15

24.4K 225 3
                                    

Elena Bexxa mendengus kesal akan sikap William Clanton. Ia meraih celananya di atas kepala kursi. Lalu memakainya dengan hati mengerutu di sertai dengan umpatan terhadap William Clanton yang kini duduk di kursi pengemudi dengan wajah tersenyum lebar yang menampakkan kepuasan.

"Jalang seperti mu harus berterima kasih padaku yang sudah bersedia memuaskan tubuhmu," lanjut William Clanton yang masih membangga diri dan lagi-lagi perkataan William Clanton di tulikan oleh Elena Bexxa.

Kesal dan marah dengan sikap Elena Bexxa yang masih seperti tadi. William Clanton menjalankan mobilnya ke arah jalan raya. Ia mengemudikan mobilnya ke arah tempat Lisa Bexxa sedang berbelanja kebutuhan peralatan mandi.

Sesampai di area pakiran mobil. William Clanton menghubungi Lisa Bexxa apakah sudah selesai belanja atau belum.

"Ini sedang di pintu keluar," balas Lisa Bexxa dengan sikap santainya yang berjalan ke arah tempat pakiran mobil di mana mobil William Clanton sedang di pakirkan di sana.

"Maaf lama menunggu," ucap Lisa Bexxa yang berpura-pura merasa bersalah karena membuat William Clanton menunggu lama di dalam mobil.

"Tidak apa, santai saja. Lagian tidak lama," balas William Clanton dengan senyuman lebarnya yang di paksakan kepada Lisa Bexxa. Di dalam hati ia memaki-maki Lisa Bexxa karena kesenangan dirinya terganggu.

Lisa Bexxa melirik ke arah kursi belakang. Ia melihat Elena Bexxa sedang sibuk bermain ponsel sejak tadi.

"Kau tidak beli peralatan mandi?" tanya Lisa Bexxa yang berpura-pura perhatian kepada Elena Bexxa.

"Tidak, peralatan mandi aku masih ada dan semua tersusun di dalam koper. Jadi tidak perlu membuang uang untuk hal yang tidak penting sama sekali," balas Elena Bexxa dengan cibirannya yang hampir membuat Lisa Bexxa melayang kantong belanja kearah wajah anak tirinya. Tapi ia berusaha untuk bersabar demi menjaga imej sebagai wanita yang lembut di depan mata William Clanton.

Wiliam Clanton yang sudah bosan di dalam mobil. Ia mulai bersuara.

"Jika tidak ada yang mau belanja lagi. Kita pulang sekarang untuk beristirahat dan mempersiapkan diri untuk makan malam bersama-sama," ucap William Clanton yang menjalankan mobilnya ke arah jalan raya yang menuju ke arah rumahnya.

Sepanjang perjalanan Elena Bexxa hanya fokus kepada ponselnya. Ia tidak perduli dengan percakapan kedua orang di depannya.

 "Aku harus mencari tempat tinggal baru," batin Elena Bexxa yang tidak sudih tinggal bersama William Clanton dan ibu tirinya yang di pastikan ia akan menjadi jalang yang akan di gilir oleh para pria nantinya. Mengingat William Clanton yang mempunyai sikap hiper dan masih dendam kesumat pada dirinya.

"Aku tidak sudi tinggal berlama-lama di tempat kalian berdua," lanjut batin Elena Bexxa yang telah menemukan berapa apertemen yang di kontrak dengan harga murah dan berapa ada yang dekat dengan tempat kuliahnya.

"Sisa pergi untuk survei tempatnya," gumam Elena Bexxa pelan dan hal ini memancing rasa penasaran William Clanton yang sejak tadi heran dengan apa yang di cari oleh Elena Bexxa di layar ponsel sampai serius itu.

Mobil yang di kemudikan oleh William Clanton memasuki satu kawasan elit dan Lisa Bexxa menatapi kawasan tersebut dengan mata besar dan berbangga diri atas keahliannya mengait William Clanton.

"Kedepannya tidak ada yang berani mencibir atau merendahkan aku lagi," batin Lisa Bexxa yang sudah tinggi hati atas tempat tinggalnya yang baru dan sisa menguras isi dompet William Clanton melalui pernikahan seperti yang ia lakukan dulu kepada ayah Elena Bexxa.

"Kita sudah sampai, Mulai hari ini dan kedepannya kalian akan tinggal di sini. Saya harap kalian betah di rumah ini," ucap William Clanton dengan nada sopan dan ramahnya yang di buat-buat.

Elena Bexxa segera keluar dari dalam mobil. Ia mengeluarkan dua koper miliknya dari dalam bagasi mobil.

"Aku akan menunjukkan di mana kamarmu," tawar William Clanton yang berpura-pura menjadi ayah tiri yang baik di depan sikap para pelayan yang sedang menatapi mereka bertiga.

"Pelayan ini hanya datang di saat pagi dan sore hari, Mereka tidak tinggal di sini. Jadi apa yang mau kalian inginkan bisa di kerjakan sendiri," jelas William Clanton kepada kedua wanita yang berjalan masuk ke dalam rumah.

"Oh ya di dalam rumah ini ada anak tiri aku dari pernikahan sebelumnya, Tapi dia jarang pulang ke sini. Nanti aku akan mengenalkan dia kepada kalian," lanjut William Clanton yang berhasil mengejutkan Lisa Bexxa yang berniat menguasai seisi rumah ini.

"Pria atau wanita?" tanya Lisa Bexxa yang kepo akan anak tiri William Clanton dan ia baru tahu William Clanton mempunyai anak tiri dan hal ini sungguh mengejutkan sekali.

Sedangkan Elena Bexxa tidak perduli sama sekali. Ia masih diam dengan pikiran untuk mengotrak apertemen yang dekat dengan kampus dengan tujuan untuk menghindari William Clanton di dalam rumah ini.

"Siapa namanya?" lanjut Lisa Bexxa yang masih kepo tentang anak tiri tersebut.

"Masih remaja, Belum bisa di sebut pria. Namanya Alex Clanton,'' balas William Clanton dengan sikap santainya dan hal ini sangat di benci oleh Lisa Bexxa yang merasa ada saingan di dalam rumah.

"Seumuran dengan Elena Bexxa?" lanjut Lisa Bexxa yang masih kepo dengan anak tiri William Clanton.

"Sepertinya begitu, Nanti kalian akan bertemu dengan dia dalam waktu dekat ini. Sekarang dia tidak ada di sini," balas William Clanton yang tidak terlalu perduli dengan anak tirinya mau di mana dan dengan siapa.

Lisa Bexxa mendecak kesal dalam hati karena ada saingan di dalam rumah.

"Kamarmu di sini," ucap William Clanton yang sengaja menempatkan Elena Bexxa dekat dengan kamarnya.

Elena Bexxa memasang wajah dinginnya. Ia masuk ke dalam kamar dengan mencuekkan William Clanton yang berdiri di depan pintu kamar.

Until DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang