Until Daddy

17

Selesai mengengeringkan rambutnya, Elena Bexxa melingkarkan handuk tersebut di badannya. Lalu berjalan keluar dari dalam kamar mandi dengan hati riang gembira.

Seketika kedua mata Elena Bexxa terbelalak melihat kopernya sudah hilang dari atas lantai.

"Siapa yang melakukannya?" gumam Elena Bexxa dengan hati bertanya-tanya.

Untuk memastikan keberadaan koper tersebut, Elena Bexxa membuka lemari pakaian dan ia mendapatkan kedua koper dan baju yang tersusun rapi di dalam. Tanpa perlu di tebak siapa orangnya. Elena Bexxa sudah bisa menebak siapa dalangnya. Jika bukan William Clanton yang melakukan.

"Rajin benar pria itu menyusun pakaian aku," cibir Elena Bexxa yang mengambil baju tipis untuk di kenakan dan ia juga tidak ada niat untuk ikut makan malam di lantai bawah.

***

Hari semakin malam, Lisa Bexxa melirik ke arah William Clanton yang duduk melihat buku.

"Di mana Elena?" tanya Lisa Bexxa yang takut Elena Bexxa tewas di dalam kamar. Setelah di setubuhi William Clanton semalam.

"Mana aku tahu," balas William Clanton dengan santainya tanpa melirik wajah Lisa Bexxa yang terlihat tidak baik sama sekali.

"Apakah dia bunuh diri karena ulahmu?" tanya Lisa Bexxa yang masih saja menunjukkan wajah ketakutan dengan hayalan sudah pergi kemana-mana.

William Clanton menutup bukunya. Lalu melihat ke arah Lisa Bexxa.

"Jika dia mati, kau juga terlibat. Jangan lupa apa yang kita setujui semalam, Tepatnya kita bersengkol bersama. Jadi resikonya tanggung bersama," lanjut William Clanton yang mengoleksi apa yang di katakan oleh Lisa Bexxa.

Lisa Bexxa mendengus kesal dengan apa yang di katakan oleh William Clanton yang ada benarnya.

"Aku pergi cek dulu," ucap Lisa Bexxa yang mau tidak mau pergi ke lantai atas untuk mengecek apa yang di lakukan oleh Elena Bexxa di dalam kamar.

William Clanton menulikan apa yang di katakan oleh Lisa Bexxa. Selain fokus kembali membaca buku yang menarik perhatiannya.

Di lantai atas. Lisa Bexxa berapa kali mengetuk pintu kamar Elena Bexxa dengan ketukkan cukup keras.

"Elena, Ayo keluar untuk makan malam. Jika kau sakit aku yang repot," seru Lisa Bexxa yang masih saja rajin mengetuk pintu kamar Elena Bexxa berulang kali.

Elena Bexxa yang sedang tidur lelap, Ia terpaksa bangun untuk membuka pintu kamar.

"Aku tidak mau makan," ucap Elena Bexxa dengan wajah kantuknya.

Lisa Bexxa menatapi tubuh Elena Bexxa dari atas hingga bawah. Ada rasa iri di dalam hatinya atas kemolekan tubuh Elena Bexxa.

"Tapi ini sudah malam," balas Lisa Bexxa yang sok perhatian. Ia tidak ingin Elena Bexxa meninggal di saat semua harta dari Jill Bexxa belum jatuh ke tangannya.

"Aku tidak lapar, ibu makan saja. Yang aku inginkan sekarang hanya mau tidur," ucap Elena Bexxa dengan menguap secara besar-besaran di depan Lisa Bexxa.

Lisa Bexxa berusaha menahan emosinya akan sikap Elena Bexxa yang di anggap kekanak-kanakan.

"Makan sedikit saja bagaimana. Ada makanan kesukaan mu," bujuk Lisa Bexxa yang berusaha meminta Elena Bexxa untuk makan malam.

Elena Bexxa memutar kedua bola matanya dengan malas. Lalu menutup pintu kamar secara kasar.

Di depan pintu kamar, Lisa Bexxa hanya bisa mengumpat dalam hati akan sikap Elena Bexxa yang sungguh menjengkelkan sekali.

"Sabar... sabar.. sabar.. Aku harus sabar," batin Lisa Bexxa yang berusaha untuk menahan kesabaran.

Setelah gagal membujuk Elena Bexxa untuk makan malam. Lisa Bexxa memilih turun ke lantai satu. Lalu duduk di hadapan William Clanton yang sudah menyantap makan malam dengan santainya.

"Bagaimana?" tanya William Clanton yang menyantap makanan tanpa melihat ke wajah Lisa Bexxa yang sudah hitam kelam.

"Anak itu tidak mau sarapan malam," balas Lisa Bexxa yang mendengus kesal akan sikap Elena Bexxa yang sungguh menjengkelkan dari hari ke hari.

"Biarkan saja," balas William Clanton dengan santainya dan tidak mau pusing dengan apa yang terjadi di dalam rumah.

Lisa Bexxa masih menatapi menu makanan di depan matanya. Mau tidak mau ia menyantap makanan tersebut dengan hati mengerutu.