14

25.2K 239 4
                                    

"Antrian di kasir masih panjang, aku akan terlambat keluar. Jadi tolong bersabar," ucap Lisa Bexxa yang mencari perhatian dari William Clanton agar terlihat seperti wanita yang di gila-gilain para kaum pria.

"Ok," balas William Clanton padat dan jelas. Ia keluar dari dalam mobil untuk mengisi bahan bakar di mobil. Tidak lupa kedua matanya menatapi Elena Bexxa dengan tatapan penuh ancaman.

Elena Bexxa bukan takut dengan ancaman dari William Clanton. Tapi ia semakin memanasi William Clanton dengan cara berusaha membuka pintu mobil dan sesekali melihat ke arah lain untuk meminta pertolongan orang.

Selesai mengisi bahan bakar, William Clanton masuk ke dalam mobil.

"Sepertinya kau ingin aku perkosa lagi deh," ucap William Clanton dengan santainya.

Kedua mata Elena Bexxa terbelalak besar mendengar perkataan William Clanton yang di anggap tidak tahu diri.

"Jika itu memang mau mu, ayo kita selesaikan di tempat yang sepi. Aku janji kau akan ketagihan akan ukuran rudal aku ini yang keras, panjang dan gagah perkasa. Di jamin tidak akan menyesal seumur hidup mu," lanjut William Clanton dengan perkataan vulgarnya yang tidak di sensor.

"Kau kira aku ini budak kehangatan ranjang mu, kau salah besar. Aku tidak sudih melakukannya dengan pria tua seperti mu," seru Elena Bexxa dengan suara nyaringnya yang benar-benar memancing kemarahan William Clanton hingga ke ubun-ubun kepala.

William Clanton yang sedang mengemudikan mobilnya melirik Elena Bexxa yang duduk di belakang kursi penumpang. Lalu ia menghentikan mobilnya di salah satu bangunan tua dan tidak berpenghuni. 

William Clanton keluar dengan santai dan juga membiarkan pintu mobil tidak di kunci dari dalam.

Elena Bexxa yang termakan siasat William Clanton. Ia membuka pintu mobil untuk kabur. Namun usahanya sia-sia. William Clanton berhasil menarik pergelangan tangan Elena Bexxa.

Elena Bexxa yang geram dengan sikap William Clanton yang semena-menanya terhadap dirinya. Ia langsung mengigit jemari William Clanton dengan gigi.

Bukan rasa sakit yang di terima William Clanton, melainkan rasa nikmat dan juga tidak sabaran untuk memasuki tubuh Elena Bexxa dengan sekali hentakan tanpa pemanasan.

"Jalang seperti mu, harus di jinakkan terlwbih dahulu. Agar tahu dir," ucap William Clanton yang menjambak rambut Elena Bexxa dari belakang. Lalu memaksa Elena Bexxa untuk menempel ke arah tembok.

"Kita akan melakukan di sini dalam waktu cepat," ucap William Clanton yang meremas salah satu dada Elena Bexxa yang tidak mengunakan bra dan satu tangannya menarik celana Elena Bexxa semakin menurun ke bawah.

"Jangan..." pinta Elena Bexxa memohon.

"Wanita seperti mu harus di berikan pelajaran agar bisa diam dan menurut," balas William Clanton yang menempelkan asetnya di bokong Elena Bexxa.

"Tidak..." tolak Elena Bexxa yang tidak ingin di masuki oleh benda menjijikkan milik William Clanton. 

"Semakin kau berteriak maka semakin banyak orang yang bisa mencicipi tubuhmu dan hal itu menyenangkan sekali," lanjut William Clanton dengan perkataan yang menakut-nakuti Elena Bexxa.

Elena Bexxa terdiam sesaat, lalu kedua mata terbelalak besar dan merasakan rasa sakit yang luar biasa di bagian bawah yang di terobos masuk secara mendadak.

Sesak dan perih di rasakan oleh Elena Bexxa di bagai intinya yang kini di masuki oleh William Clanton.

"Sakit..." pekik Elena Bexxa dengan kedua tangan yang menjulur ke bawah untuk menarik rudal William Clanton keluar dari tubuhnya. Namun usahanya gagal lagi, kedua tangan Elena Bexxa di tarik ke belakang oleh William Clanton.

"Enak kan... Aku tahu kau menginginkan benda ini untuk memasuki tubuh jalangmu," cibir William Clanton yang kesenangan menghentakkan miliknya di dalam tubuh Elena Bexxa berulang kali.

"Sakit.... Lepasin," ujar Elena Bexxa yang merasakan ketidak nyaman pada bagian bawahnya di serang habis-habisan oleh William Clanton untuk ke tiga kalinya dalam sehari.

"Aku akan melepaskanmu, setelah aku puas memberikan pelajaran pada tubuh jalangmu. Agar kau tahu diri," ucap William Clanton yang masih rajin bergoyang pinggang di sertai dengan umpatan dan teriakan Elena Bexxa yang penuh desahan.

Tidak hanya menyetubuhi Elena Bexxa di dalam gedung tua yang terbengkalai. William Clanton juga menyetubuhi Elena Bexxa di dalam mobil di bagian kursi penumpang.

Kedua kaki Elena Bexxa terbuka lebar dan dengan posisi baring dan juga kedua dadanya juga tidak henti-hentinya di remas oleh kedua telapak tangan William.

"Hentikan... Ini menyakitkan," ujar Elena Bexxa yang berusaha menyingkirkan kedua tangan William Clanton yang menarik puncak dadanya dengan tarikan kuat dan bagian bawah masih tiada henti-hentinya di gempur sejak tadi.

William Clanton menampakkan senyuman miringnya. Lalu menghentikan aksinya.

"Cukup sampai di sini dan rapikan pakaian mu!" perintah William Clanton yang merasa sudah waktunya menjemput Lisa Bexxa yang di salah satu mini market.

Elena Bexxa hanya diam dengan nafas tersengal-sengal.

"Aku tidak sudi menunggu lama," lanjut William Clanton dengan peringatannya kepada Elena Bexxa yang masih terbaring dengan tubuh setengah polos.

Until DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang