Bab Tak Berjudul 3

71K 700 4
                                    


"Ternyata kamarnya di kunci dari dalam," batin Lisa Bexxa yang terpaksa harus kembali ke dalam kamarnya untuk mengambil kunci cadangan. Daripada misinya gagal dan kehilangan uang yang sudah di dapatkan dengan susah payah.

"Selamat menikmati malam pertama yang indah," gumam Lisa Bexxa yang tertawa bahagia. Karena penderita selama setahun ini akan terbayar malam ini dan seterusnya.

"Aku tidak sudih menjadi sapi peras untuk kesekian kali, Kini saatnya kau yang menjadi sapi peras demi melunasin semua utang ayahmu. Termasuk membayar biaya yang aku keluarkan selama ini," lanjut Lisa Bexxa dengan tawa renyahnya.

Selesai ketawa, Lisa Bexxa melirik penampilannya di depan kaca yang menampilkan dirinya yang sedang memakai gaun malam. Lalu berjalan keluar dari dalam kamar dengan hati senang.

Melihat William Clanton masih duduk dengan santai di sofa. Lisa Bexxa segera mendekati William Clanton dengan sengaja memerkan dress yang ia kenakan yang menampakkan belahan dada dan paha untuk mengoda William Clanton.

"Maaf lama menunggu, Ayo ikut aku sekarang!" ucap Lisa Bexxa dengan perintahnya kepada William Clanton.

William Clanton yang sudah membayar sejumlah uang kepada Lisa Bexxa. Ia mengikuti Lisa Bexxa ke arah kamar Elena Bexxa.

"Lakukan sampai kau puas dan jangan lupa janjimu," ucap Lisa Bexxa yang menagih janji William Clanton yang mengajaknya untuk tinggal bersama-sama di perumahan para miliarder dan sekaligus memindahkan nama Elena Bexxa di warisan Jill Bexxa atas namanya.

"Tentu saja, Malam ini aku akan main sampai puas. Jika perlu aku akan main sampai pagi," balas William Clanton dengan senyuman lebarnya.

Lisa Bexxa memberikan kunci kamar Lisa Bexxa kepada William Clanton.

"Yakin bisa di gunakan?" tanya William Clanton curiga.

"Coba aja dan aku harus pergi untuk berpesta dengan teman-teman," balas Lisa Bexxa yang pamit dari hadapan William Clanton dengan berjalan berlenggak-lenggok.

William Clanton menatapi kunci di tangannya lalu ia mencoba untuk membuka pintu kamar Elena Bexxa dengan perlahan-lahan.

"Ternyata pintu kamarnya tidak di kunci dengan aman, Dasar wanita nakal yang mengoda. Kau akan merasakan betapa besarnya barang ini menembus ke dalam rahim mu," cibir William Clanton yang menatapi Elena Bexxa yang tidur dengan menggunakan piyama tipis di lampu yang remang-remang.

William Clanton menelan saliva dengan susah payah. Karena ia terlalu bergairah tinggi melihat kemolekan tubuh Elena Bexxa yang sudah di incar sejak lama.

Tanpa ada keraguan atau apapun.

William Clanton langsung melepaskan semua pakaiannya tanpa tersisa satupun di badannya dan asetnya berdiri dengan keras dan kokoh yang menandakan betapa marahnya William Clanton kepada Elena Bexxa.

"Aku sudah tidak sabar memasuki tubuhmu," batin William Clanton yang mengusap badan asetnya berapa kali dengan telapak tangan secara naik turun. Kemudian berjalan ke arah ranjang. Lalu menarik selimut yang menutupi tubuh Elena Bexxa.

Kedua mata William Clanton menatapi kemolekan tubuh Elena Bexxa yang terbaring di atas ranjang.

"Wow menarik, Kau tumbuh semakin dewasa. Sudah saatnya aku mencicipi tubuhmu sampai puas," batin William Clanton yang sudah lama ingin menyetubuhi Elena Bexxa sejak dulu. Tapi karena ayah Elena Bexxa masih hidup, Semua rencananya selalu gagal mendekati Elena Bexxa dari waktu ke waktu. Selain janji manis yang di ucapkan Elena Bexxa kepada dirinya yang mabuk asmara saat itu.

"Kali ini kau akan menjadi jalang milik aku," gumam William Clanton pelan, Ia menundukkan tubuhnya untuk menghirup aroma vanilla dari tubuh Elena Bexxa yang tidak pernah di lupakan oleh William Clanton.

***

Dalam tidur, Elena Bexxa tersenyum samar. Ia bermimpi teramat indah. Ia dan Rico menjadi sepasang kekasih yang berbahagia dengan hati yang di penuhi cinta.

Mereka berdua sedang berkecup mesra untuk memadu kasih di dalam salah satu kelas di kampus yang sudah sepi.

Rico memeluk dirinya dengan lembut. Bibir pria itu menari-nari di kulit lehernya dan hal ini sangat di sukai oleh Elena Bexxa karena pria yang sedang mengecup lehernya yang jenjang adalah pria yang ia cintai selama ini.

Elena Bexxa mengerang pelan, Seluruh tubuhnya menggelenyar penuh hasrah.

Lalu kecupan-kecupan William Clanton menjalar ke bahu dan semakin menurun ke arah bawah.

"Akh..." desah Elena Bexxa ketika merasakan puncak dadanya di gigit pelan.

"Nakal," batin William Clanton yang kembali mengecup leher Elena Bexxa dan kedua tangannya membuka setiap kancing piyama yang di kenakan oleh Elena Bexxa yang terbaring dengan mengeluarkan suara halus. Lalu Ia menempelkan bibirnya di salah satu dada Elena Bexxa untuk di kecup dan di mainkan secara halus.

Elena Bexxa kembali mendesah. Tangannya menyusuri tangan berotot milik William Clanton dan mencengkeramanya dengan lembut.

Kecupan William Clanton menyusuri dagu hingga berakhir di bibir Elena Bexxa.

Elena Bexxa menyambut penuh hasrah kecupan tersebut yang mengait lidahnya untuk menari bersama-sama.

Sebelah tangan William Clanton menarik turun celana piyama bersamaan dengan dalaman yang melindungi area tubuh bawah Elena Bexxa.

Cup cup cup cup

Kecupan basah dari William Clanton menurun ke arah perut hingga ke arah pangkal paha.

"Ahh..." desah Elena Bexxa dengan suara nakalnya. Kedua tangan mencengkeram sprei dengan erat. Ketika kedua kakinya di buka lebar dan sentuhan kecupan berakhir di bagian lunak.

"Owhhh..." desah Elena Bexxa yang berusaha bangun dari tidurnya. Ketika ia merasakan bagian lunaknya di hisap, Di jilat dan di sertai dengan gigitan kecil yang semakin membuat tubuhnya terlena akan permainan yang luar biasa nikmat di bagian kecil tersebut.

Tidak hanya mempermainkan bagian lunak tersebut. William Clanton memasuki satu jemarinya ke dalam celah lembah yang sudah basah untuk mengetes keperawanan Elena Bexxa.

"Ahhh..." desah Elena Bexxa yang tidak menahan desahan manjanya.

Sambil meliuk-liuk tubuhnya di atas ranjang.

Elena Bexxa berusaha merapatkan kedua kakinya dari serangan jemari yang mengocok celah intinya yang berdenyut hebat.

Tak puas hanya satu jemari, William Clanton yang menambahkan satu jemarinya lagi untuk masuk ke dalam celah inti Elena Bexxa. Lalu bergerak secara cepat dan kasar untuk mengais cairan perlepasan yang akan keluar dari dalam celah inti Elena Bexxa yang sudah berdenyut hebat hingga mencengkeram kedua jemarinya yang di dalam tubuh Elena Bexxa.

"Ah.... Ah Ah," desah Elena Bexxa yang tersiksa dengan gerakan jemari William Clanton di bagian dalam celah intinya.

Kemudian ia tersedak karena mendapatkan perlepasan secara mendadak dari permainan jemari yang mengoda celah intinya.

Elena membuka kedua mata dan seketika ia terkejut. Secepat kilat Elena Bexxa mendorong sosok yang masih memeluk tubuhnya.

"Siapa kau?" dalam samarnya lampu tidur. Elena Bexxa tidak bisa melihat dengan jelas dan mengenali sosok besar itu.

Until DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang