23

17.2K 219 3
                                    

Para pelayan menatapi Lisa Bexxa dengan tawa di dalam hati.

"Paling tak lama lagi akan di depak oleh tuan," ucap salah satu pelayan yang agak tua.

"Otomatis, tuan itu hanya menginginkan tubuh wanita muda. Jika bersama dengan wanita tua, paling karena hartanya."

Semua pelayan melihat ke arah pelayan yang di tengah. Lalu semuanya tertawaan terbahak-bahak membayangkan nasib Lisa Bexxa yang tragis seperti wanita tua sebelumnya yang di peras oleh William Clanton selama ini.

"Aku tidak sabar menantikan masa depan wanita sok jadi nyonya itu. Bernasib sama seperti wanita Sebelumnya," ucap pelayan tengah dengan btawa renyah.

"Mereka belum tahu sikap asli tuan William Clanton," timpal seorang pelayan wanita yang mencibir Lisa Bexxa.

"Hmmm lebih baik kita pulang daripada melayani wanita itu," sambung pelayan berambut pendek.

Kedua pelayan langsung setuju dengan apa yang di katakan oleh pelayan di tengah.

***

Di jalan yang sepi, William Clanton masih mengemudikan mobilnya secara pelan untuk mengikuti langkah kaki Elena Bexxa.

"Ayo naik," sahut William Clanton yang menjalankan mobil mewahnya dengan kecepatan sedang.

Elena Bexxa melihat ke arah William Clanton yang masih rajin mengikuti dirinya sejak tadi.

"Tidak perlu," tolak Elena Bexxa yang tidak sudih melihat wajah bejat William Clanton kali ini yang selalu membuat celah inti lecek.

"Ayo naik," ucap William Clanton yang menaikkan tekanan suaranya ke level satu tingkat.

Elena Bexxa melirik wajah William Clanton dengan tatapan sinis. Lalu kembali melanjutkan jalan kakinya dengan sikap santai.

Geram akan sikap Elena Bexxa yang di anggap mengulur waktu sejak tadi.

William Clanton segera keluar dari dalam mobil. Ia menarik pergelangan tangan Elena Bexxa secara kasar.

"Apa kau tuli?" seru William Clanton yang memasih menarik pergelangan tangan Elena Bexxa.

Elena Bexxa memperlihatkan tatapan sinisnya kepada pria di hadapannya.

"Kalau iya kenapa?" balas Elena Bexxa yang tidak mau kalah berdebat dengan William Clanton.

William Clanton menghela nafas panjangnya. Ia sungguh tidak sabar menghadapi sikap Elena Bexxa yang asli selalu memanasi hatinya.

"Lepasin," seru Elena Bexxa yang menghembuskan tangan William Clanton secara kasar.

"Kau itu benar-benar harus di berikan pelajaran agar menjadi jalang yang menurut apa kata tuannya," ucap William Clanton dengan ancamannya.

Elena Bexxa menganggap perkataan William Clanton hanya sebuah ancaman. Maka ia memilih berjalan pergi dengan sikap santainya.

William Clanton yang sudah kesal sampai tidak bisa mengontrol kemarahan di dalam hatinya. Ia menget sesuatu yang akan membuat Elena Bexxa menjadi wanita yang patuh kali ini.

Suara desahan yang tidak asing, memancing keinginan tahuan Elena Bexxa untuk menoleh ke arah belakang.

"Cepat lebih cepat lagi... Ah.." desah suara nyaring tidak tahu malu itu yang kini di putar oleh William Clanton melalui ponselnya.

"Ini baru satu video, bagaimana dengan video yang di dalam toilet. Aku jamin akan banyak pria yang berantri untuk membeli video tersebut dan kau akan tahu akibatnya," ucap William Clanton dengan tatapan mata yang mengancam kepada Elena Bexxa yang berdiri dengan wajah marah.

William Clanton memang suka melihat kemarahan Elena Bexxa yang di anggap sungguh menggairahkan dan membangkitkan gairah di dalam tubuhnya berlipat-lipat dari sebelumnya.
"

Kau mengancam aku dengan video persetubuhan panas kita berdua?" seru Elena Bexxa yang murkah setelah lama diam melihat William Clanton yang tidak ada malunya dengan memutar video tersebut dengan volume suara besar di depan jalan.


Until DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang