21

21.3K 230 8
                                    

Elena Bexxa yang sudah tidak tahan di siksa seperti ini terus. Mau tidak mau ia terpaksa memanggil William Clanton dengan sebutan Daddy.

"Pintar," puji William Clanton akan kepatuhan Elena Bexxa yang memanggil namanya dengan sebutan Daddy.

Elena Bexxa tidak bersuara lagi. Ia menatapi kedua mata William Clanton yang masih penuh nafsu. Begitu juga dengan William Clanton yang menatapi Elena Bexxa.

"Kau sungguh cantik dan nikmat, Tidak sia-sia aku kembali membalaskan semua sakit hatiku padamu."

Elena Bexxa menutup kedua matanya, ketika mendapatkan perlepasan ketiga kalinya di pagi hari.

William Clanton tertawa kecil merasakan hangat di badan rudalnya akibat cairan perlepasan dari Elena Bexxa.

"Ini hadiah dari aku untuk mu," ucap William Clanton yang menyemburkan semua cairan di dalam tubuhnya ke dalam rahim Elena Bexxa.

"Sial, Kenapa di keluarkan di dalam lagi. Bisa-bisa aku hamil," batin Elena Bexxa yang memaki-maki kelakuan William Clanton yang hobi mengeluarkan cairan kental di dalam tubuhnya.

William Clanton membaringkan tubuh Elena Bexxa. Lalu ia mencabut barangnya dengan gerakan cepat.

"Menakjubkan," gumam William Clanton yang melihat ceceran itu masih keluar dari dalam celah inti Elena Bexxa.

Pasrah itulah yang di lakukan Elena Bexxa. Ia membiarkan William Clanton menatapi tubuhnya sampai puas.

William meraih pakaian piyama di atas lantai. Kemudian di kenakan di tubuh kekarnta, Lalu keluar dari dalam kamar Elena Bexxa tanpa kata-kata lagi.

Elena Bexxa memandangi satu tablet obat di atas nakas. Ia meraihnya dengan tangan.

"Aku harus keluar dari sini secepatnya," ucap Elena Bexxa yang menelan berapa pil obat tersebut tanpa meminum air. Lalu memilih untuk kembali tidur. Agar ia mendapatkan tenaga lagi, Karena sebentar lagi harus pergi ke kampus dan juga bertemu dengan pujaan hatinya.

***

Di ruang makan, Lisa Bexxa menatapi hindangan pagi di atas meja makan dengan hati riang gembira.

"Aku seperti kembali kehidupan mewah, Tidak sia-sia memanfaatkan pria bodoh ini yang masih ada hati dengan Elena Bexxa. Tidak lama lagi, Aku akan menjadi nyonya di dalam rumah ini. Maka semuanya akan menjadi milik aku," batin Lisa Bexxa yang tertawa bahagia akan bayangan masa depan di dalam kepalanya. Bayangan di mana dirinya menguasai harta Elena Bexxa dan William Clanton.

Berapa pelayan yang melihat wajah Lisa Bexxa yang sejak tadi hanya senyum-senyum tanpa menyentuh makanan. Mereka hanya bisa mencibir kelakuan Lisa Bexxa di dalam hati.

"Dasar kampungan," batin para pelayan yang melirik Lisa Bexxa dari atas hingga ke bawah.

William Clanton berjalan turun dari atas tangga dengan menggunakan pakaian formal. 

"Pagi sekali kau bangun?" ucap William Clanton yang menguap besar, Lalu menarik kursi untuk di duduki.

"Ini sudah jam 8 pagi, Kau masih bilang masih pagi?" tanya Lisa Bexxa dengan kedua menyelidiknya kepada William Clanton yang terlihat tidak biasa bangun pagi.

"Aku biasa bangun jam 9 pagi. Tapi kali ini ada kalian, Jadi harus sesuaikan jam aku dengan kalian berdua agar bisa sarapan pagi bersama-sama sebelum aku pergi ke kantor."

Mendengar apa yang di katakan oleh William Clanton. Lisa Bexxa hanya bisa ketawa dalam hati dengan nada mencibir William Clanton.

"Jangan memaksakan diri," balas Lisa Bexxa yang sok perhatian kepada William Clanton.

William Clanton hanya menampakkan senyuman tipis, Ia meraih pisau untuk mengambil selai kacang.

"Mana Elena?" tanya William Clanton yang berpura-pura cemas akan calon anak tirinya.

"Mungkin masih tidur. Diakan selalu bangun jam 10," balas Lisa Bexxa yang mulai menyantap sarapan pagi.

"Jam 1 pagi, Bagaimana dengan kuliahnya?" tanya William Clanton yang penasaran dan sekaligus ingin mencari celah untuk menyetubuhi Elena Bexxa setiap hari di berbagai tempat.

"Mana aku tahu, Mungkin ikut jadwal di kampus."

William Clanton tidak bertanya lagi, Ia berpikir untuk mencari tahu sendiri ke depannya dan juga mencari tahu siapa pria yang sedang dekat dengan Elena Bexxa.

"Aku mau lihat pria mana saja yang biasa memuaskan tubuh jalang mu," batin William Clanton dengan niat jahatnya.

Sedangkan Lisa Bexxa sedang memikirkan jumlah dan aset harta yang harus ia kuras dari dompet William Clanton secara perlahan-lahan. Seperti yang ia lakukan kepada Jill Bexxa.

"Benar-benar menarik, Aku harus pelan-pelan melakukan semuanya. Jika tidak akan berakibat fatal," batin Lisa Bexxa yang sibuk dengan pikirannya.

Makan pagi berlangsung sunyi berapa menit.

Elena Bexxa yang melihat keduanya di ruang makan. Ia tidak berniat mendekati atau menyapa keduanya. Selain keluar dengan langkah kaki besar.

"Kau mau kemana?" tanya Lisa Bexxa yang melihat Elena Bexxa.

"Bukan urusanmu," balas Elena Bexxa judes.

Until DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang