamar mandi.

Saat Jihoon masuk kedalam kamar mandi, Jihan terdiam sesaat memikirkan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang istri untuk suaminya.

"Mama bilang kalo istri itu harus menyiapkan pakaian suaminya, berarti aku harus menyiapkan baju untuk jihoon?! Baiklah, mari kita geledah koper jihoon."

Jihan beralih ke koper milik jihoon dan membukanya, ia pun mengambil piyama coklat muda untuk jihoon dan di letakkan di atas kasur, setelah itu ia memindahkan baju milik jihoon dan milik dirinya sendiri kedalam lemari kamar mereka.

Saat Jihan sedang mengeringkan rambutnya tiba-tiba pintu terbuka lebar dan terlihatlah jihoon yang telanjang dada dengan handuk yang menutupi bagian bawahnya saja, sontak hal itu membuat Jihan teriak keras menutupi wajahnya.

"Yaa! Park Jihan kecilkan suara mu!." Sarkas jihoon yang tidak kalah kaget setelah mendengar teriakan Jihan.

"Salah kamu sendiri kenapa tidak pakai baju!!." Sarkas Jihan yang masih membelakangi jihoon dengan menutupi wajahnya.

"Aku lupa membawa baju, sudahlah tidak perlu ditutup seperti itu."

"Cepat pakai bajumu, aku sudah menyiapkan nya di atas kasur!." Ucap Jihan menunjuk kearah kasur.

Jihoon langsung menoleh kearah kasur dan benar saja ada baju tidur milik nya di sana, jihoon pun langsung mengambil baju tidurnya dan menatap kearah Jihan yang masih betah membelakanginya.

"Kamu menyiapkannya?!." Tanya Jihoon.

Jihan mengangguk,"Iyah, kata mama seorang istri itu harus menyiapkan pakaian suaminya, jadi aku siapin aja pakaian kamu, sudah cepat sana pakai bajunya."

Jihoon cukup terkesan dengan cara Jihan mempelajari tugas seorang istri tak salah Jihan jihoon tersenyum simpul mendengarnya.

"Baiklah, terimakasih." Ucap jihoon lalu masuk kembali kedalam kamar mandi.

Jihan membuka matanya Lalu menoleh kebelakang saat melihat jihoon sudah pergi masuk untuk pakai baju, Jihan pun menghela nafas berat nya.

"Astaga, ini benar-benar menantang nyali, aku tidak pernah berpikir menikah seseram ini saat malam pertama nya, tapi kalo dipikir-pikir lagi aku belum siap untuk melakukan hal itu."

[✓] Mate: My Your Life || Park JihoonWhere stories live. Discover now