Chapter 22.

896 69 6
                                    

"Ini es cream nya." Ucap sungchan.

"Terimakasih." Ucap Jihan menerima es cream itu.

Jihan dan sungchan memilih untuk pergi ke taman di mana mereka bisa melihat danau yang luas dan menenangkan.

"Jihan, aku bisa mengajakmu ke sini lagi kalo kamu mau." Ucap Sungchan.

Jihan tertawa kecil mendengarnya, kemudian menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, kapan-kapan kita bisa pergi ke sini." Ucap Jihan.

"Boleh aku bertanya sesuatu ke kamu?!."

"Boleh, tanya saja." Ucap Jihan.

"Kamu sama jihoon sebenarnya hanya sekedar teman atau kalian punya hubungan diam-diam?!."

"A-aku dan jihoon cuman teman biasa kok, Iyah teman biasa." Ucap Jihan menganggukkan kepalanya.

Sungchan mengangguk sambil membentuk mulutnya 'O'.

"Memangnya kenapa kamu nanya tentang aku sama jihoon?!." Tanya Jihan.

"Tidak ada apa-apa, hanya penasaran saja." Ucap Sungchan, Jihan menganggukkan kepalanya kemudian memakan kembali es cream nya.

Siapa sangka di balik kebersamaan mereka berdua di taman ada seseorang yang mengepalkan tangannya, siapa lagi kalo bukan park jihoon.

Setelah berpamitan dengan papa nya untuk pulang ke rumah, saat terjebak macet jihoon tidak sengaja melirik kearah kursi taman dan melihat siluet mirip Jihan di taman itu, lantas Jihoon keluar dari mobil dan mencoba untuk mengecek benar apa itu jihan atau bukan, dan ternyata benar itu adalah Jihan dengan sungchan.

"Kamu membohongiku Jihan." Ucap jihoon dengan tangan mengepal kuat sampai urat-urat tangannya menonjol, tidak ingin semakin kesal melihat mereka berdua jihoon pun bergegas pergi menuju mobilnya untuk pulang ke rumah.

Jihan yang mendengar suara mobil yang mirip seperti mobil jihoon pun menengok kebelakang, namun, tidak ada siapapun.

"Kenapa aku merasa ada jihoon tadi di sini." Batin Jihan.

"Jihan, ada apa?!." Tanya Sungchan yang ikut menengok kebelakang.

"Tidak, tidak ada apa-apa, aku kayaknya harus pulang deh takut mama nyariin, oh ya terimakasih untuk es cream nya."

"Sama-sama, seharusnya aku yang berterimakasih sama kamu karena sudah mau jalan-jalan bersamaku."

"Tidak masalah, ya sudah kalo gitu aku pergi dulu ya."

"Tunggu, aku antar saja ya."

"Tidak! Tidak perlu aku bisa naik taksi."

"Untuk kali ini aku memaksa untuk mengantarkan kamu, ayok aku antar pulang." Ucap sungchan menarik tangan Jihan.

"Bagaimana ini." Batin jihan.

Mobil jihoon masuk ke dalam rumah, jihoon yang sedang emosi pun memasang wajah datarnya dan berjalan masuk ke dalam dan berjalan masuk ke dalam kamar.

Jihoon masuk ke kamar kemudian berjalan masuk ke dalam kamar mandi untuk membasuh wajahnya agar emosinya mereda, ia menatap wajah nya di cermin besar di kamar mandi membiarkan wajah nya basah karena air.

"A-aku dan jihoon cuman teman biasa kok, Iyah teman biasa"

Jihoon menarik sudut bibirnya ke atas saat mengingat ucapan Jihan yang tak sengaja ia dengar.

"Ck, teman biasa." Ucap Jihoon dengan senyum miringnya.

Jihoon yang merasa emosinya sudah lebih menurun mengambil handuk kecil untuk membasuh wajahnya kemudian keluar dari kamar untuk mengambil minuman.

[✓] Mate: My Your Life || Park JihoonWhere stories live. Discover now