10

34.3K 324 4
                                    

Permainan yang cukup lama dan sepertinya sudah sampai batasnya

Dengan suara yang di tahan, William Clanton mengeluarkan semua penderita dalam bentuk cairan kental atas punggung Elena Bexxa.

"Ohhh... Benar-benar sungguh nikmat tubuh jalangmu," puji William Clanton dengan nafas tersengal-sengal dan tidak ada niat untuk melepas Elena Bexxa dari kesenangan yang ia lakukan saat ini.

"Ini baru pemanasan," ucap William Clanton yang mengatur nafasnya untuk melanjutkan ke ronde kedua.

Elena Bexxa merasa ia sudah sangat lemas dan kesakitan di bagian bawah yang di siksa secara bertubi-tubi sejak tadi.

Merasa sweater yang di kenakan oleh Elena Bexxa menganggu. William Clanton langsung melepaskan sweater tersebut dari tubuh Elena Bexxa dengan menjadikan sweater tersebut sebagai tali untuk mengikat kedua tangan Elena Bexxa ke depan.

"Jangan mendesah, gigit sweater mu secara kuat!" perintah William Clanton yang akan memulai sesi selanjutnya lagi.

"Lepaskan aku," pinta Elena Bexxa dengan air mata yang lebih banyak.

"Tenang saja. Aku akan melakukannya jika sudah puas," ucap William Clanton yang mulai bergoyang lebih kuat dari sebelumnya dengan kedua tangan memegang pinggang Elena Bexxa.

Elena Bexxa merasa ukuran milik William Clanton semakin membesar dari sebelumnya dan hal ini sungguh menyiksa.

"Tolong lepaskan aku," pinta Elena Bexxa memohon dengan suara pilu.

William Clanton menulikan telinganya, ia terus bergoyang dengan kuat.

Sedangkan Elena Bexxa berapa kali berteriak kesakitan dengan membungkam mulutnya dengan mengigit sweater di yang melilit kedua pergelangan tangannya.

"Akhirnya kau menjadi wanita penurut," bisik William Clanton yang mengusap punggung Elena Bexxa dengan cairan kental yang ia semprotkan tadi. Lalu semakin menurun hingga meremas kedua dada yang berlomba-lomba menuju finish.

Elena Bexxa hampir mendesah kuat ketika William Clanton memainkan puncak dadanya dengan di tarik dan di jepit dengan jemari. Sedangkan area bawahnya masih di siksa dengan gerakan yang masih cepat.

"Sepertinya kesukaan mu di serang secara dua arah," cibir William Clanton yang yang bergerak semakin gila dengan kedua tangannya masih mencengkeram kedua dada Elena Bexxa dari arah belakang.

"Ah udah Will, ini sungguh menyakitkan. Aku tidak kuat lagi," ucap Elena Bexxa dengan nafas tersengal-sengalnya akan penyiksaan dari William Clanton yang di lakukan secara dua arah.

"Aku belum puas jalang," cibir William Clanton yang semakin gila menghentakkan miliknya berulang-ulang kali di dalam celah inti Elena Bexxa yang sudah lecek.

"Ohhhh... Tubuh jalangmu kenapa begitu nikmat," desis William Clanton yang tidak ingin berhenti bergoyang.

Elena Bexxa mengigit sweater yang di pergelangan tangan dengan keringat bercucuran di tubuh. Ia sudah tidak sanggup mengimbangi kegilaan William Clanton yang bergoyang sejak tadi di tambah perutnya juga sudah lapar.

Tak puas menyetubuhi Elena Bexxa dari posisi belakang.

William Clanton mulai menganti posisi untuk bercinta. Kali ini ia duduk di atas tutup closet dan tubuh Elena Bexxa di atasnya.

Elena Bexxa tidak berdaya. Ia hanya bisa melingkarkan kedua tangannya di leher William Clanton dan mengigit bibir bawahnya dengan keras. Saat benda tunpul itu menyeruak masuk ke dalam celah intinya. Terasa penuh dan sesak di dalam.

William Clanton menghentakkan dari arah bawah berapa kali. Lalu ia memegang pinggul Elena Bexxa dengan kedua tangan.

Elena Bexxa hanya bisa menutup kedua mata dan mengigit bibir bawahnya secara kuat. Karena William Clanton menaik dan menurunkan tubuhnya secara mendadak.

Until DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang