8

40.3K 303 3
                                    

Lisa Bexxa yang tahu maksud dari isyarat yang di tunjukkan oleh William Clanton  ia hanya mendengus kesal.
"Kita sudah harus keluar dari sini selama 30 menit dan kau masih sempat-sempatnya melakukan hal tidak terpuji tersebut?" seru Lisa Bexxa dengan suara marahnya akan kegilaan nafsu William Clanton yang benar-benar lepas kendali.
William Clanton tidak menjawab apa yang di katakan oleh Lisa Bexxa. Ia mengelus rahangnya secara sensual.
"Bentar lagi juga turun, percaya saja dengan apa yang aku katakan padamu."
Lisa Bexxa tidak percaya dengan perkataan William Clanton. Ia melangkahkan satu kakinya dengan mendorong koper untuk keluar dari pintu.
Tetiba Lisa Bexxa sadar sesuatu. Ia segera menghentikan langkah kakinya dengan mengumpat secara kasar.
Lisa Bexxa baru sadar ada peraturan yang menyusahkan dari Jill Bexxa yang masih mengikat dirinya selama berapa tahun kedepan.
"Sial kau. Sudah mati masih saja menyusahkan aku," seru Lisa Bexxa dengan suara kemarahan di dalam hati.
Lisa Bexxa merasa peraturan gila yang di tinggalkan oleh Jill Bexxa  merupakan peraturan yang menyiksa dirinya dan bekerja sebagai sapi peras setelah menerima uang bulanan yang tidak cukup untuk biaya hidup di kota besar.
William Clanton yang duduk santai di sofa, ia menatapi Lisa Bexxa yang tidak jadi keluar dari pintu utama yang masih dalam posisi terbuka.
"Sial," batin Lisa Bexxa yang akhirnya melangkah masuk lagi dan kini ia duduk berdua dengan William Clanton di satu sofa besar.
"Sepertinya aku tahu sesuatu yang membuatmu tidak bisa bebas melakukan apapun," ucap William Clanton dengan wajah santai dan senyuman lebar.
Lisa Bexxa hanya bisa mendengus kesal dengan apa yang di katakan oleh William Clanton yang memang ada benarnya. Ia tidak bebas melakukan apa pun. Karena peraturan dari Jill Bexxa masih mengikatnya sampai sekarang ini.
"Percuma kau marah sekarang, lebih baik menikmati dulu dan kita liat hasilnya. Jangan karena keegoisan sesat maka semua usaha jadi sia-sia," saran William Clanton yang masih duduk santai dengan otak membayangkan misi kedepannya.
Lisa Bexxa tidak menjawab apa yang di katakan oleh William Clanton. Ia hanya bisa mendengus kesal berapa kali dengan wajah cemberutnya.
***
Di dalam kamar, Elena Bexxa yang sudah selesai mandi. Ia segera memasukkan semua bajunya ke dalam koper termasuk buku sampai peralatan make up. Sedangkan sepatu di tas lain.
"Kenapa tidak ada pemberitahuan sebelumnya dari pihak bank," gerutu Elena Bexxa yang memakai pakaian secara tergesah-gesah. Lalu menarik satu koper besar dan satu tas.
Seorang pria menatapi Elena Bexxa yang sudah keluar dari dalam kamar. Ia berjalan masuk ke dalam kamar dengan dua cleaning servis.
"Buang semuanya," perintah pria itu kepada kedua cleaning servis yang masih berdiri dengan wajah kaget melihat keandaan ranjang yang tidak terbentuk lagi.
Kedua cleaning servis segera menarik sprai dan sesuatu jatuh ke lantai.
Pria itu segera mengambilnya dengan alasan akan di kembalikan kepada pemiliknya.
Kedua cleaning servis itu tidak curiga sama sekali melihat pria itu keluar secara tergesah-gesah.
Sesampai di anak tangga paling atas, pria itu menatapi pemandangan di bawah dengan senyuman jahat.
"Keluarga yang bahagia. Aku sungguh iri melihatnya," gumam pria itu dengan suara kecil dan ia memasukkan flash disc ke dalam saku celananya dengan tujuan lain untuk memberikan pelajaran kepada keluarga bahagia tersebut.
"Kedepannya pasti menyenangkan," batin pria itu yang masih mengeluarkan tatapan kebencian kepada ketiga orang di lantai dasar. Setelah menebak isi dari flashdisk yang kini di dalam saku celananya.
***
Di lantai dasar, Lisa Bexxa langsung menegur Elena Bexxa yang berjalan seperti siput.
"Jangan marah lagi, Mungkin isi tasnya yang berat hingga ia berjalan seperti ini. Lebih baik kita berbahagia karena bisa menepati rumah baru," tegur William Clanton akan sikap Lisa Bexxa yang masih suka ngoceh tidak karuan sejak tadi.
"Kamu ini jangan terlalu memanjakan Elena, Nanti jadi kebiasaan akhirnya. Dengan sengaja berjalan seperti siput," balas Lisa Bexxa yang berjalan duluan.
"Sebentar lagi dia akan menjadi anak tiri aku, Sudah sepantasnya aku perhatian padanya. Daripada di cap jahat sama publik," jelaS William Clanton yang berpura-pura menjadi ayah yang baik bagi Elena Bexxa di depan publik. Padahal kenyataannya ia adalah pria paling bajingaann.
Elena Bexxa menatapi William Clanton dengan tatapan benci, Saat William Clanton mengambil ahli koper besar dari tangannya.
"Apa masih sakit itumu," bisik William Clanton dengan nada sensualnya yang seakan bermakna aku masih ingin mencicipinya lagi.
Seketika Elina Bexxa langsung menghindari William Clanton yang berjalan di sampingnya.
William Clanton tidak tersinggung, karena ia sudah mendapatkan apa yang menjadi tujuannya selama berapa tahun ini.
"Tolong tanda tangan," sahut salah satu petugas bank bagian penyitaan kepada Elena Bexxa.
Elena Bexxa meraih pen dari tangan petugas bank. Ia melukiskan tanda tangan ke kertas yang berisi pengosongan rumah.
Sebenarnya sangat berat bagi Elena Bexxa untuk melepaskan rumah ini. Karena banyak kenangan indah. Tapi ia tidak punya cukup uang untuk mempertahankan rumah tersebut.
Ujung mata William Clanton melihat wajah sedih Elena Bexxa.
"Terima kasih," ucap petugas penyitaan rumah kepada Elena Bexxa.
Elena Bexxa tidak bersuara, Ia berjalan dengan otak banyak pikiran.
Salah satu pikiran Elena Bexxa, Yaitu ia merasa tidak ingin tinggal di rumah William Clanton, Karena di pastikan sungguh berbahaya ke depannya.
"Jangan melamun, Ayo masuk ke dalam mobil!" perintah William Clanton yang membuka pintu mobil bagian penumpang. Lalu ia mendorong tubuh Elena Bexxa masuk ke dalam.
Elena Bexxa yang tidak sempat menghindar, Ia terdorong ke dalam mobil William Clanton.
"Jangan manja Elena, Kau masih dalam tahap pengawasan orang tua. Bagaimana pun aku ini ibu tirimu," ucap Lisa Bexxa yang menekan posisinya kepada Elena Bexxa.
Elena Bexxa berdecak kesal atas apa yang di katakan oleh Lisa Bexxa padanya.
Lisa Bexxa melirik Elena Bexxa dari kaca di dalam mobil dengan dahi berkerut dan wajah tidak senang.
"Kita tidak punya uang dan tempat tinggal. Lebih baik tinggal bersama William Clanton, Lagian ia akan menjadi ayahmu dan juga akan menanggung biaya kuliah sampai uang jajanmu. Seharusnya kau bersyukur bukan pasang wajah seperti itu," nasehat Lisa Bexxa yang berpura-pura jadi ibu yang baik.
Elena Bexxa masih memilih diam membisu.
"Oya uang kuliah dan juga utang ayahmu sudah di lunasin sama William Clanton. Jadi. Kedepannya kita tidak akan di kejar oleh kreditor lagi," lanjut Lisa Bexxa yang masih berbicara sendiri di dalam mobil seperti orang bodoh yang di diamkan oleh Elena Bexxa.

Until DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang