Bab Tak Berjudul 5

69.7K 570 5
                                    

"Ternyata ini alasannya kenapa kau begitu bangga akan tubuh mu," cibir William Clanton yang memegang kedua pipi Elena Bexxa dengan memaksa Elena Bexxa untuk melihat wajahnya yang menikmati persetubuhan panas ini. Tepatnya ia telah berhasil mengambil keperawanan Elena Bexxa hari ini dengan cara yang sedikit kasar.

"Bajingaan kau," umpat Elena Bexxa dengan wajah marahnya akan kegilaan William Clanton yang berani-beraninya memperkosa dirinya malam ini.

William Clanton menampakkan senyuman miring. Ia kembali bergerak pelan untuk menyiksa tubuh bawah Elena Bexxa.

Elena Bexxa mengigit bibir bawahnya untuk tidak mendesah, Walau ia merasakan kenikmatan yang di berikan oleh William Clanton pada intinya yang sedang berdenyut.

Merasakan bagian bawah yang masih nikmat. William Clanton masih sibuk bergoyang. Lalu mengeluarkan suara penuh cibiran.

"Kau akan tahu apa arti pembalasan atas apa yang kau lakukan dulu padaku, Oops pada semua mantan mu yang mengalami hal seperti yang aku alami."

Elena Bexxa semakin menjerit histeris akan siksaan di bagian bawah yang masih keluar masuk secara kasar tanpa jeda.

"Keluarkan... Cepat keluarkan...." pekik Elena Bexxa dengan suara kerasnya. Ia tidak mampu menerima barang dari William Clanton yang masih saja bergerak liar di dalam celah intinya.

William Clanton hanya terkekeh renyah melihat jeritan kesakitan dari Elena Bexxa berganti menjadi desahan demi desahan merdu.

"Sudah merasa enakkan?" tanya William Clanton yang melihat wajah Elena Bexxa yang berwarna merah yang mengeluarkan desahan merdu berapa kali.

"Ahhh..." Elena Bexxa tidak menjawab pertanyaan William Clanton. Ia hanya mendesah dengan bibir bergetar. Karena tusukkan maju mundurkan seolah mengantarkan dirinya ke atas awan yang penuh kenikmatan.

"Kau jalang yang berkualitas," puji William Clanton yang menatapi Elena Bexxa dengan tatapan masih bernafsu kuat.

Kedua mata Elena Bexxa menatapi tatapan mata William Clanton yang penuh nafsu akan kenikmatan yang di berikan oleh tubuhnya dan juga menyukai kening pria itu yang berkeringat dalam jumlah banyak.

William Clanton membalas tatapan mata Elena Bexxa dengan senyuman penuh kemenangan. Sesekali ia mengecup bibir Elena Bexxa yang berusaha menahan suara merdu.

"Hmmmmpppp....."

Elena Bexxa berusaha menyingkirkan kepala William Clanton yang mengecup bibirnya dengan buas.

Sebagai pembalasan dari Elena Bexxa, William Clanton sengaja menahan memeluk tubuh Elena Bexxa dengan meremas dan membuka bokongnya. Lalu melepaskan kecupannya.

"Malam ini kau harus melayani baku sampai pagi," ucap William Clanton yang kembali bergerak liar di dalam tubuh Elena Bexxa.

Elena Bexxa yang ingin berteriak di sertai umpat. Tetiba mulutnya kembali di bungkam oleh bibir William Clanton.

"Hmmmmpppp...."

Elena Bexxa masih berjuang mati-matian untuk melepaskan diri dari gerakan William Clanton yang tidak terkendali. Sungguh menyiksa tubuh bagian bawahnya.

Elena Bexxa merasa bagian bawahnya sudah lecek. Tapi William Clanton seakan tidak perduli dan masih rajin bergerak dengan gerakan cepat hingga pelan.

"Tubuhmu sangat nikmat," puji William Clanton yang masih sayang untuk mengeluarkan barangnya dari dalam tubuh Elena Bexxa dan ia sengaja bergerak pelan untuk memberikan kenikmatan kepada tubuh Elena Bexxa yang pertama kali melakukan hubungan intim.

Merasakan gerakan bagian bawah semakin bpelan, Elena Bexxa mulai terbiasa dan tidak menjerit kesakitan seperti tadi.

Jika mau jujur, Elena Bexxa belum pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya, Ia mulai membalas tatapan William Clanton yang penuh nafsu dengan tubuh atletis bermandikan keringat yang masih mengagahi dirinya dengan kedua tangan kokoh mengurung tubuh mungilnya.

"Kau sungguh cantik dengan wajah seperti itu," ucap William Clanton yang lebih suka melihat wajah Elena Bexxa yang tersiksa akan barangnya dan menjerit penuh kesakitan.

Elena Bexxa memilih memalingkan wajahnya ke arah lain. Ia tidak tertarik untuk melihat wajah William Clanton.

"Aku mau melihat sampai kapan kau mencuekkan aku,"

Lagi dan lagi William Clanton menarik dan menusuk, Menghentak, mengesek kasar dinding kenikmatan yang sudah tegang.

"Ahhh tolong pelan," pinta Elena Bexxa yang kesakitan akan hentakan kasar dari rudal William Clanton yang seolah menarik semua dinding yang di dalam celah intinya dengan cara yang keji.

Sesuai permintaan Elena Bexxa yang meminta di pelankan. William Clanton yang masih memeluk tubuh Elena Bexxa bergerak dengan pelan.

Elena Bexxa mengerutkan keningnya, Ia merasa gerakkan di bawahnya telalu pelan dan tidak ada kenikmatan sama sekali.

"Ahhh lebih cepat... Lebih dalam lagi," teriak elena Bexxa sembari membalas tatapan mata William Clanton yang penuh hasrah dan tajam.

William Clanton mendorong rudalnya lebih kuat dengan satu kali hentakan hingga terbenam sampai menembus bibir rahim.

Kedua mata Elena Bexxa terbuka lebar-lebar. Ia merasakan sesuatu yang padat dan hangat memasuki rahimnya dengan menyemprotkan cairan panas ke arah dinding rahim.

"Ini sungguh nikmat," ucap William Clanton yang menjatuhkan wajahnya di kedua dada Elena Bexxa yang empuk. Lalu menjilati dengan gigitan kecil hingga mengulum puncaknya yang masih tegang.

"Kita mulai ronde selanjutnya," lanjut William Clanton yang mendengus leher Elena Bexxa dengan mengerakkan bagin bawah dengan gerakan pelan hingga kuat.

Elena Bexxa memejamkan kedua matanya dengan mengeluarkan desahan demi desahan dari bibirnya karena ia tidak tahan akan kenikmatan yang di berikan William Clanton pada celah intinya yang mulai mendapatkan perlepasan.

"Milikmu sangat hangat dan sempit," puji William Clanton yang merasakan satu badan rudalnya terasa hangat oleh cairan perlepasan dari celah inti Elena Bexxa yang mencengkram badan rudalnya. Yang memberikan kenikmatan yang tidak pernah bisa rasakan sebelumnya.

Ohhh... Lebih cepat lagi Will," pekik Elena Bexxa yang semakin binar akan kenikmatan yang pertama kali ia rasakan seumur hidupnya.

"Kau semakin binar, Tidak sia-sia aku menjadi pria pertama yang menyetubuhi dirimu malam ini."

Elena Bexxa menatapi wajah William Clanton yang berkeringat dengan kedua tangan menarik puncak dadanya.

"Ahhh..." pekik Elena Bexxa kesakitan akan kedua puncak dadanya di tarik begitu terik oleh jemari William Clanton yang panjang di tambah bagian bawah semakin bergerak cepat seperti mesin di perusahaan yang memproduksi bahan adonan kue.

"Ini belum seberapa," ucap William Clanton yang melepaskan tarikan di kedua dada Elena Bexxa. Lalu meremasnya seperti membuat adonan kue.

Sepanjang permainan kasar dari William Clanton di dua arah.

Elena Bexxa hanya bisa berteriak dengan desahan bercampur dengan suara kesakitan.

Merasakan akan mendapatkan perlepasan sebentar lagi. William Clanton semakin mempercepat gerakan pinggangnya. Kemudian menariknya keluar dengan sengaja menyemprotkan semua perlepasan di wajah Elena Bexxa sebagai penghinaan.

"Hari ini sampai di sini," ucap William Clanton yang berjalan menjauhi Elena Bexxa yang terbaring di atas ranjang dengan tubuh lemas dan nafas tersengal-sengal dengan wajah basah akan cairan perlepasan dari William Clanton.

Until DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang